Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Cara Membedakan Lapar Asli dan Lapar Emosional, Penting Saat Diet

Eny Kartikawati - wolipop
Rabu, 03 Des 2025 05:30 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

A young woman standing in front of the refrigerator, holding a bowl of fresh vegetable salad for a healthy diet on one hand and holding a plate of unhealthy fried chicken on the other. Making decision and choices for lifestyle and eating habit.
Ilustrasi wanita diet.
Jakarta -

Sulit mengontrol rasa lapar saat diet sehingga berat badan tidak kunjung turun? Salah satu penyebabnya bisa jadi karena kamu belum bisa membedakan antara lapar yang benar-benar berasal dari kebutuhan tubuh dan lapar yang muncul akibat emosi. Memahami perbedaannya sangat penting agar diet berjalan lebih efektif dan tidak mudah gagal.

Saat menjalani program penurunan berat badan, banyak orang kesulitan karena sering merasakan lapar tiba-tiba. Padahal, tidak semua rasa lapar menandakan tubuh membutuhkan makanan. Lapar emosional-yang muncul akibat stres, bosan, atau keinginan mencari kenyamanan-justru sering membuat seseorang makan berlebihan tanpa sadar.

Diet yang sehat bukan tentang menahan lapar secara ekstrem. Cara yang salah justru dapat menurunkan metabolisme, membuat tubuh mudah lelah, hingga memicu perilaku makan tidak terkontrol. Karena itu, mengenali isyarat tubuh dan membedakan jenis lapar menjadi langkah penting agar diet lebih aman dan konsisten dalam jangka panjang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut beberapa cara untuk membantu mengenali apakah kamu sedang benar-benar lapar atau hanya merespons emosi, sekaligus strategi untuk mengelola rasa lapar saat diet:


1. Perhatikan Sinyal Fisik Tubuh

Lapar asli biasanya muncul bertahap dan disertai sinyal fisik seperti perut keroncongan, tubuh lemas, atau sulit berkonsentrasi. Sebaliknya, lapar emosional datang tiba-tiba dan sering mengincar makanan tertentu seperti yang manis atau gurih.

ADVERTISEMENT

Makanan berserat bisa membantu meredakan lapar fisik karena membuat kenyang lebih lama. Sayuran hijau, oatmeal, buah, hingga kacang-kacangan dapat menjaga stabilitas rasa kenyang sehingga kamu tidak mudah tergoda makan karena emosi.

Cara Membedakan Lapar Asli dan Lapar Emosional

Ilustrasi Makan dan Diet

Foto: Getty Images/YinYang

2. Minum Air Sebelum Makan
Kadang, tubuh salah mengirim sinyal sehingga rasa haus terasa seperti lapar. Minum segelas air sebelum makan dapat membantu memastikan apakah kamu benar-benar lapar atau hanya kekurangan cairan. Jika rasa lapar mereda setelah beberapa menit, itu kemungkinan lapar semu.

3. Atur Pola Makan Teratur
Lapar emosional lebih mudah muncul ketika kamu sering melewatkan jam makan atau makan dalam porsi tidak teratur. Makan dalam porsi kecil namun sering dapat menjaga gula darah stabil, sehingga mengurangi dorongan makan berlebihan.

4. Pastikan Asupan Protein Cukup
Protein membantu rasa kenyang bertahan lebih lama, sekaligus mengurangi keinginan makan karena emosional. Telur, ayam, ikan, tahu, atau tempe dapat menjadi pilihan untuk setiap jam makan agar kamu tidak cepat mencari camilan.

Cara Membedakan Lapar Asli dan Lapar Emosional

Ilustrasi Makan dan Diet

Foto: Getty Images/YinYang

5. Batasi Makanan Manis
Panganan tinggi gula memicu lonjakan energi singkat lalu membuat lapar kembali. Kondisi ini sering memicu craving dan makan karena emosi. Ganti dengan makanan berindeks glikemik rendah untuk energi yang lebih stabil.

6. Alihkan Fokus Saat Emosi Muncul
Jika rasa lapar datang tiba-tiba padahal baru saja makan, coba tanyakan pada diri sendiri: "Apakah aku benar-benar lapar atau hanya mencari pelarian?" Alihkan perhatian dengan aktivitas ringan seperti berjalan, membaca, atau melakukan hobi untuk menenangkan emosi.

7. Tidur Cukup untuk Kendalikan Nafsu Makan
Kurang tidur meningkatkan hormon ghrelin yang memicu lapar emosional. Istirahat 7-9 jam per malam membantu menjaga keseimbangan hormon dan menekan keinginan makan berlebihan pada malam hari.

Memahami perbedaan antara lapar asli dan lapar emosional dapat membantumu membuat keputusan makan yang lebih tepat. Ingat, setiap orang memiliki kebutuhan tubuh yang berbeda. Bila ingin menjalani diet yang lebih aman dan efektif, konsultasikan dengan ahli gizi atau tenaga kesehatan agar sesuai dengan kondisi dan tujuanmu.

(eny/eny)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads