Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Labia Puffing, Tren Kecantikan Baru yang Bikin Miss V Tampak Lebih 'Berisi'

Hestianingsih Hestianingsih - wolipop
Rabu, 05 Feb 2025 21:00 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Young woman in yellow short dress standing with her hands between legs, needs a restroom, isolated for white background. Womens health, gynecology.
Foto: iStock
Jakarta -

Tren prosedur kosmetik terus berkembang, termasuk untuk area intim. Salah satu tren yang kini banyak diminati adalah labia puffing, yakni prosedur untuk membuat labia majora (bagian luar dari vulva) atau disebut juga bibir vagina, terlihat lebih berisi dan kencang.

Prosedur ini dilakukan dengan menyuntikkan filler atau mentransfer lemak ke area tersebut untuk mengembalikan volume yang berkurang akibat penuaan, penurunan berat badan, atau setelah melahirkan.

Menurut Dr. Fenwa Milhouse, seorang urolog, labia puffing semakin populer dari tahun ke tahun dan berpotensi menjadi prosedur yang umum seperti operasi pembesaran payudara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Suatu hari nanti, ini akan jadi sesuatu yang biasa dibicarakan seperti kita membahas implan payudara," ujarnya, seperti dikutip dari Allure.

Meskipun identik dengan wanita yang lebih tua, nyatanya labia puffing juga diminati oleh wanita muda.

ADVERTISEMENT

"Saya pernah menangani pasien usia 20-an yang merasa labia majora mereka terlalu kecil dan kurang menarik. Sementara itu, banyak juga wanita pra-menopause dan pasca-menopause yang menjalani prosedur ini," tambah Dr. Milhouse.

Dr. Shazia Malik, dokter spesialis kebidanan dan ginekologi asal Inggris, mengatakan bahwa labia puffing umumnya dilakukan oleh wanita yang ingin mengembalikan tampilan area intim mereka agar tampak lebih muda dan penuh. Faktor penyebabnya bisa beragam, mulai dari usia, perubahan berat badan, hingga setelah melahirkan.

Selain alasan estetika, banyak wanita yang merasa lebih percaya diri setelah menjalani prosedur ini, terutama dalam kehidupan intim mereka.

"Beberapa pasien saya mengatakan bahwa prosedur ini membuat mereka merasa lebih seksi dan puas dengan tubuh mereka," ungkap Dr. Malik kepada Metro UK.

Kenapa Labia Bisa Mengendur?

Sama seperti kulit di bagian tubuh lainnya, bibir vagina bisa mengalami perubahan seiring waktu. Dr. Mona Gohara, seorang dokter kulit dari Connecticut, AS, menjelaskan bahwa turunnya kadar estrogen berpengaruh pada produksi kolagen dan elastin, yang menyebabkan kulit menjadi lebih kendur dan kehilangan volume.

"Ketika kadar estrogen turun, kolagen dan elastin juga ikut berkurang," katanya.

Labia Puffing Bisa Menggunakan Filler atau Transfer Lemak

Labia puffing bisa dilakukan dengan dua metode. Pertama, menggunakan filler asam hialuronat, seperti yang digunakan untuk mengisi bibir atau pipi. Dr. Milhouse biasanya menyuntikkan 1-3 suntikan, bahkan bisa hingga 6 suntikan, untuk mencapai tampilan yang diinginkan. Biayanya mulai dari US$2,500 (sekitar Rp39 juta) dan hasilnya bertahan sekitar satu tahun.

Metode kedua adalah transfer lemak, yaitu dengan mengambil lemak dari bagian tubuh lain dan menyuntikkannya ke labia majora. Prosedur ini lebih mahal, dengan biaya sekitar US$5,000 (sekitar Rp78 juta), tetapi hasilnya lebih tahan lama.

Seperti prosedur kecantikan lainnya, labia puffing juga memiliki risiko. Efek samping yang mungkin terjadi antara lain pembengkakan, iritasi, memar di area suntikan, hingga reaksi alergi dalam kasus yang jarang terjadi.

Tren labia puffing mungkin masih tergolong baru, tetapi dengan meningkatnya permintaan, bukan tidak mungkin prosedur ini akan semakin umum di masa depan. Bagaimana menurutmu?

(hst/hst)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads