Cerita Ayu Dyah Andari Bertahan saat Pandemi, Penjahit Sempat Demo
Rabu, 16 Mar 2022 19:30 WIB
Bisnis desainer busana muslim Ayu Dyah Andari ikut terdampak pandemi COVID-19. Untuk bertahan, ia mencoba membuat koleksi busana siap pakai. Namun, langkahnya tersebut sempat ditentang oleh para penjahit.
Ayu Dyah Andari baru-baru ini menggelar peragaan tunggal perdananya. Acara bertajuk 'Les Allees' ini sekaligus menandai 11 tahun desainer kelahiran 12 Juni 1986 itu berkarya.
"Adalah impian semua desainer untuk bisa bikin show tunggal. Alhamdulillah, aku akhirnya bisa mewujudkannya sekarang. Tadinya mau tahun lalu pas 10 tahun berkarya, tapi karena pandemi akhirnya baru terlaksana sekarang," ungkap Ayu jelang peragaan di The Langham, Jakarta, Senin (14/3/2022).
Peragaan tersebut turut diramaikan oleh penampilan artis papan atas sebagai model. Ada Raline Shah, Dini Aminarti, Okky Asokawati, Cut Meyriska, Fenita Arie, dan Tya Ariestya. Tidak ketinggalan penyanyi Krisdayanti yang menembangkan sebuah lagu di penghujung acara.
Perancang yang belajar mendesain busana secara otodidak ini tak pernah menyangka masih bisa eksis, apalagi di tengah keterbatasan karena pandemi.
Biasa melayani pesanan gaun pengantin dan busana costum-made lainnya, ia harus menghadapi kenyataan bahwa pandemi menurunkan omzetnya. "Waktu itu, nggak ada orang yang pergi kondangan. Bajuku yang desainnya seperti itu mau dipakai ke mana?" ujar Ayu.
Banyak rekan sejawatnya sesama desainer, lanjut Ayu, banting setir dengan mengganti profesi. Namun, Ayu tak ingin bernasib sama karena nasib puluhan karyawan berada di pundaknya.
![]() |
Setelah putar otak, akhirnya Ayu memutuskan untuk fokus menggarap koleksi ready to wear yang lebih ramah untuk dipakai sebagai busana sehari-hari.
Untuk mendesain baju siap pakai, tak ada kesulitan berarti karena Ayu sudah pernah merilis busana siap pakai. Tantangan terbesar justru datang dari tim internal.
"Ada resistensi dari penjahit. Mereka sempat demo karena harus menjahit busana yang harganya lebih murah dibanding biasanya bikin gaun couture yang harga satuannya lebih besar," tutur lulusan Fakultas Teknik Industri Universitas Gajah Mada ini.
Untungnya, Ayu berhasil meyakinkan mereka. "Jika ingin bertahan, kita harus bisa beradaptasi," demikian kata Ayu kepada para penjahitnya kala itu.
![]() |
Koleksi busana siap pakai tersebut tak langsung diproduksi secara besar-besaran. Perlahan-lahan Ayu melihat respons pasar terlebih dulu. Setelah reseller mulai mengambil banyak, baru ia merasa percaya diri untuk memperbanyak kuantitas produksi.
Terlepas dari itu, kualitas tetap dijaga dengan menggunakan material terbaik yang salah satunya diimpor dari Jepang. Detail busana pun tak terlewatkan sebagai salah satu ciri khas label Ayu Dyah Andari.
"Meski desainnya simpel, tapi orang harus bisa merasakan desainnya Ayu banget. Jadi di setiap item ready to wear, selalu ada bordir bunga. Aku tidak tahu itu ternyata penting bagi pelanggan kami sampai pernah ada kejadian bajuku dikembalikan oleh customer karena tidak ada bordirannya," ungkap Ayu.
Simak Video "Tren Jilbab di Pasar Tanah Abang yang Diburu Warga Jelang Lebaran"
[Gambas:Video 20detik]
(dtg/dtg)