Cara Baru Mencukupi Kebutuhan Air, Lebih Baik 'Dimakan' Daripada Diminum
Kamis, 18 Feb 2016 15:41 WIB
Jakarta - Kebutuhan air untuk tubuh idealnya 1,5 hingga 2 liter per hari. Namun banyak orang mengira jumlah itu hanya bisa didapat dari meminum air putih. Padahal asupan air juga bisa didapatkan dari makanan. Bahkan justru lebih dianjurkan Anda memenuhi kebutuhan cairan lewat makanan.
Hal itu diungkapkan sejumlah pakar kesehatan yang menyarankan bawa asupan air sebaiknya 'dimakan', bukan diminum. Apa sebab?
Ketika baru dilahirkan, tubuh manusia terdiri dari 75 hingga 80 persen air. Seiring bertambahnya usia, sel-sel di dalam tubuh semakin berkurang kadar airnya secara bertahap. Saat usia mencapai 50 tahun, kandungan air di dalam tubuh juga tinggal 50 persen.
Maka agar tubuh bisa menahan lebih banyak air, diperlukan konsumsi 'cairan' dalam bentuk 'padat'. Rata-rata per harinya seperempat asupan air berasal dari makanan sebab hampir semua jenis makanan mengandung air. Bahkan dalam selembar roti mengandung sekitar 33 persen air. Bisa dibayangkan berapa banyak kandungan air di dalam buah dan sayuran. Ketimun, selada, lobak atau labu bisa mengandung hingga 95 persen air.
Kini para pakar mengungkapkan saran yang cukup bertolak belakang dengan pemahaman orang awam tentang asupan cairan selama ini: lebih banyak makan makanan mengandung air dan lebih sedikit minum.
"Hidrasi yang sehat adalah seberapa lama air itu bisa ditahan oleh tubuh, bukan air yang Anda minum lalu langsung keluar dari tubuh (buang air kecil -red)," ujar Dr Howard Murad, associate clinic professor of medicine dari University of California, Los Angeles, seperti dikutip dari Daily Mail.
Dr Howard juga menambahkan, terlalu banyak minum air justru bisa menguras vitamin dan mineral karena air cenderung lebih cepat keluar dari tubuh melalui urin. Namun ia menekankan sebenarnya tidak ada yang salah dengan minum air tapi jika tidak ada 'penahan' yang membuat air tersebut bertahan lama di dalam tubuh dan masuk ke dalam sel, maka manfaatnya bagi kesehatan tubuh pun kurang maksimal.
Kantung mata tebal, tumit bengkak atau perut kembung merupakan beberapa tanda tubuh tidak bisa menahan air dengan efektif. Air hanya mengambang di antara sel-sel, membuat tubuh terasa gemuk dan lesu.
Baca Juga: 50 Tas dan Sepatu Favorit Selebriti
Berbeda hal nya jika air dikonsumsi dengan cara dimakan. Air yang terkandung dalam makana dikelilingi molekul-molekul lain yang membantunya lebih mudah masuk ke sel, sehingga air bisa lebih lama bertahan di dalam sistem tubuh selama mungkin untuk digunakan sesuai kebutuhan.
"Saat makan makanan tinggi kandungan air, tubuh menyerap air lebih lambat karena 'terperangkap' dalam struktur dari makanan tersebut. Lamanya penyerapan itu artinya air yang terdapat pada makanan akan menetap di tubuh lebih lama, memberi manfaat tambahan," terang penulis buku 'The Water Secret' ini.
Pendapat Dr Howard juga didukung sejumlah penelitian yang menunjukkan bahwa buah dan sayuran bisa menghidrasi tubuh dua kali lebih efektif ketimbang segelar air putih. Sebuah studi yang dilakukan University of Aberdeen Medical School menemukan, gula alami, protein, garam mineral dan vitamin di dalam buah dan sayur yang kaya air bisa menggantikan nutrisi yang hilang saat seseorang beraktivitas, khususnya aktivitas berat seperti olahraga.
Selain dapat menggantikan asupan air, buah dan sayuran kaya air juga bisa membantu menurunkan berat badan. Disarankan Anda mengonsumsi lima porsi buah dan sayuran agar kebutuhan air dan kesehatan tubuh tetap terpenuhi dan terjaga.
"Makanan yang tinggi kandungan air cenderung rendah kalori. Kandungan airnya bisa mendukung proses pencernaan, yang membuat Anda tetap kenyang. Makanan ini juga bisa meningkatkan kualitas diet Anda dan di waktu yang bersamaan memenuhi kebutuhan nutrisi serta air," jelas pakar diet Dr Sarah Schenker.
Dr Sarah menyarankan untuk memakan sayuran terlebih dahulu sebelum buah. Sebab buah mengandung gula fruktosa yang bisa memicu lonjakan gula darah. Akan lebih baik jika sayuran dan buah dimakan dalam keadaan mentah segar, atau dimasak sebentar saja.
Pemanasan yang terlalu lama dan suhunya tinggi bisa merusak membran sel pada tanaman dan membuat air di dalam makanan tersebut terkuras sebelum masuk ke dalam tubuh. Memasak sayur terlalu lama juga menghilangkan enzim serta nutrisi penting.
Saran dari Dr Sarah jika Anda ingin mulai menambah asupan air dengan memperbanyak makan sayur dan buah, sebaiknya lakukan secara perlahan. Jangan mengurangi minum air secara drastis karena tubuh akan 'kaget' dan kesulitan beradaptasi. Akibatnya efeknya justru bisa buruk bagi kesehatan.
