Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Dokter Abal-abal Buka Praktik Pembesaran Penis, Pasiennya Bernasib Mengerikan

Mohammad Abduh - wolipop
Jumat, 27 Sep 2024 07:00 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Pain in prostate, man suffering from prostatitis or from a venereal disease, studio shot on gray background
Ilustrasi Foto: Getty Images/Staras
Jakarta -

Pria asal Thailand telah ditangkap setelah menjalankan praktik operasi pembesaran penis tanpa memiliki izin atau pelatihan medis. Dokter abal-abal bernama Kittikorn Songsri itu telah menjalankan praktik tersebut selama 20 tahun yang berakhir dengan komplikasi serius bagi para pasiennya.

Kittikorn dilaporkan menggunakan metode suntikan filler dan implan silikon. Untuk setiap prosedur, ia mematok tarif antara Rp 2 hingga Rp 8 juta, tergantung ukuran yang diinginkan pasien.

Salah satu pasiennya mengalami nasib buruk setelah prosedur yang dilakukan oleh Kittikorn. Ia menderita infeksi parah, hingga membuatnya tidak bisa mengalami ereksi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kasus ini menjadi perhatian polisi setelah laporan tersebut diterima. Kepolisian kemudian melakukan penyelidikan dengan mengirim seorang petugas menyamar sebagai calon pasien.

Setelah memperoleh cukup bukti, polisi menggerebek klinik ilegal milik Kittikorn. Dalam penggerebekan tersebut, ditemukan peralatan medis yang tidak memenuhi standar kebersihan, yang semakin menguatkan dugaan bahwa Kittikorn bukan seorang dokter berlisensi.

ADVERTISEMENT

Kittikorn mengaku kepada polisi bahwa ia mulai belajar teknik implan secara otodidak sejak usia 14 tahun. Ia mengatakan bahwa awal mula ketertarikannya pada prosedur ini adalah saat ia terlibat dalam pemasangan implan mutiara.

Selama bertahun-tahun, ia mengklaim telah mengasah teknik hingga merasa cukup percaya diri untuk menawarkan layanan tersebut kepada orang lain. Namun, dalam pengakuannya, Kittikorn juga mengakui bahwa ia tidak memiliki pendidikan atau pelatihan medis formal.

Ketika ditanya tentang jumlah pasiennya, Kittikorn mengungkapkan bahwa ia menerima antara dua hingga tiga pasien setiap bulan. Namun, apa yang dianggapnya sebagai kesuksesan pribadi, kini berujung pada penangkapan dan ancaman hukuman berat karena menjalankan praktik medis ilegal dan membahayakan nyawa banyak orang.

Kittikorn kini mendekam di tahanan dan sedang menunggu proses persidangan. Sementara itu, banyak pasiennya yang kini harus menjalani pengobatan serius akibat infeksi yang mereka derita.

(kik/kik)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads