Kontroversi Dior dan 5 Fashion Brand Dunia yang Bikin Geram Orang Asia
Selasa, 23 Nov 2021 16:00 WIB
Di mata sejumlah merek high-end fashion dunia ternama, Asia khususnya China merupakan salah satu pasar terpenting mereka. Kendati demikian, banyak di antara para pemain besar tersebut salah strategi marketing sehingga berujung kontroversi dan malah menyinggung orang Asia.
Baru-baru ini, Christian Dior menjadi bulan-bulan di media sosial setelah mengadakan pameran foto-foto yang dianggap merendahkan wanita Asia. Ironisnya, semua foto merupakan hasil jepretan fotografer China, Chen Man.
Ia memotret para wanita berwajah oriental yang wajahnya berpulas make-up bergaya suram. Di salah satu foto, seorang model berpose dengan tas Lady Dior yang ikonis itu.
"Lagi-lagi, dari gambar Dior bergaya hantu yang membuat publik merasa tidak nyaman ini, mudah untuk melihat 'kebanggaan dan penilaian' brand-brand Barat dalam estetika dan budaya mereka," komentar seorang netizen.
Beijing Daily mengkritik pencitraan wajah wanita Asia yang dilakukan Dior dalam artikel berjudul 'Apakah Ini Wajah Wanita Asia di Mata Dior?' Sedangkan sebuah koran China khusus wanita berpendapat estetika untuk pemotretan itu terlalu berlebihan.
Christian Dior bukan satu-satunya rumah mode yang tersandung kontroversi di Asia. Berikut beberapa kasus lainnya:
1. Dolce & Gabbana
![]() |
Pada 2018, Dolce & Gabbana menjadi target aksi boikot karena mempertontonkan seorang model China kesulitan menggunakan sumpit untuk makan pizza.
Iklan yang dirilis menjelang fashion show Dolce & Gabbana di Shanghai memicu kemarahan warga China. Toko online dan offline ramai-ramai berhenti menjual produk rumah mode asal Italia tersebut. Sejumlah selebriti China juga memprotes dengan mengundurkan diri sebagai model dan tamu dari fashion show tersebut.
Situasi tersebut lantas memaksa duo desainer Stefano Gabbana dan Domenico Dolce meminta maaf. Baca berita selengkapnya di sini.
2. Gucci
![]() |
Peragaan busana Gucci di Milan Fashion Week pada awal 2018 membuat geram penganut Sikh. Pasalnya, sang desainer, Alessandro Michele, menghadirkan aksesori kepala yang mirip seperti turban, salah satu atribut keagamaan Sikh.
Dalam ajaran agama yang lahir di India itu, turban disebut dastaar yang merupakan sebuah simbol kehormatan, penghargaan diri, keberanian dan spiritualitas. Penganut Sikh, khususnya pria, wajib memakai turban saat berada di tengah masyarakat.
Meski diprotes, Gucci tetap merilis turban setahun kemudian di toko dan menjualnya dari harga Rp 11 juta. Baca berita selengkapnya di sini.