Biar bagaimanapun, memenuhi kebutuhan air dalam bentuk cairan tetap diperlukan. Setidaknya penuhi kecukupan air Anda melalui konsumsi air dan makanan dengan perbandingan 50:50. (hst/hst)
Hal itu diungkapkan sejumlah pakar kesehatan yang menyarankan bawa asupan air sebaiknya 'dimakan', bukan diminum. Apa sebab?
Ketika baru dilahirkan, tubuh manusia terdiri dari 75 hingga 80 persen air. Seiring bertambahnya usia, sel-sel di dalam tubuh semakin berkurang kadar airnya secara bertahap. Saat usia mencapai 50 tahun, kandungan air di dalam tubuh juga tinggal 50 persen.
Maka agar tubuh bisa menahan lebih banyak air, diperlukan konsumsi 'cairan' dalam bentuk 'padat'. Rata-rata per harinya seperempat asupan air berasal dari makanan sebab hampir semua jenis makanan mengandung air. Bahkan dalam selembar roti mengandung sekitar 33 persen air. Bisa dibayangkan berapa banyak kandungan air di dalam buah dan sayuran. Ketimun, selada, lobak atau labu bisa mengandung hingga 95 persen air.
Kini para pakar mengungkapkan saran yang cukup bertolak belakang dengan pemahaman orang awam tentang asupan cairan selama ini: lebih banyak makan makanan mengandung air dan lebih sedikit minum.
"Hidrasi yang sehat adalah seberapa lama air itu bisa ditahan oleh tubuh, bukan air yang Anda minum lalu langsung keluar dari tubuh (buang air kecil -red)," ujar Dr Howard Murad, associate clinic professor of medicine dari University of California, Los Angeles, seperti dikutip dari Daily Mail.
Dr Howard juga menambahkan, terlalu banyak minum air justru bisa menguras vitamin dan mineral karena air cenderung lebih cepat keluar dari tubuh melalui urin. Namun ia menekankan sebenarnya tidak ada yang salah dengan minum air tapi jika tidak ada 'penahan' yang membuat air tersebut bertahan lama di dalam tubuh dan masuk ke dalam sel, maka manfaatnya bagi kesehatan tubuh pun kurang maksimal.
Kantung mata tebal, tumit bengkak atau perut kembung merupakan beberapa tanda tubuh tidak bisa menahan air dengan efektif. Air hanya mengambang di antara sel-sel, membuat tubuh terasa gemuk dan lesu.
Baca Juga: 50 Tas dan Sepatu Favorit Selebriti
Berbeda hal nya jika air dikonsumsi dengan cara dimakan. Air yang terkandung dalam makana dikelilingi molekul-molekul lain yang membantunya lebih mudah masuk ke sel, sehingga air bisa lebih lama bertahan di dalam sistem tubuh selama mungkin untuk digunakan sesuai kebutuhan.
"Saat makan makanan tinggi kandungan air, tubuh menyerap air lebih lambat karena 'terperangkap' dalam struktur dari makanan tersebut. Lamanya penyerapan itu artinya air yang terdapat pada makanan akan menetap di tubuh lebih lama, memberi manfaat tambahan," terang penulis buku 'The Water Secret' ini.
Pendapat Dr Howard juga didukung sejumlah penelitian yang menunjukkan bahwa buah dan sayuran bisa menghidrasi tubuh dua kali lebih efektif ketimbang segelar air putih. Sebuah studi yang dilakukan University of Aberdeen Medical School menemukan, gula alami, protein, garam mineral dan vitamin di dalam buah dan sayur yang kaya air bisa menggantikan nutrisi yang hilang saat seseorang beraktivitas, khususnya aktivitas berat seperti olahraga.
Selain dapat menggantikan asupan air, buah dan sayuran kaya air juga bisa membantu menurunkan berat badan. Disarankan Anda mengonsumsi lima porsi buah dan sayuran agar kebutuhan air dan kesehatan tubuh tetap terpenuhi dan terjaga.
"Makanan yang tinggi kandungan air cenderung rendah kalori. Kandungan airnya bisa mendukung proses pencernaan, yang membuat Anda tetap kenyang. Makanan ini juga bisa meningkatkan kualitas diet Anda dan di waktu yang bersamaan memenuhi kebutuhan nutrisi serta air," jelas pakar diet Dr Sarah Schenker.
Dr Sarah menyarankan untuk memakan sayuran terlebih dahulu sebelum buah. Sebab buah mengandung gula fruktosa yang bisa memicu lonjakan gula darah. Akan lebih baik jika sayuran dan buah dimakan dalam keadaan mentah segar, atau dimasak sebentar saja.
Pemanasan yang terlalu lama dan suhunya tinggi bisa merusak membran sel pada tanaman dan membuat air di dalam makanan tersebut terkuras sebelum masuk ke dalam tubuh. Memasak sayur terlalu lama juga menghilangkan enzim serta nutrisi penting.
Saran dari Dr Sarah jika Anda ingin mulai menambah asupan air dengan memperbanyak makan sayur dan buah, sebaiknya lakukan secara perlahan. Jangan mengurangi minum air secara drastis karena tubuh akan 'kaget' dan kesulitan beradaptasi. Akibatnya efeknya justru bisa buruk bagi kesehatan.
Biar bagaimanapun, memenuhi kebutuhan air dalam bentuk cairan tetap diperlukan. Setidaknya penuhi kecukupan air Anda melalui konsumsi air dan makanan dengan perbandingan 50:50. (hst/hst)