5 Fakta Wanita Viral yang Gagal Disuntik Mati, Keluarga Kecewa Berat
Martha Sepulveda seharusnya menjadi orang Kolombia pertama yang menjalani euthanasia dalam kondisi tak mengidap penyakit non-mematikan. Namun, ia gagal meninggal sesuai keinginannya setelah otoritas kesehatan tiba-tiba membatalkan prosedur tersebut.
Martha mendapat sorotan setelah muncul di sebuah TV lokal menjelang hari kematiannya untuk berbicara soal keputusannya melakukan euthanasia. Perempuan 51 tahun itu diwawancarai sambil menikmati bir dan makanan di sebuah restoran bersama anaknya. Obrolan mereka penuh canda dan tawa meskipun kematian telah menanti Martha.
Namun, harapan Martha pupus karena pihak berwenang menilai kesehatannya membaik sehingga tak layak mendapatkan euthanasia. Berikut fakta-faktanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Mengidap ALS
Pada 2019, Martha didiagnosis mengidap amyotrophic lateral sclerosis (ALS). Penyakit ini menyerang sistem saraf sehingga mengganggu mobilitas tubuh.
Makin lama, kondisi kesehatannya kian buruk sampai-sampai melumpuhkan pergerakannya. Untuk berjalan saja, ia harus dibantu orang lain.
"Ketika mengidapnya, aku merasa satu-satunya pilihan terbaik adalah beristirahat," kata Martha kepada stasiun TV lokal Noticias Caracol seperti dikutip NBC News, tentang alasannya menjalani prosedur euthanasia.
2. Tanggal Eksekusi
Menurut jadwal, pengeksekusian dilakukan pada Minggu (10/10/2021. Martha dikabarkan mengajukan perizinan untuk menjalani prosedur euthanasia pada 26 Juli setelah Mahkamah Konstitusi Kolombia mengesahkan revisi peraturan terkait siapa yang berhak menerima euthanasia.
Pada 6 Agustus, ia mendapat persetujuan dari pemerintah. "Aku lebih tenang setelah permohonanku disetujui. Aku jadi sering tertawa dan tidurku lebih nyenyak," katanya.
Kondisi Martha Sepúlveda sebelum menjalani prosedur suntik mati. (Foto: Caracol via Noticias Telemundo/NBC News) |
3. Izin Dicabut
Seperti dikabarkan The Washington Post pada Minggu, Martha dikejutkan oleh kabar dari pengacaranya tentang sebuah surat dari otoritas kesehatan yang menginformasikan pencabutan izin euthanasia.
Surat yang diterimanya dua hari sebelum hari eksekusi itu menyatakan kondisi kesehatan Martha membaik berdasarkan rekam medisnya sehingga tak berhak menerima euthanasia.
Menurut pengacaranya, Camila Jaramillo, sang klien sangat terkejut karena tidak tahu pihak berwenang memantau ulang kesehatannya pada menit-menit terakhir tanpa sepengetahuannya. Padahal, Martha sudah bersiap untuk meninggal.
"Bahkan dia sudah menghentikan paket berlangganan ponselnya karena dia pikir akan meninggal besok," kata Camila.
4. Keluarga Kecewa
Keluarga Martha yang sangat mendukung keputusannya untuk disuntik mati kecewa dengan pembatalan yang terbilang mendadak itu. "Pencabutan izin tersebut sangat menghina dan tidak beralasan kuat... Mereka bertemu dan membuat keputusan secara diam-diam dan dokter yang hadir juga tak memberi kami informasi," kata putra Martha, Federico Redondo.
Kuasa hukum Martha memastikan tidak akan tinggal diam dan tetap memperjuangkan keinginan sang klien. Menurutnya, keputusan tersebut dianggap melanggar hak Martha untuk 'meninggal secara bermartabat'.
Ia merujuk pada keputusan baru Mahkamah Konstitusional Kolombia yang akhirnya memperbolehkan pasien tanpa penyakit non-mematikan untuk menjalani prosedur euthanasia selama penyakit itu mengganggu fungsi fisik dan mental secara intens. Sejak 1997, suntik mati sudah dilegalkan di Kolombia, tapi hanya terbatas bagi pasien penyakit mematikan. "Mereka membuat Martha harus menjalani hidup yang tak diinginkannya," tegas Camila.
5. Peluang Hidup Bertambah
Colombian Institute of Pain yang seharusnya melaksanakan prosedur euthanasia terhadap Martha tiba-tiba berubah pikiran setelah melihat ada perkembangan positif pada kesehatan Martha antara Juli dan Oktober.
Kabar viral tentang Martha yang ceria jelang disuntik mati juga menjadi pertimbangan. Mereka tak melihat seseorang yang sedang sangat kesakitan sampai ingin mengakhiri hidupnya sendiri.
Setelah melalui beberapa evaluasi, otoritas sepakat Martha tak memiliki kriteria penerima euthanasia, yakni memiliki penyakit degeneratif dan penyakit yang tak dapat disembuhkan. Mereka juga menyebut, probabilitas Martha untuk hidup bertambah menjadi enam bulan sehingga tak layak untuk dihentikan dengan cara euthanasia atau suntik mati.
Health & Beauty
Wajib Punya! Rekomendasi 3 Sheet Mask Andalan Kulit Lebih Tenang, Lembap, dan Bebas Stress
Fashion
3 Rekomendasi Dompet Kartu Stylish & Fungsional yang Wajib Kamu Punya!
Fashion
3 Padel Bag Stylish & Fungsional yang Bikin Kamu Makin Siap Turun ke Lapangan!
Health & Beauty
Kulitmu Sering Drama? Ini 5 Moisturizer Penyelamat Kulit Sensitif dan Kering
11 Sayuran yang Bagus untuk Diet, Kenyang Tahan Lama
Cara Membedakan Lapar Asli dan Lapar Emosional, Penting Saat Diet
Dilraba Dilmurat Ungkap Cara Turunkan Berat Badan untuk Film, Tuai Perdebatan
5 Sayuran yang Lebih Sehat saat Dimasak, Menurut Ahli Gizi
Tren Diet dengan Kopi Americano, Benarkah Bisa Turunkan Berat Badan?
Rumor Pacaran Winter aespa & Jungkook BTS Mencuat, Disorot Punya Tato Sama
Penampilan Terbaru Vanness Wu Bikin Khawatir Penggemar, Disebut Turun 20 Kg
7 Artis Korea Adu Outfit di Acara LV, Lisa BLACKPINK Hingga Jun Ji Hyun
Belum Setahun, Desainer Baru Versace Keluar Setelah Prada Resmi Akuisisi












































Kondisi Martha Sepúlveda sebelum menjalani prosedur suntik mati. (Foto: Caracol via Noticias Telemundo/NBC News)