Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Desainer Busana Muslim Muda

Ayu Dyah Andari, Lulusan Teknik Industri yang Sukses Jadi Desainer Hijab

Arina Yulistara - wolipop
Jumat, 24 Jun 2016 12:15 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Foto: Arina Yulistara/Wolipop
Jakarta - Nama Ayu Dyah Andari tidak asing lagi di telinga para fashionista terutama yang mengenakan jilbab. Ayu merupakan salah satu desainer busana pesta untuk wanita muslim yang mulai naik daun sejak 2013 lalu. Bahkan kini penjualan produknya telah menjangkau beberapa negara mulai dari Malaysia, Taiwan, Brunei Darussalam, hingga Korea.

Sebelum menjadi desainer busana muslim yang sukses seperti saat ini, wanita 30 tahun itu mengaku hanyalah seorang karyawan. Faktor passion dan keluarga yang mendorong Ayu untuk berani terjun ke industri fashion.

Saat berbincang hangat hanya dengan Wolipop, Ayu bercerita ia mengawali kariernya sebagai karyawan di sejumlah perusahaan ternama seperti PT Kraft Foods Indonesia dan PT Toyota Astra Motor selama kurang lebih lima tahun. Gaji wanita yang baru melahirkan anak ketiganya tersebut sudah terbilang besar kala itu. Meski mempunyai penghasilan yang cukup namun hal tersebut tidak bisa menggantikan waktunya bersama anak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Umur 23, aku menikah dan punya anak. Anak sudah dua ingin di rumah saja cuma nggak mau kehilangan masukan juga. Karena waktu masih kerja aku biasanya jam enam pagi sudah jalan, ketemunya kalau malam saja dan weekend," papar Ayu kepada Wolipop di rumahnya, kawasan Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Kamis (23/6/2016).

Selanjutnya, wanita lulusan Fakultas Teknik Industri Universitas Gajah Mada (UGM) itu berpikir mengapa tidak mengembangkan potensinya saja di bidang desain untuk membuat usaha sendiri. Ya, Ayu mengatakan mendesain busana sudah menjadi bagian dari hidupnya. Walaupun bekerja di perusahaan otomotif namun tidak membuat wanita kelahiran 12 Juni 1986 itu berhenti untuk mendesain busana.

Ayu sudah suka menggambar busana sejak masih SD. Bakat sang ibunda yang juga merupakan seorang pebisnis pakaian seolah mengalir dalam darahnya. Setiap akan ada merayakan suatu momen seperti ulang tahun atau Lebaran, ia dan ibunda tidak pernah membeli pakaian yang sudah jadi tapi memilih untuk menjahit sendiri.

Ketika mulai kuliah, Ayu dijebloskan ke dalam sekolah teknik dengan harapan bisa menjadi seorang insinyur karena nilai pelajaran Matematika saat sekolah cukup tinggi. Ayu pun tidak membantah demi masa depan yang terbaik menurut pendapat orangtua. Setelah dijalani dengan tulus hati hingga selesai, ia pun berhasil diterima kerja di perusahaan-perusahaan multinasional. Bekerja di perusahaan besar tentu menjadi suatu kebanggaan bagi orangtua.

Meski sudah bekerja di perusahaan besar, Ayu tetap melanjutkan hobinya mendesain sampai akhirnya banyak rekan kerja yang mengetahui potensinya dalam mendesain busana pesta lalu minta dibuatkan gaun oleh anak kedua dari enam bersaudara itu.

"Waktu itu kondangan bikin baju sendiri eh teman suka minta, aku buatin. Nggak mikir untung karena sudah hobi. Ternyata kok order tambah banyak? Kok hasilnya menyaingi gaji di Toyota? Wah prospek bisnis nih. Tapi yang namanya bisnis nggak boleh gegabah, sudah tes market oke customer suka coba berenang di bisnisnya, hire karyawan payet dua penjahit satu yang motong masih aku. Customer suka, aku tambahin lagi penjahit. Bisnis jalan, pekerjaan jalan. Oke putuskan sepenuhnya terjun ke bisnis," cerita Ayu.

Untuk memutuskan resign dari perusahaan multinasional tentu sudah dipikirkan matang-matang oleh Ayu. Bahkan ia sempat ditentang oleh kedua orangtua karena menyayangkan keputusan tersebut. Ayu mencoba meyakini orangtua dan berusaha membuktikan langkah yang diambil memang tepat.

Ayu kemudian mulai merintis kariernya sebagai desainer sejak 2011. Namanya mulai terangkat karena berhasil menjadi salah satu dari 10 besar desainer terbaik yang mengikuti kompetisi desain Indonesia Fashion Week (IFW). Garis desain yang vintage dan klasik menjadi ciri khas rancangannya hingga saat ini.

Setelah dari IFW ia pun mulai percaya diri untuk menjual rancangannya di butik La Moie bersama desainer lainnya. Kemudian Ayu juga dipercaya merancang gaun untuk para kontestan Miss World 2013 dari berbagai negara. Kala itu ia masih menyajikan rancangan gaun pesta dengan potongan terbuka termasuk untuk kostum Miss World 2013.

Di tahun yang sama hati Ayu tergugah untuk mulai berubah haluan ke busana muslim. Pengalamannya merancang kostum Miss World 2013 ternyata mengetuk pintu hatinya untuk masuk ke busana muslim.

"Desain pertama aku couture tapi tidak muslim. Momen setelah Miss World baru mulai busana muslim. Bangga sih desainnya mendunia tapi kok ada perasaan mengganjal karena aku mendesain gaun yang super seksi? Aku nggak nyaman nih, mungkin Allah ngasih hidayah selayaknya aku tertutup aku juga harus mendesain busana tertutup. Dari situ coba desain busana muslim dan alhamdulillah rezekinya luar biasa," tambah wanita pecinta warna pastel itu.

Sampai saat ini, Ayu masih fokus untuk merancang gaun pesta buat para muslimah. Koleksi gaun yang dirancangnya memiliki DNA klasik dan vintage. Bunga Mawar diklaim Ayu juga merupakan salah satu ciri khasnya. Belum lagi siluet gaun yang berpotongan melebar ke bawah bak putri raja di era Victorian.

Ayu memang sudah senang mengenakan gaun-gaun mewah seperti princess sejak kecil terpengaruh sang ibunda. Terinspirasi dari busana Eropa kuno, ia selalu berusaha menampilkan karya yang klasik dan berciri khas dengan permainan material organdi dan tile. Maka tak heran bila koleksi busana Ayu bisa tergolong ke dalam kategori harga premium karena seluruh detail bordir atau payet juga dirancang menggunakan tangan.

Berawal dengan mendapatkan keuntungan ratusan ribu rupiah kini ia bisa meraup untung ratusan juta rupiah setiap bulannya. Mulai dari satu penjahit kini sudah memiliki 35 karyawan. Selain menjual busananya melalui online, ia juga memiliki butik di Jakarta dan agen khusus di Banjarmasin. Ayu berencana ingin memperluas pasar ke wilayah di seluruh Indonesia. Tak hanya itu, ia juga memiliki keinginan untuk bisa mengikuti fashion show di luar negeri.

"Aku biasanya fashion show di dalam negeri saja kayak Jakarta Fashion Week, Indonesia Fashion Week, suatu hari ingin go international dan mimpinya maju ke Paris Fashion Week karena di sana pusatnya couture," ujar Ayu sebelum menutup perbincangan. (ays/ays)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads