Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Jangan Suka Begadang, Dokter Ungkap Bahaya Tidur Setelah Tengah Malam

Hestianingsih Hestianingsih - wolipop
Senin, 04 Agu 2025 21:00 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Ilustrasi begadang
Ilustrasi begadang. Foto: Getty Images/Filmstax
Jakarta -

Kebiasaan tidur larut malam, terutama lewat pukul 12.30, ternyata tak hanya membuat kamu ngantuk berat keesokan harinya. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa tidur terlalu malam bisa meningkatkan risiko lebih dari 90 jenis gangguan kesehatan.

Temuan ini berasal dari studi para ilmuwan Peking University dan Army Medical University di China. Dalam jurnal Health Data Science, para peneliti menyebut bahwa kebiasaan begadang memiliki kaitan signifikan dengan berbagai gangguan kesehatan, mulai dari penyakit jantung, gangguan metabolik, hingga masalah kesehatan mental.

"Selama ini, banyak penelitian lebih fokus pada durasi tidur, padahal karakteristik lain seperti waktu tidur dan ritme tidur juga sangat penting untuk dianalisis," tulis tim peneliti dalam laporannya, seperti dikutip dari Female First.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Studi sebelumnya yang dimuat di JAMA Network Open awal Juli lalu juga menemukan bahwa orang yang secara konsisten tidur lewat tengah malam memiliki variabilitas glukosa darah (glycemic variability) yang lebih tinggi. Ini berarti kadar gula darah mereka cenderung naik-turun drastis, yang menjadi salah satu faktor risiko penyakit kronis dan kematian dini.

Lebih jauh lagi, studi pada 2024 yang dipublikasikan dalam jurnal Psychiatric Research menemukan bahwa mereka yang terbiasa tidur lewat pukul 01.00 dini hari memiliki risiko lebih tinggi mengalami depresi dan gangguan kecemasan -terlepas dari apakah mereka termasuk morning person atau night owl.

ADVERTISEMENT

Penelitian lain juga mengaitkan kebiasaan tidur terlalu malam dan sulit bangun pagi dengan risiko hidup lebih pendek serta meningkatnya kemungkinan terkena diabetes dan gangguan psikologis.

Menurut Dr. Beth Malow, direktur Divisi Tidur di Vanderbilt University Medical Center, tidur sebelum tengah malam lebih selaras dengan ritme sirkadian alami manusia.

"Secara biologis, tubuh kita dirancang untuk mulai beristirahat sebelum tengah malam," jelasnya kepada Yahoo Life.

Meski sesekali tidur larut malam terdengar sepele, kebiasaan ini bisa mengganggu siklus tidur dalam jangka panjang. Dr. Chris Winter, pakar tidur dan neurolog dari Amerika Serikat, menjelaskan bahwa tidur setelah pukul 12 malam bisa membuat seseorang kehilangan fase tidur dalam yang penting untuk regenerasi tubuh.

"Tidur dalam atau slow wave sleep terjadi paling banyak di dua jam pertama sejak seseorang tidur. Jadi, kalau biasanya tidur pukul 10 malam, fase tidur dalam itu terjadi antara pukul 10 hingga 12," ujarnya.

"Kalau baru tidur setelah tengah malam, berarti fase penting ini bisa terlewat. Padahal saat fase ini, tubuh mengeluarkan hormon pertumbuhan dan zat kimia penting lainnya. Kalau fase ini terganggu, hormon stres seperti kortisol bisa meningkat," lanjutnya.

Peningkatan kortisol bukan hanya berdampak pada suasana hati. Tapi juga bisa mengganggu kestabilan gula darah dan metabolisme tubuh secara keseluruhan.

Kesimpulannya, tidur larut malam bukan cuma soal kurang istirahat-tapi bisa memicu rantai reaksi biologis yang berdampak serius bagi kesehatan. Jadi, jika selama ini kamu sering begadang lewat pukul 12.30, mungkin ini saatnya mengatur ulang jam tidur demi tubuh yang lebih seimbang dan sehat.

(hst/hst)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads