Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Studi Ungkap Bawang Putih Ternyata Bisa Jadi Mouthwash Alami Lawan Bakteri

Hestianingsih Hestianingsih - wolipop
Senin, 15 Des 2025 05:30 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Rutin Makan Bawang Putih Bisa Turunkan Kolesterol Sampai 10%
Foto: Ilustrasi iStock
Jakarta -

Bawang putih kerap dicap sebagai penyebab bau mulut karena aromanya yang kuat dan menyengat. Tak heran jika banyak orang menghindarinya, terutama sebelum bertemu orang lain.

Namun di balik baunya yang khas, bawang putih justru menyimpan senyawa aktif yang mampu melawan bakteri-termasuk bakteri penyebab masalah kesehatan mulut.

Sebuah temuan ilmiah terbaru menyebutkan bahwa ekstrak bawang putih berpotensi menjadi alternatif mouthwash untuk melawan kuman di dalam mulut. Bahkan, efektivitasnya dinilai bisa menyaingi chlorhexidine, yakni obat kumur antiseptik resep yang selama ini dianggap sebagai standar emas dalam dunia kedokteran gigi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini diungkap dalam tinjauan sistematis terbaru yang dilakukan oleh peneliti dari University of Sharjah. Dalam kajian tersebut, para peneliti menemukan bahwa bawang putih bisa sama efektifnya dengan chlorhexidine dalam membunuh mikroba berbahaya di rongga mulut.

Temuan ini menunjukkan bahwa bilasan mulut berbahan dasar bawang putih berpeluang menjadi alternatif yang layak dalam konteks klinis tertentu, karena memiliki antimikroba yang sebanding.

ADVERTISEMENT

"Chlorhexidine banyak digunakan sebagai mouthwash standar emas, tetapi penggunaannya juga dikaitkan dengan efek samping serta kekhawatiran terhadap resistensi antimikroba," tulis peneliti, seperti dilansir Female First.

Mereka menambahkan, "Bawang putih (Allium sativum), yang dikenal memiliki sifat antimikroba alami, kini muncul sebagai alternatif potensial."

Dalam tinjauan tersebut, tim peneliti menelaah hampir 400 publikasi ilmiah dan menyertakan lima studi klinis yang memenuhi kriteria ketat. Hasilnya menunjukkan bahwa mouthwash dengan konsentrasi ekstrak bawang putih yang lebih tinggi mampu memberikan efek antimikroba yang serupa dengan chlorhexidine, meski hasilnya bervariasi tergantung dosis dan lama penggunaan.

Beberapa studi menemukan bahwa chlorhexidine lebih unggul dalam menjaga pH plak gigi, sementara penelitian lain melaporkan penurunan jumlah bakteri yang lebih besar pada penggunaan ekstrak bawang putih.

Dari sisi efek samping, kedua produk juga menunjukkan perbedaan. Mouthwash berbasis bawang putih dilaporkan lebih sering menimbulkan rasa tidak nyaman, seperti sensasi terbakar dan bau yang kuat. Namun, efek ini umumnya dinilai lebih ringan dibandingkan efek samping yang kerap dikaitkan dengan mouthwash sintetis.

"Penurunan signifikan jumlah bakteri dari kondisi awal menunjukkan kemungkinan penggunaan mouthwash ekstrak bawang putih sebagai alternatif yang layak terhadap chlorhexidine dalam konteks tertentu."

Efek antimikroba bawang putih sendiri berasal dari senyawa aktif bernama allicin. Seiring meningkatnya minat terhadap produk herbal dan alami, pasar global ekstrak bawang putih diprediksi akan mengalami pertumbuhan yang cukup pesat.

Chlorhexidine masih menjadi pilihan utama secara klinis dan umumnya memerlukan resep dokter, sementara ekstrak bawang putih relatif mudah ditemukan dan tersedia bebas di pasaran.

Namun demikian, para peneliti menekankan masih dibutuhkan uji klinis yang lebih besar dan terstandarisasi sebelum bawang putih bisa direkomendasikan secara luas sebagai mouthwash. Mereka mencatat bahwa perbedaan metode penelitian pada studi-studi sebelumnya masih menyisakan celah dalam bukti ilmiah.

Meski begitu, tinjauan ini memberi gambaran bahwa ekstrak bawang putih berpotensi memainkan peran penting dalam perawatan mulut berbasis herbal dan alami, terutama bagi mereka yang mencari alternatif alami dari antiseptik konvensional.

(hst/hst)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads