Aplikasi Diet Jadi Kontroversi, Sarankan Orang Dewasa Makan Seperti Balita
Aplikasi diet bernama Noom jadi kontroversi setelah menyarankan penggunanya untuk mengonsumsi kalori jauh lebih sedikit dari kebutuhan per hari. Para pakar diet menyebut bahwa jumlah asupan yang hanya sebanyak itu bisa menimbulkan efek samping serius.
Noom merupakan aplikasi diet yang menggunakan pendekatan psikologi untuk membantu para penggunanya menurunkan berat badan dengan mengubah gaya hidup jadi lebih sehat. Namun belakangan aplikasi ini menuai kritik karena dinilai mendorong orang untuk menjalani diet tidak sehat.
Aplikasi yang tahun lalu meraih pendapatan hingga USD 400 juta atau sekitar Rp 5,7 triliun ini merekomendasikan asupan 1.200 kalori per hari kepada para penggunanya. Sementara kebutuhan kalori pria dan wanita normalnya berkisar antara 1.500 - 2.500 kalori.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pakar diet Brigitte Zeitlin mengatakan bahwa rekomendasi 1.200 kalori per hari seharusnya untuk anak balita, bukan orang dewasa.
"Jumlah itu sangat rendah. Bukan sajian untuk orang dewasa," tuturnya, seperti dikutip dari Insider.
Brigitte juga memperingatkan asupan kalori yang terlalu rendah dapat menyebabkan kelelahan baik secara fisik maupun mental. Kekurangan asupan gizi dan kalori juga bisa berakibat gangguan kesehatan yang serius.
Defisit kalori memang salah satu kunci penurunan berat badan yang efektif. Tapi bukan berarti memangkas drastis asupannya, melainkan membakar lebih banyak kalori daripada yang masuk ke dalam tubuh dengan beraktivitas fisik.
Beberapa orang mungkin memerlukan lebih sedikit kalori per hari. Namun perlu diperhatikan juga gender, bentuk dan kebiasaan olahraga sebelum mengurangi asupan kalori.
Brigitte pun mengkritisi aplikasi Noom yang tidak menghitung kebutuhan kalori setiap individu yang jadi member-nya. Sebab setiap orang punya kebutuhan kalori yang berbeda-beda.
"Jumlah kalori yang tepat untuk menurunkan berat badan berbeda pada setiap orang. Seharusnya tidak ada standarnya. Itu bisa merugikan, tidak realistis dan terlarang," jelas Brigitte lagi.
Berikut ini beberapa gangguan kesehatan yang bisa terjadi saat seseorang memangkas asupan kalori terlalu drastis dan kurang dari yang direkomendasikan pakar kesehatan:
- Kelelahan
- Sulit konsentrasi dan mengingat
- Rambut rontok
- Kulit kering atau kemerahan
- Gangguan pencernaan
- Cepat marah karena tidak bisa mengontrol emosi
Jika kekurangan asupan kalori berlangsung lama atau jangka panjang, efeknya bisa lebih parah. Mulai dari stres pada organ dalam termasuk jantung, risiko keretakan tulang, sistem imun melemah dan metabolisme tubuh terganggu.
"Berapa lama sebelum Anda masuk rumah sakit tergantung dari seberapa beruntungnya Anda," pungkas Brigitte.
(hst/hst)
Health & Beauty
Pilih Toner Sesuai Kondisi Kulit! Anua Punya Beberapa Opsi untuk Berbagai Kebutuhan Kulitmu
Home & Living
Bikin Momen Natalmu Lebih Hangat dengan Hampers Mug yang Bikin Senyum!
Home & Living
Ide Kado Natal Elegan & Fungsional: Aveline Sendok Garpu Natal Set Gift vs Domov Krisa Christmas Stainless Steel Hampers!
Health & Beauty
Gigi Menguning Karena Kopi? KLAR Teeth Whitening Mask Jadi Solusi Praktis Anti Ngilu
6 Bulan Makan Menu yang Sama Demi Kurus, Wanita Ini Berakhir Masuk UGD
Sering Memar Tanpa Sebab? Ini 10 Penyebabnya Menurut Ahli Kesehatan
Pahami Jam Makan yang Baik untuk Diet, dari Sarapan sampai Makan Malam
Ini Sayuran Paling Sehat Menurut Sains, Rendah Kalori Bisa untuk Diet
Angelina Jolie Buka-bukaan soal Mastektomi, Perlihatkan Bekas Operasi di Dada
Most Pop: Penampilan Davina Karamoy, Sosoknya Sedang Jadi Sorotan
13 Drama China Romantis di Netflix yang Bikin Baper dan Ketagihan
Cara Pakai Cushion Supaya Makeup Awet Seharian, Ini Triknya
Moon Ga Young Tanggapi Kontroversi Gaya Seksi, Pakai Lingerie di Bandara











































