Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Kisah Hidup Zhang Xin, dari Buruh Pabrik Jadi Wanita Terkaya Dunia

Rahmi Anjani - wolipop
Sabtu, 06 Des 2025 07:15 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Zhang Xin
Foto: Instagram @zhangxinsoho
Jakarta -

Kesuksesan Zhang Xin menjadi salah satu cerita miskin jadi kaya yang 'melegenda'. Zhang Xin adalah wanita membuktikan kesuksesan bisa diraih dari bawah. Kini dikenal sebagai salah satu pengusaha properti China terkaya, ia bukanlah putri dari konglomerat. Zhang Xin disebut mengawali kariernya sebagai pekerja pabrik sebelum akhirnya menjadi CEO SOHO China, pengembang real estat komersial terbesar di Beijing.

Beberapa waktu lalu lalu, SOHO China meluncurkan rencana pengembangan kondominium mewah di New York dengan total biaya lokasi sebesar US$76 juta. Laporan itu kembali mengingatkan publik akan kisah inspiratif Zhang Xin. Bersama sang suami, wanita 59 tahun tersebut memulai usaha dari bawah sampai kini mendapat julukan 'wanita yang membangun Beijing'.

Zhang Xin sempat merasakan dunia yang abu-abu ketika tumbuh di era komunis pada 1960an. Saat itu, China di bawah kepemimpinan Mao Zedong di mana tidak ada toko atau restoran dan semua orang dibayar sama. Keluarganya pun harus bekerja banting tulang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikirim ke Kota untuk Bekerja

Zhang Xin

Foto: Instagram Zhang Xin

Dilansir CNBC, hidup Zhang Xin sudah keras sejak kecil ketika dikirim bersama ibunya ke pedesaan untuk bekerja. Sedangkan ayah dan saudaranya tetap berada di Beijing. Kehidupannya mulai berubah ketika pindah ke Hong Kong di usia 15 tahun meski saat itu ia tetap harus bekerja tapi mendapat upah yang sepadan.

Di Hong Kong, Zhang berpindah-pindah bekerja di pabrik selama lima tahun untuk mendapatkan uang tambahan. "Kami tidak tahu cara lain untuk hidup, selain mencari pekerjaan apa pun yang ada untuk mencari nafkah," katanya.

Meskipun monoton, dikatakan pekerjaan itu justru memberinya rasa kebebasan yang belum pernah dimilikinya. "Aku benar-benar merasa bebas di Hong Kong. Aku bisa membeli apapun yang ingin saya beli. Aku bisa makan apa pun yang ingin saya makan. Dan aku bisa mengenakan apa pun yang ingin aku kenakan," lanjut Zhang.

Pendidikan Mengubah Hidup Zhang Zin

Zhang Xin

Foto: Instagram @zhangxinsoho

Berkat kepindahannya ke Hong Kong, Zhang Xin juga mendapatkan kesempatan untuk kuliah di Universitas Sussex Inggris. Sempat takut karena sendirian di negara asing namun ia membulatkan tekad untuk meraih kesuksesan. Saat menimba ilmu, ia pun sambil bekerja di sebuah restoran dengan kemampuan bahasa Inggris yang terbatas.

"Bukan hanya aku tidak mengenal siapa pun, aku juga tidak bisa berbahasa sana. Jadi, terlepas dari semua impianku untuk mengenyam pendidikan dan menjauh dari pabrik, aku berakhir di planet ini, yang hampir seperti planet baru," kenangnya.

"Aku ingat malam pertama saya tiba di sana, saya duduk di atas koper dan menangis. Karena aku benar-benar merasa takut," kata Zhang mengenai pengalamannya kuliah di luar negeri dilansi VN Express.

Untungnya, Zhang memilih untuk bertahan dan menyelesaikan studinya. Bertahun-tahun kemudian, ia berpidato di hadapan para wisudawan di almamaternya. "Jika aku menengok kembali hidupku dan bertanya pada diri sendiri apa elemen transformasional yang paling penting, aku akan menjawab pendidikan. Semuanya berubah ketika saya memutuskan untuk pergi ke Inggris dan menjadi mahasiswa," ujarnya dalam pidato tahun 2013 yang dikutip oleh The Times.

Wanita yang Membangun Beijing

Zhang Xin

Zhang Xin Memproduseri Film 'The History of Sound' Foto: Instagram @zhangxinsoho

Dijuluki 'wanita yang membangun Beijing', Zhang Xin yang juga beralih jadi produser film tersebut mengaku terinspirasi sosok inspiratif wanita saat menonton mantan Perdana Menteri Margaret Thatcher dalam debat parlemen.

"Aku ingat aku kagum melihatnya dan berpikir: 'Bagaimana dia bisa berbicara dengan sangat baik? Bagaimana mungkin dia berdebat dengan ratusan pria di ruangan ini? Dia sangat berani dan sangat hebat. Dan aku menjadikannya... sebagai panutan,"

Wanita di Industri Pria

Zhang Xin

Zhang Xin Bersama Suami Foto: Instagram @zhangxinsoho

Singkat cerita pada 1995 Zhang Xin mulai membangun perusahaan real estate, Hongshi, bersama suaminya, Pan Shiyi. Hongshi dikenal sebagai SOHO China pada 2002. Kini mereka punya kekayaan bersih $ 3,3 miliar (Rp 54 triliunan).

Banyak orang bertanya bagaimana caranya sebagai wanita bekerja di dunia konstruksi yang didominasi oleh laki-laki. Tapi ia mengaku tidak pernah merasa asing bagi Zhang Xin justru karena pernah bekerja di bawah perintah Mao Zedong. "Wanita menopang separuh langit. Pria dan wanita semuanya bekerja. Jadi, gagasan bahwa pria pergi bekerja, wanita tinggal di rumah dan pembagian kerja seperti itu tidak ada di China saat aku kecil," kata Zhang.

(ami/ami)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads