Merayakan Karya Terbaik Barli Asmara di Panggung JFW 2021
Jumat, 27 Nov 2020 12:41 WIB
Tak terasa sudah empat bulan berlalu setelah Barli Asmara berpulang ke sisi Sang Pencipta. Untuk merayakan kembali karya terbaik sang desainer, Jakarta Fashion Week (JFW) 2021 mempersembahkan 'Tribute to Barli Asmara', Kamis (26/11/2020).
Peragaan yang telah direkam sebelumnya (pre-recorded) ini menjadi penutup manis hari pertama salah satu ajang mode terbesar di Tanah Air ini. Terbagi ke dalam empat sekuens, 'Tribute to Barli Asmara' tak sekadar menyuguhkan karya terdahulu Barli. Hadir pula koleksi teranyar di bawah arahan direktur kreatif terbaru label Barli Asmara Leslie Tobing.
Di sekuen pertama, muncul 24 rancangan Barli dari 2008 hingga 2018. Koleksi-koleksi tersebut merupakan koleksi pilihan Barli Asmara dalam buku biografinya '15 Warsa Barli Asmara: di Antara Gemerlap Ornamentasi'. All about Ribbon (2008) menyoroti ornamen pita cantik yang memberikan kesan riang dan meriah. Disusul koleksi Royal Smock yang edgy menampilkan teknik smock hasil kerajinan tangan Indonesia.
![]() |
Selanjutnya, Macrame (2011) dengan detail simpul tali yang unik untuk memproduksi tekstil. Lalu muncul koleksi The Fringe (2012), terinspirasi dari era 1920-an dengan menggunakan fringe sebagai detail. Koleksi Royal Embroidery (2013) dengan tampilan detail bordir serba putih dan kejelian dalam menghias menggunakan mutiara, mote, quills, dan sequins.
Karya terbaik Barli berlanjut dengan koleksi bertajuk Royal Javanese (2014). Dalam koleksi ini, Barli mengangkat pesona budaya Jawa yang dituangkan dalam gaun bermotif truntum. Hadir pula koleksi Royal Kerancang yang menampilkan busana dengan seni bordir motif bunga dan lingkaran-lingkaran kecil serta bordir yang dilubangi sehingga menampilkan fabric yang semitransparan.
Ada juga Versailles Garden (2015), yang terinspirasi dari taman bunga dan kupu-kupu dengan detail yang cukup beragam seperti bordir bunga 3D, bids 3D, flanel, akrilik, dan digital print. Koleksi Glow of Parai (2016) menjadi lanjutan Versailles Garden, tapi dituangkan dengan warna dominan hitam dan emas.
![]() |
Menyusul kemudian Orchid Fervor (2017), terinspirasi dari bunga anggrek yang dituangkan pada detail penggunaan kain yang dibuat menyerupai kelopak bunga. Menutup sekuen pertama, koleksi La Via Boheme. Dirilis pada 2018, koleksi ini terinspirasi dari era 1970-an dengan dominan warna emas serta penggunaan ornamentasi beadings.
Setelah mengenang mahakarya Barli semasa hidupnya, giliran koleksi Barli Asmara di tangan Leslie Tobing yang mengisi sekuen kedua.
Bertajuk "La Danza de La Vida" (the Dance of Life), sebanyak 24 look didedikasikan sebagai bentuk penghormatan label Barli Asmara kepada kehidupan sang desainer. Leslie Tobing ingin mengenang sambil merayakan warisan Barli sebagai desainer. Ia pun terinspirasi oleh makna dari menari.
![]() |
Menurutnya, menari adalah cara terbaik untuk merayakan sesuatu. Maka, ia berusaha untuk menunjukkan keindahan dan kebebasan dari menari melalui koleksi busana terbaru label Barli Asmara yang terinspirasi dari tarian dan kostum festival Latin.
Bahan-bahan yang dieksplor kali ini terdiri dari laces, chiffons, tulle, dan cotton yang mencerminkan siluet ultrafeminine. Material tersebut menciptakan kesan bergerak dan mengalir, seakan-akan ikut menari bersama pemakainya.
Detail ruffles, puff sleeves, dan tiered skirt juga terlihat dalam busana rancangan label Barli Asmara yang memberi kesan bebas dan hidup. Label Barli Asmara mencoba mengeksplorasi permainan warna dan motif floral untuk menggambarkan keceriaan dalam tarian dan kostum Latin.
Dari koleksi ini, tersimpan harapan bagi masa depan Barli Asmara sebagai label meski sang pendiri dan perancang telah tiada. Nama Barli pun terus bersinar untuk ikut memajukan industri mode Indonesia.