Skincare AHA-BHA untuk Ibu Hamil: Risiko dan Produk yang Dihindari

AHA dan BHA biasa digunakan sebagai bahan skincare atau kecantikan kulit. Namun tetap waspadai penggunaan skincare yang mengandung AHA-BHA untuk ibu hamil. Apa alasannya?

Simak artikel ini untuk mengetahui apa itu AHA dan BHA dan jenis kandungannya, lengkap dengan risiko skincare berbahan AHA-BHA untuk ibu hamil, serta produk skincare yang perlu dihindari oleh ibu hamil.

Apa Itu AHA dan BHA?

Dikutip dari WebMD, AHA adalah alpha hydroxy acid atau asam alfa hidroksi. BHA adalah beta hydroxy acid atau asam beta hidroksi. Dua bahan ini umum digunakan untuk produk kecantikan dan skincare.

Keduanya berfungsi sebagai eksfolian kimia yang dapat mengangkat sel kulit mati dan lapisan kulit bagian atas. AHA dan BHA juga bermanfaat untuk mencegah penuaan, menghaluskan garis-garis wajah, dan memperbaiki tekstur kulit.

Kamu bisa menemukan komposisi AHA dalam kemasan produk skincare dengan nama asam glikolat, asam laktat, asam sitrat, asam hidroksikaprilat, dan asam hidroksikaprit.

Sedangkan kandungan BHA bisa kamu temukan dengan nama asam salisilat (atau salisilat, natrium salisilat, dan ekstrak willow), asam beta hidroksibutanoat, asam tropis, dan asam trethocanic.

Risiko AHA-BHA untuk Ibu Hamil

Meski memiliki manfaat yang baik, AHA dan BHA memiliki risiko jika digunakan oleh ibu hamil. Dilansir dari babycenter.com, BHA memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan AHA.

BHA yang paling umum digunakan adalah asam salisilat. Jenis ini adalah satu-satunya BHA yang sudah diteliti. Risiko tinggi akan dialami ibu hamil jika mengkonsumsi BHA asam salisilat dalam bentuk oral. Risikonya dapat menyebabkan cacat lahir dan berbagai komplikasi kehamilan.

Sementara BHA dalam bentuk oles sebetulnya tidak banyak diserap ke dalam kulit. Namun dokter menyarankan untuk menghindari penggunaan skincare oles yang mengandung BHA secara berlebihan.

Sedangkan penggunaan AHA dianggap berisiko lebih rendah. Namun belum ada penelitian mengenai AHA yang dikaitkan dengan kehamilan. Meski demikian, dokter juga menyarankan agar AHA digunakan hanya dalam jumlah kecil. AHA yang paling umum adalah asam glikolat dan asam laktat.

Dalam situs RS JIH, dijelaskan bahwa BHA untuk ibu hamil dianggap berisiko karena asam salisilat akan bersifat seperti racun bagi janin. Hal ini juga berlaku bagi ibu menyusui karena kandungan skincare bisa mencemari kualitas ASI.

Skincare yang Tidak Aman untuk Ibu Hamil

Selain AHA dan BHA, masih ada sejumlah kandungan produk skincare yang dianggap tidak aman bagi ibu hamil. Daftarnya adalah sebagai berikut:

1. Retinoid

Retinoid ditemukan dalam sejumlah produk pelembab anti-penuaan dan perawatan untuk jerawat, gangguan pigmen, dan psoriasis plak. Retinoid adalah jenis vitamin A yang berfungsi mempercepat pembaruan kulit dan mencegah kolagen kulit rusak.

Para ahli merekomendasikan agar bahan ini dihindari oleh ibu hamil karena mengkonsumsi vitamin A dosis tinggi selama kehamilan bisa membahayakan bagi janin. Risiko lebih besar ditunjukkan pada retinoid oral, seperti isotretinoin, yang diketahui dapat menyebabkan cacat lahir.

Bahan yang termasuk retinoid antara lain avage, fabior, tazorac (tazarotene), avita (tretinoin), differin (adapelene), retinoic acid, retinol, dan targretin gel (bexarotene).

2. Produk Anti-Jerawat

Perubahan hormon estrogen sering membuat ibu hamil berjerawat pada trimester pertama. Jika ingin menggunakan produk antijerawat, sebaiknya kamu berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.

Kamu mungkin bisa menggunakan pembersih wajah yang mengandung tidak lebih dari 2 persen asam salisilat. Dan sangat tidak dianjurkan mengkonsumsi produk oral.

3. Tabir Surya

Tabir surya dianggap cukup aman digunakan, namun lebih baik gunakan yang berbahan titanium dioksida dan seng oksida yang tidak menembus kulit. Hindari menggunakan tabir surya yang mengandung pencerah kulit hidrokuinon.

4. Steroid

Krim steroid seperti hidrokortison sering digunakan untuk mengatasi iritasi kulit ringan, peradangan, gatal, dan ruam akibat dermatitis kontak, eksim ringan, ruam, psoriasis, sabun, detergen, kosmetik, perhiasan, poison oak, poison ivy, poison sumac, dan gigitan serangga.

Sebaiknya konsultasikan penggunaan steroid dengan dokter terlebih dahulu jika kamu sedang hamil. Adapun kandungan steroid antara lain alclometasone, desonide, fluocinolone, hidrokortison, dan triamsinolon.

5. Penghilang Bulu Rambut

Losion penghilang bulu atau rambut dianggap aman. Akan tetapi beberapa wanita mengalami kulit sensitif saat hamil. Lakukan uji tempel pada sebagian kecil kulit di belakang lutut Anda dan tunggu 24 jam untuk melihat reaksinya.

Kandungan yang dianggap minim risiko antara lain kalsium tioglikolat, protein kedelai terhidrolisis, kalium tioglikolat, ekstrak akar Sanguisorba officinalis, dan natrium hidroksida.

6. Produk Make Up

Pilihlah produk make up yang aman digunakan oleh ibu hamil. Salah satunya yang ditandai dengan keterangan 'noncomedogenic' atau 'nonacnegenic'. Ini berarti produk tersebut bebas minyak dan tidak menyumbat pori-pori, sehingga cenderung aman.

Hindarilah kosmetik yang mengandung retinol dan asam salisilat. Kandungan yang sebaiknya dihindari antara lain avage, fabior, tazorac, differin, panretin, Retin-A, renova, asam retinoat, retinol, retinil linoleat, retinil palmitat, gel targretin, dan tretinoin.

Demikian tadi telah kita ketahui risiko skincare yang mengandung AHA-BHA untuk ibu hamil, dan produk-produk skincare lainnya yang perlu dihindari oleh ibu hamil.