Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Tren Diet Paleo

Pro Kontra Diet Paleo untuk Turunkan Berat Badan dan Menyehatkan Tubuh

Hestianingsih - wolipop
Selasa, 11 Agu 2015 17:10 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Dok. Getty Images
Jakarta -

Disebut-sebut sebagai metode pola makan yang paling efektif turunkan berat badan, diet Paleo kini mulai populer di kalangan pelaku diet. Peneliti dari Cardiovascular Associates of Virginia Beach menemukan bahwa diet Paleo merupakan satu dari empat diet yang dianggap paling sehat dan aman dilakukan dalam jangka panjang, atau diterapkan sebagai diet sehari-hari.

Seperti dilansir Women's Health, penelitian melibatkan 280 responden pria dan wanita yang kelebihan berat badan. Diet yang diujicobakan adalah Paleo, vegan, Mediteranian dan DASH (metode diet untuk mengatasi tekanan darah tinggi). Setelah 60 hari diteliti, responden yang melakukan diet Paleo berhasil menurunkan berat badan paling banyak, rata-rata sekitar 6 kg (atau 6,6 persen dari lemak tubuh mereka). Sementara diet vegan yang sama sekali tidak mengonsumsi makanan hewani rata-rata hanya turun berat badan sekitar 5,7 kg.

Ya, salah satu faktor yang membuat diet Paleo populer kembali (pada 2013, Paleo menjadi diet yang paling banyak dicari di Google) tahun ini adalah efektivitasnya dalam menurunkan berat badan. Diet ini menekankan pada konsumsi makanan tinggi protein, sayuran dan buah-buahan alami serta membatasi karbohidrat juga gula, dan sama sekali tidak memakan makanan olahan pabrik. Diet Paleo juga tidak menganjurkan konsumsi susu beserta produk olahannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Banyak manfaat yang didapat dari diet ini, bukan berarti tidak memiliki kelemahan. Menurut pakar nutrisi Gretchen Spetz, RD, dari Cleveland Clinic, diet Paleo cenderung sulit dan membingungkan untuk diikuti secara konsisten. Hal ini karena ada kelompok makanan yang harus dipangkas dari keseharian sehingga bagi beberapa orang, diet Paleo mungkin sulit dipertahankan dalam waktu lama.

"Diet Paleo tidak mudah diikuti lebih dari beberapa bulan. Karena diet ini tidak menyertakan sejumlah kelompok makanan sehingga cukup sulit bertahan dalam jangka panjang. Orang-orang suka makan gandum dan bisa jadi sangat melelahkan jika terus menerus menghindari makanan itu," jelas Gretchen, seperti dikutip dari Prevention.

Baca Juga: 50 Inspirasi Gaya Hijab Selebgram

Dalam pola makan ala 'manusia zaman purba' ini, pediet memang tidak diperkenankan makan gandum, nasi, susu, produk susu olahan, legume dan makanan produksi pabrik karena dianggap bisa menyebabkan glikemik indeks tak stabil. Tapi bagi sebagian besar orang, makan nasi dan susu bisa jadi menyehatkan dan aman. Hanya sebagian orang yang memiliki intoleransi terhadap laktosa (gula pada susu), gluten dan karbohidrat sederhana yang mungkin akan berbahaya ketika terus menerus mengonsumsinya.

"Kita kan sudah cukup lama makan makanan ini (gandum, legume, susu)," ujar Gretchen.

Selain itu dengan sama sekali tidak mengonsumsi gandum atau produk susu, tubuh berisiko kehilangan banyak nutrisi penting salah satunya kalsium. Untuk makanan tinggi protein, jika Anda tidak pintar-pintar memilih daging yang rendah lemak, bukan tidak mungkin akan mengalami gangguan jantung karena tingginya lemak dan kolesterol jahat. Sebab Beberapa jenis daging ada yang mengandung kolesterol tinggi meskipun berasal dari hewan yang memakan rumput segar.

Saran beberapa ahli, sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter gizi sebelum mengikuti diet ini. Pastikan apakah benar-benar cocok dan aman bagi tubuh Anda.

(hst/hst)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads