Kisah Wanita Menyesal Jadi Pria Transgender, Sedih Tidak Bisa Menyusui Anaknya
Seorang wanita bernama Prisha Mosley mengungkapkan kisahnya yang penuh emosi dan konflik setelah menjalani perjalanan hidup yang tidak biasa. Di usia 17 tahun, Prisha melakukan transisi menjadi pria melalui prosedur medis yang dikenal sebagai 'gender-affirming care.' Namun, ia menyesalinya dan kembali ke gender sesuai fitrahnya.
"Dokter dan terapis sangat yakin untuk mengangkat payudaranya dan memberinya testosteron. Itu adalah janji. Saya sepenuhnya mempercayainya karena saya perlu mempercayainya. Saya tidak melakukan transisi karena saya bersenang-senang. Tidak ada ilmu saraf yang dapat mengubah otak saya, jadi saya harus mengubah tubuh saya," akunya dalam film dokumenter pendek berjudul 'Prisha Mosley A Detanstitioner's Pregnancy Journey.'
Prisha memulai terapi hormon testosteron pada usia remaja dan menjalani mastektomi ganda, prosedur pengangkatan payudara, di usia 18 tahun. Namun, transisi ini ternyata tidak menyelesaikan masalah emosional yang ia hadapi, termasuk anoreksia, kecemasan, dan trauma akibat kekerasan seksual di usia 15 tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah beberapa tahun hidup sebagai pria, Prisha menyadari bahwa perubahan gender bukanlah solusi untuk perasaan tertekan yang ia alami. Ia pun memutuskan untuk detransisi dan kembali menjalani hidup sebagai wanita.
Tubuhnya telah berubah secara permanen akibat intervensi medis yang ia jalani. Prisha akhirnya mengandung dan melahirkan, namun perasaan bersalah terus menghantuinya karena dia tidak bisa lagi menyusui.
"Saya merasa seperti monster. Saya menempatkan bayi saya di dada saya, tetapi saya tidak bisa merasakan koneksi yang nyata," katanya.
Kini, Prisha menggugat delapan praktisi medis yang menurutnya telah menyesatkan dirinya untuk menjalani prosedur transisi gender. Ia merasa bahwa keputusan besar ini dibuat terlalu dini, ketika ia masih remaja dan belum cukup matang untuk memahami konsekuensinya.
"Saya adalah bagian dari eksperimen ini. Para dokter dan terapis yang saya percayai begitu yakin bahwa ini adalah jalan terbaik. Tapi sekarang saya menjadi pasien seumur hidup," tegasnya.
Prisha juga memberikan kesaksian di depan Mahkamah Agung Amerika Serikat dalam kasus United States v. Skrmetti, yang membahas legalitas undang-undang Tennessee yang melarang prosedur transisi gender pada anak di bawah umur.
(kik/kik)
Home & Living
Bikin Natal Lebih Ceria, Lampu Hias Ini Cocok Jadi Dekorasi Natalmu!
Home & Living
Rekomendasi 3 Hampers Natal Eksklusif yang Siap Bikin Momen Kamu Makin Spesial!
Home & Living
Rekomendasi 3 Dekorasi Natal Simple tapi Bikin Rumah Auto Hangat!
Health & Beauty
Skincare Set Ini Layak Jadi Hadiah Natal untuk Orang Terdekatmu
Pahami Jam Makan yang Baik untuk Diet, dari Sarapan sampai Makan Malam
Ini Sayuran Paling Sehat Menurut Sains, Rendah Kalori Bisa untuk Diet
Angelina Jolie Buka-bukaan soal Mastektomi, Perlihatkan Bekas Operasi di Dada
Johnson & Johnson Dihukum Bayar Rp 628 M Terkait 2 Wanita Kena Kanker Ovarium
Nggak Cuma Enak Jadi Camilan, Dark Chocolate Juga Bisa Memperlambat Penuaan
Potret Aktris Riley Keough yang Disebut Ibu dari Anak Ketiga John Travolta
Kaleidoskop 2025
10 Gaya Ikonik Kate Middleton di 2025, Dinobatkan Sebagai Influencer Abadi
Foto: Denny Wirawan Angkat Spirit Sumba dalam Koleksi 'Bumi Sabana'
Victoria Beckham Ungkap Panggilan Barunya Setelah Suami Dapat Gelar Kehormatan











































