6 Cara Agar Bisa Keluar dari Lingkungan Toxic, Demi Menjaga Kesehatan Mental
Minggu, 23 Okt 2022 11:00 WIB
Setiap orang tentu ingin merasa ketenangan pikiran dan batin. Baik berada di rumah maupun di lingkungan sekitar. Namun bagaimana jika kamu berada di lingkungan yang toxic atau merasa tidak nyaman? Bagaimana cara keluarnya?
Melalui kelas d'Xpertise Mental Health: Going to The Extra Mile of Yourself, Mindfulness & Well-being Coach Raden Prisya berbagi tips menghadapinya. Raden Prisya yang akrab disapa Pi, dikenal sebagai mindfulness and well-being coach yang kerap membagikan konten seputar mindfulness, pengembangan diri.
Pi mengungkapkan tanda-tanda lingkungan toxic berawal dari komunikasi yang buruk satu sama lain. Selain itu kepemimpinan yang buruk, nge-gang, dan tidak memacu untuk bertumbuh termasuk lingkungan toxic.
"Justru yang merasa tidak enak itu bukan menghindari konflik. Tapi tunggu dulu, sebenarnya mereka yang toxic atau aku yang baper? Untuk menyelesaikan masalah, kita perlu tingkat kesadaran yang lebih tinggi dari masalah itu bermula," kata Raden Prisya dalam acara d'Xpertise, mental health going to the extra mile of yourself, Sabtu (22/12/2022) di The Jambuluwuk Thamrin Hotel, Jakarta Pusat.
Lalu bagaimana keluar dari lingkungan yang toxic? Raden Prisya menuturkan beberapa penjelasan yang bisa kamu lakukan untuk keluar dari lingkungan yang toxic:
1. Tidak mengikuti kebiasaan buruk
Dalam bersosialisasi di lingkungan sekitar tentu mempunyai karakter yang berbeda-beda. Raden Prisya menuturkan jika dalam lingkungan sekitar sering bergunjing atau gosip, sebaiknya kamu tidak mengikuti kebiasaan tersebut.
"Jangan sampai lingkungan pamer semua kita ikutan, kita harus punya batasan diri. Kadang kita mengikuti lingkungan dan mempunyai batasan diri. Tetap tenang meskipun tidak tenang," terangnya.
2. Buat Rencana Keluar dari Lingkungan Toxic
Selanjutnya jika kamu merasa berada di dalam lingkungan yang toxic, sebaiknya kamu langsung keluar dari lingkungan yang berdampak buruk bagi diri.
3. Olah Rasa Diri
Menurut Raden Prisya, daripada sibuk menghakimi lingkungan yang toxic, sebaiknya kamu mengatasi rasa kesal pada diri sendiri. Setiap manusia di dalam tindakannya ada yang namanya 'hidden agenda' yang berasal dari memori baik dan buruk, persepsi, nilai yang dididik dari kecil. Untuk keluar, kita harus menerobos perasaan tersebut.
"Hidden agenda itu merasa signifikan atau merasa divalidasi, ingin dilihat sukes, merasa cukup, kepastian atau secure. Variasi dan cinta. Pertumbuhan diri dan kontribusi," jelasnya.
"Banyak hal yang bisa kita ubah, tapi ubahlah diri sendiri. Kesadaran diri sendiri harus sabar, kasih sayang, mengamati dan tidak menghakimi diri sendiri," tambahnya.
4. Oleh Stres
Cara keluar dari lingkungan toxic berikutnya adalah dengan mengamati diri sendiri. Cobalah menggali potensi diri, pasif (tahu tidak bertindak), tidak terikat akan segala sesuatu karena itu adalah titipan. Selanjutnya responsif tahu kapan akan bertindak dan menikmati momen di dalam lingkungan toxic.
"Toxic enviroment, kita perlu cepat bangkit dari stres. Mindfullness itu hadir secara penuh untuk diri sendiri dan menerima. Menjadi sadar dengan pikiranmu sendiri," ucap Raden Prisya.
5. Beri Waktu Diri Sendiri
Jika kamu berada di dalam lingkungan yang toxic, kamu bisa memberikan waktu untuk dirimu sendiri. "Melakukan hobi, menenangkan diri. Karena kamu butuh melakukan lima bagian diri mulai dari fisik, makan, olahraga, tidur, asupan untuk diri," tuturnya.
6. Konsultasi Pada Profesional atau Ahli
Terakhir menurut Raden Prisya, jika kamu benar-benar sudah tidak mengeluarkan diri dari lingkungan yang toxic kamu bisa berkonsultasi dengan ahlinya atau pakar.
"Jika kamu sudah merasa rasa sakit yang sudah sesak, pegal-pegal, overthinking, gampang meledak yang berulang, mungkin kamu butuh bantuan," pungkasnya.
(gaf/eny)