Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Model Cantik Curhat Kehilangan Kaki Gara-gara Pakai Pembalut Tampon

Eny Kartikawati - wolipop
Jumat, 19 Jun 2015 09:33 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

ist.
Jakarta -

Model asal California, Lauren Wasser sama sekali tidak menyangka hidupnya berubah drastis hanya karena pemakaian tampon saat haid. Lauren harus kehilangan salah satu kakinya akibat infeksi dari pemakaian tampon tersebut.

Dalam wawancara dengan majalah People, Lauren pun menceritakan mengenai peristiwa tragis yang dialaminya pada Oktober 2012 lalu. Saat itu dia merasa kurang enak badan. Dia kemudian memeriksakan diri ke rumah sakit. Dan menurut dokter dia hampir kehilangan nyawanya karena suhu tubuhnya saat tiba di rumah sakit sudah mencapai 107 derajat.

Model dengan tinggi 180 cm itu didiagnosa dokter terkena TTS atau Toxic Shock Syndrome, infeksi bakteri yang terjadi akibat pemakaian tampon terlalu lama. Infeksi yang dialaminya sudah begitu serius sehingga menyebabkan berbagai masalah kesehatan mulai dari gangrene (kematian pada jaringan yang terjadi karena kehilangan suplai darah), luka pada kaki kiri hingga amputasi pada kaki kanannya. Amputasi pada kaki kanannya harus dilakukan agar nyawanya bisa diselamatkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca Juga: 50 Inspirasi Baju Lebaran 2015

"Aku rasanya ingin bunuh diri saat sudah pulang ke rumah. Tiba-tiba saja aku tidak punya kaki, aku duduk di kursi roda, kakiku hanya separuh. Aku bahkan tidak bisa berjalan ke kamar mandi, hanya di tempat tidur, tidak bisa bergerak. Aku merasa dinding kamar itu adalah penjara," curhatnya.

Lauren mengalami depresi karena kondisinya sekarang terjadi akibat pemakaian tampon. Dia mengaku bukan termasuk orang yang tidak memperhatikan kebersihan saat sedang datang bulan. Dia bisa mengganti tampon tiga kali dalam sehari.

Merasa dirugikan, Lauren pun kini mengajukan gugatan pada brand tampon yang menyebabkan dia kehilangan salah satu kakinya. Dia juga menyerukan agar brand tersebut mengganti bahan tampon sehingga aman digunakan. Wanita 27 tahun itu berharap apa yang dialaminya bisa menjadi pelajaran untuk sesama wanita lainnya mengenai risiko pemakaian tampon.

"Jika aku tahu tentang TTS, aku tidak akan pernah memakai tampon," katanya.




(eny/fer)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads