ADVERTISEMENT

Keluarga Ini Tuntut Instagram, Tuding Jadi Penyebab Anak Idap Gangguan Jiwa

Hestianingsih Hestianingsih - wolipop Jumat, 10 Jun 2022 08:00 WIB
Ilustrasi Instagram Foto: Shutterstock
Jakarta -

Sebuah keluarga di California, AS, menuntut Meta, perusahaan menaungi Facebook dan Instagram ke pengadilan. Mereka menyalahkan perusahaan yang dibangun Mark Zuckerberg itu atas 'kerusakan immateriil' yang dialami putri mereka.

Keluarga dari remaja bernama Alexis Spence tersebut menyalahkan Meta atas perubahan perilaku yang terjadi padanya sejak aktif di Instagram. Mereka menyebut bahwa Alexis menderita masalah mental seperti keinginan menyakiti diri sendiri, punya pikiran bunuh diri hingga gangguan makan karena kecanduan media sosial.

Dalam berkas tuntutan yang sudah masuk ke pengadilan negeri di Distrik Utara California pada Senin (6/6/2022), pengacara pihak Alexis Spence menyatakan bahwa kliennya dulu adalah anak yang percaya diri dan bahagia. Namun itu semua berubah begitu dia terpapar Instagram.

Alexis jadi sering keluar-masuk rumah sakit karena mengalami depresi, gelisah dan anoreksia. Kondisi itu terjadi diklaim akibat dari 'konten dan fitur berbahaya' yang dipromosikan Instagram kepadanya untuk meningkatkan engagement dengan follower.

Bangkok, Thailand - JUN 18, 2018: social medial app iPhone mobile phone with blue screen background technology business smartphone digital communication facebook and internet editorialIlustrasi aplikasi Instagram. Foto: Getty Images/Wiyada Arunwaikit

Seperti dilansir Insider, Alexis Spence -yang kini berusia 19 tahun- membuat akun Instagram saat masih 11 tahun. Usia tersebut di bawah regulasi Facebook dan Instagram yang mengharuskan penggunanya harus sudah berusia minimal 13 tahun.

"Meta tahu bahwa dia masih di bawah umur. Meta juga merancang produk-produknya untuk mendorong penggunaan ilegal dan tidak sah, dan secara tidak langsung menghasutnya Alexis untuk membuat lebih dari satu akun," demikian ditulis dalam berkas tuntutan.

Tuntutan yang dilayangkan atas nama Pusat Hukum Korban Media Sosial tersebut juga menuduh Meta telah memprogram dan mengoperasikan produknya untuk memprioritaskan engagement ketimbang keamanan pengguna. Alexis Spence, diklaim sebagai salah satu korbannya.

"Alexis menderita kerusakan emosional, fisik dan finansial karena hal tersebut, begitu pula orangtuanya. Semakin sering Alexis mengakses dan mengunakan produk media sosial Instagram, semakin parah kondisi kesehatan mental dan fisiknya, termasuk gangguan makan dan pikiran-pikiran untuk bunuh diri yang mengancam nyawa," lanjutnya.

Social networking service concept. communication network.Ilustrasi wanita main Instagram. Foto: Getty Images/iStockphoto/metamorworks

Berkas tuntutan tersebut diambil dari Facebook Papers, dokumen internal milik Meta yang bocor ke publik. Dalam dokumen itu dokumen juga terungkap hasil penelitian yang menunjukkan keterkaitan Instagram dalam memperparah gangguan makan dan pikiran bunuh diri pada anak-anak remaja, khususnya perempuan.

Penelitian tersebut diungkap akhir tahun lalu oleh informan Frances Haugen. Frances merupakan mantan karyawan Facebook yang pernah bekerja sebagai product manager.

Hingga kini kasus tersebut masih bergulir. Namun pihak Meta masih belum berkomentar maupun memberikan klarifikasi.



Simak Video "Melihat Emak-emak di Madura Bak 'Toko Emas Berjalan' saat Kondangan"
[Gambas:Video 20detik]
(hst/hst)