Studi Ungkap Alasan Orang Suka Mem-bully di Internet
Perundungan, ujaran kebencian dan body shaming di internet, menjadi permasalahan yang seolah tak ada ujungnya di era media sosial. Anonimitas membuat orang merasa bebas menuliskan kata-kata kasar dan tak senonoh.
Para pelaku perundungan ini tak peduli apakah untaian kalimat mereka akan menyakiti hati orang lain atau tidak. Bahkan pada beberapa kasus ujaran kebencian yang mereka lontarkan membuat korbannya depresi hingga bunuh diri.
Maraknya perilaku agresif di internet ini pun tak jarang membuat kita bertanya-tanya. Apa yang salah dari mereka?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apakah ada alasan khusus kenapa seseorang bisa mem-bully orang lain padahal tidak saling mengenal? Hasil studi yang dilakukan profesor Jepang ini mungkin bisa menjawabnya.
Shinichi Yamaguchi, profesor di Tokyo International University, melakukan dua penelitian tentang perundungan di internet kepada puluhan ribu partisipan. Penelitian dilakukan secara terpisah pada 2014 dengan 20.000 responden dan pada 2016 dengan 40.000 responden.
Dilansir Soranews24, hasil studi menunjukkan 70 persen orang yang suka mem-bully atau menyerang dengan ujaran kebencian di internet adalah pria. Para pelaku perundungan ini datang dari berbagai tingkatan pekerjaan.
dramatic portrait scared and stressed Asian Korean teen girl or young woman with laptop computer and mobile phone suffering cyber bullying stalked and harassed with internet password hacked Foto: Istock |
Sebanyak 30 persen partisipan adalah pengangguran. Sementara 30 persen lagi di level karyawan, 31 persen dari kalangan manajerial/bos dan 9 persen pebisnis atau pemilik toko.
Hasil temuan ini tentunya mengejutkan karena cukup banyak partisipan yang berada di level jabatan atas ternyata juga melakukan perundungan. Menunjukkan bahwa latar belakang pendidikan tak selalu berpengaruh terhadap kecenderungan seseorang untuk mem-bully.
Menurut Sinichi ada beberapa faktor yang menggerakkan orang untuk 'menyerang' orang lain di internet. Seseorang menuliskan ujaran atau komentar bernada benci karena merasa memang itulah 'tugas' mereka.
Mengungkapkan kebenciannya seperti sebuah 'kewajiban' agar mereka merasa sudah mendapat perlakuan (atau melakukan sesuatu) yang 'adil'. Tentunya perilaku destruktif tak bisa dibenarkan dengan alasan apapun.
Sementara itu Psikolog Jo Hemmings menuturkan penyebab lain orang jadi pelaku perundungan.
"Penelitian menunjukkan bahwa orang-orang ini cenderung tidak bisa membangun hubungan yang sehat di dunia nyata. Mereka tidak selalu merupakan orang-orang yang sedih atau kesepian seperti yang kita kira. Dan tidak selalu pria tapi juga wanita," jelas Jo Hemmings seperti dikutip dari Hello! Magazine.
Dia melanjutkan, "Tapi yang pasti para pelaku bullying ini kurang keseimbangan dalam hubungan interpersonal dan mereka mungkin merasa tidak cukp dihargai oleh keluarga atau pasangan."
cyberbully Foto: Thinkstock |
Pendapat serupa juga diungkapkan psikolog Dr Linda Kaye. Pelaku cyberbullying dan ujaran kebencian merasa punya kemampuan dan hak untuk melakukan apapun di internet, sekali lagi, karena anonimitas yang telah disebutkan sebelumnya. Faktor penyebabnya pun beragam.
"Alasan terjadinya perilaku ini disebabkan karena banyak faktor, salah satunya hanya ingin cari hiburan dan adanya masalah kepribadian seperti sadisme dan psikopat," ujarnya.
"Mereka termotivasi oleh status. Ingin menarik perhatian dengan menyakiti atau membuat orang lain sedih, bahkan ketika dapat dukungan dari pem-bully lainnya membuat mereka merasa dihargai dan penting. Dua hal yang mungkin tidak didapat di kehidupan nyata," pungkas Jo Hemmings.
(hst/hst)
Hobbies & Activities
Benston vs Rixton : Keyboard Foldable 88 Key, Mana yang Lebih Worth It untuk Pemula?
Health & Beauty
Rahasia Untuk Kulit Cerah & Kenyal dengan Dr Schatz Phyto Cell Mask
Home & Living
Rumah Lebih Rapi Tanpa Ribet? Rekomendasi 3 Storage Box Andalan yang Wajib Kamu Punya!
Home & Living
Panci Ini Layak Masuk Dapur Kamu! Stein Cast Iron Enamel Pot Hadir Bikin Makanan Cepat Matang
Penelitian Ungkap Minuman Kesehatan Trendi Ini Bisa 'Membalikkan' Penuaan
6 Bulan Makan Menu yang Sama Demi Kurus, Wanita Ini Berakhir Masuk UGD
Sering Memar Tanpa Sebab? Ini 10 Penyebabnya Menurut Ahli Kesehatan
Pahami Jam Makan yang Baik untuk Diet, dari Sarapan sampai Makan Malam
Ini Sayuran Paling Sehat Menurut Sains, Rendah Kalori Bisa untuk Diet
Beda Gaya Maia Estianty & Mulan Jameela, Calon Nenek di Pengajian Al-Alyssa
Kim Da Mi Tanggapi Kritik Film The Great Flood, Ceritanya Bikin Bingung
50 Ucapan Natal 2025 Bahasa Indonesia dan Inggris, Singkat Tapi Penuh Makna
Terungkap Produk Makeup Shin Min Ah di Hari Pernikahannya dengan Won Bin













































