Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

6 Bulan Di-bully karena Rambut Pink, Wanita di China Bunuh Diri

Hestianingsih Hestianingsih - wolipop
Jumat, 24 Feb 2023 08:00 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Young girl is reading alone on her laptop late at night
Ilustrasi cyberbullying. Foto: Getty Images/Vladimir Vladimirov
Jakarta -

Cyberbullying kembali menelan korban. Seorang wanita asal China bunuh diri diduga karena terus-terusan di-bully tentang penampilannya.

Wanita bernama Zheng Linghua tersebut dikenal sebagai 'gadis berambut pink' di media sosial. Zheng Linghua menjadi korban cyberbullying pada Juli 2022 setelah dia mengunggah foto dan video dirinya dengan bangga memperlihatkan surat penerimaannya ke sekolah pascasarjana.

Dalam unggahan itu juga tampak kakeknya yang terbaring di tempat tidur. Sang kakek telah dirawat di rumah sakit selama sembilan bulan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Unggahan wanita berusia 23 tahun itu dibanjiri komentar tentang rambutnya yang dicat warna pink. Komentar itu muncul di berbagai platform media sosial China seperti Douyin, Weibo dan Xiaohongshu.

Banyak pelaku perundungan mengejek penampilannya bahkan menyebutnya sebagai 'wanita klub malam' dan dikaitkan dengan prostitusi karena rambut pink-nya. Beberapa netizen juga menyebarkan rumor kalau Zheng Linghua terlibat hubungan romantis dengan kakeknya sendiri.

ADVERTISEMENT

Seperti diberitakan Nextshark, Zheng mencoba menghadapi para pelaku perundungan dengan sikap positif. Namun pada 23 Januari 2023, dia meninggal bunuh diri setelah enam bulan lamanya menghadapi cyberbullying.

Zheng Linghua, wanita yang bunuh diri karena cyberbully.Zheng Linghua, wanita berambut pink yang bunuh diri karena cyberbullying. Foto: Dok. Weibo

Peristiwa ini memicu kemarahan di kalangan netizen dan pemerhati kasus bullying. Setelah kematiannya, muncul kampanye bernama 'PinkUp'.

Kampanye ini meminta para pengguna internet untuk mengecat rambutnya dengan warna pink. Gerakan tersebut dilakukan sebagai penghormatan untuk Zheng, juga demi melawan perundungan online di China.

"Pink bukanlah tindak kriminal, tapi yang kriminal itu kekerasan. Mari jadikan pink sebagai warna yang mewakili perlawanan menghadapi cyberbullying," tulis salah satu penggagas kampanye.

Zheng dikenal sebagai wanita yang penuh dengan energi positif di media sosial. Namun pada Juli 2022, dia didiagnosa mengalami depresi.

Zheng juga menderita gangguan tidur dan makan. Sempat sembuh dari depresi, penyakitnya kambuh tiga bulan kemudian.

Informasi berikut ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan.

(hst/hst)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads