Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Tak Hanya Kebanyakan Makan, Stres Juga Bisa Jadi Penyebab Kegemukan

Hestianingsih - wolipop
Senin, 15 Agu 2016 11:07 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Foto: Thinkstock/Dejan Ristovski
Jakarta - Penyebab utama kegemukan biasanya tak jauh-jauh dari pola makan yang tak sehat dan malas olahraga. Tapi bagaimana jika Anda sudah menjalani diet sehat rendah kalori dan rutin fitnes, tapi berat badan seolah 'menolak' untuk turun?

Kelebihan berat badan atau kegemukan sebenarnya dipengaruhi banyak faktor dan itu tidak selalu karena makan berlebihan. Pakar kesehatan dan nutrisi Dr Libby Weaver menjelaskan ada hal-hal lain pemicu kegemukan yang mungkin tak banyak diketahui orang.

Di akhir era 90-an, penyebab kegemukan terbilang simpel, 'hanya' karena terlalu banyak makan. Maka masuk akal jika mengurangi kalori berarti juga berat badan berkurang. Namun memerhatikan beberapa kasus belakangan ini, Dr Libby banyak menemukan pasien yang telah rajin lari atau mengontrol asupan kalori mereka dengan benar, tapi tetap tak mengalami perubahan berarti.

Lantas apa faktor lain penyebab kegemukan selain makan berlebih dan kurang olahraga? Jawabannya adalah tingkat stres yang tinggi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keterkaitan antara tingkat stres dan risiko kegemukan telah banyak dibuktikan lewat penelitian ilmiah. Dr Libby pun pernah menangani pasien seorang pelari maraton yang mengalami stres dan kemudian berat badannya naik hingga 5,4 kg.

"Saat kita stres tubuh akan terus menerus melepaskan hormon adrenalin yang tugasnya mempersiapkan tubuh untuk melawan serangan stres atau membiarkannya," jelas wanita yang telah menelurkan 10 buku tentang nutrisi ini, seperti dikutip dari Daily Mail.

Saat hormon adrenalin meningkat, suplai darah dialihkan dari sistem pencernaan menuju otot. Tujuannya agar tubuh bisa lari atau melawan. Proses ini membuat tubuh lebih banyak menggunakan glukosa ketimbang lemak tubuh sebagai energi.

"Itulah sebabnya kenapa orang yang stres menginginkan makanan manis karena tubuh membutuhkannya untuk tenaga," terang Dr. Libby.

Dalam jangka pendek, stres sebenarnya tidak terlalu menimbulkan dampak negatif pada tubuh. Tapi ketika stres terjadi terus menerus, tubuh akan mulai memproduksi hormon stres lain yang disebut cortisol. Hormon ini menghancurkan sel-sel otot dan ketika tubuh kurang massa otot, maka metabolisme akan melambat.

Cortisol juga mampu meningkatkan nafsu makan dan mendorong keinginan kita untuk mengkonsumsi makanan manis dan berlemak. Bahkan sejumlah studi juga menemukan orang dengan tingkat kortisol tinggi cenderung mengalami kenaikan berat badan saat usianya menjelang tua.

Cara terbaik untuk mencegah kegemukan akibat stres, adalah mengatasi terlebih dahulu stres yang Anda alami itu. Dr. Libby menyarankan untuk melakukan meditasi ringan saat stres melanda.

"Ketika Anda punya waktu santai beberapa menit, berhentilah (beraktivitas) dan bernapas dengan benar. Pernapasan diafragma adalah cara terbaik untuk menurunkan tingkat stres," katanya.

Pernapasan melalui diafragma dilakukan dengan cara ambil napas secara perlahan. Pastikan perut --bukan dada-- Anda yang bergerak ketika menarik dan melepaskan napas. Coba lakukan 20 kali setiap hari, atau ketika Anda merasa stres. (hst/hst)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads