Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Mitos Diet dan Kesehatan yang Sering Keliru

Hestianingsih - wolipop
Kamis, 01 Okt 2015 13:41 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Dok. Thinkstock
Jakarta - Benarkah vitamin C ampuh mencegah flu, dan minyak zaitun jauh lebih sedikit kalorinya dari jenis minyak lain? Banyak informasi tentang diet dan kesehatan beredar di masyarakat, namun tidak semuanya tepat. Ini beberapa kesalahan dalam pemahaman tentang kesehatan, seperti dikutip dari Daily Mail.

1. Vitamin C Bisa Mencegah Flu dan Pilek
Mengonsumsi vitamin C saat sudah terasa gejala-gejala flu atau pilek dipercaya bisa mencegah Anda terkena penyakit tersebut. Padahal kenyataannya, vitmain C hanya bisa mempercepat penyembuhan flu dan pilek. Tidak serta merta mencegahnya sehingga Anda tak jadi sakit.

2. Kalori Minyak Zaitun Lebih Sedikit dari Minyak Lainnya
Banyak orang menggunakan minyak zaitun sebagai alternatif penurun kalori pada makanan. Kenyataannya, minyak zaitun memiliki jumlah kalori yang lebih kurang sama dengan minyak nabati lain seperti hal nya minyak kelapa sawit, minyak castor atau minyak jagung. Hanya saja, minyak zaitun lebih sehat karena tidak mengandung minyak jenuh, dan kaya akan antioksidan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

3. Sayuran Mentah Lebih Sehat Ketimbang yang Dimasak
Tidak sepenuhnya benar. Ada beberapa jenis sayuran yang nutrisinya justru lebih tinggi apabila dimasak atau melalui proses pemanasan. Tomat, bayam, wortel, asparagus dan jamur termasuk lima sayuran yang akan lebih baik apabila dimasak sebelum dimakan. Pakar nutrisi Mel Wakeman dan Birmingham City University mengatakan bahwa banyak nutrisi yang terkandung di dalam tumbuhan, yang belum siap diserap secara langsung oleh tubuh. Maka perlu dilakukan pemanasan terlebih dahulu.

"Serat yang terdapat pada tumbuhan seringkali terikat oleh mineral sehingga belum bisa digunakan langsung oleh tubuh," jelas Mel.

4. Sarapan Diharuskan Jika Ingin Turunkan Berat Badan
Faktanya, tidak selalu. Penelitian yang dilakukan pada 2013 dan dimuat dalam American Journal of Clinical Nutrition mengungkapkan bahwa sarapan atau tidak sarapan ternyata tidak terlalu berpengaruh terhadap penurunan berat badan. Sebab, tubuh setiap orang berbeda tergantung dengan kebiasaan gaya hidup mereka.

Jika seseorang sarapan namun di siang maupun malam hari masih tetap melahap banyak makanan bergula dan berkarbohidrat, maka akan lebih sulit turun berat badan ketimbang orang yang tidak sarapan namun menjaga makannya. Yang terpenting dalam penurunan berat badan adalah tidak makan berlebihan, memperbanyak konsumsi protein, makan karbohidrat kompleks dan hindari asupan gula terlalu banyak.

(hst/eny)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads