Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Cari Kerja Susah, Kini Muncul Tren Cucu Digaji untuk Rawat Kakek-Nenek

Hestianingsih Hestianingsih - wolipop
Kamis, 03 Jul 2025 07:00 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

A smiling Asian woman enjoying drinking tea while her loving daughter is embracing her.
Ilustrasi cucu merawat neneknya. Foto: Getty Images/FreshSplash
Jakarta - Lapangan pekerjaan yang semakin sempit menjadi tantangan besar bagi anak muda di era setelah milenium ini. Tak sedikit kalangan Gen Z yang jadi pengangguran selepas kuliah, karena sulitnya mencari kerja.

Di tengah sulitnya mencari pekerjaan, anak-anak muda di China kini ramai-ramai memilih profesi tak biasa, yakni menjadi 'cucu full-time'. Fenomena ini viral di media sosial China, berangkat dari kenyataan pahit bahwa lapangan kerja kini sangat terbatas.

Alih-alih terus menganggur di kota besar, banyak yang memilih pulang ke kampung halaman dan merawat kakek-nenek mereka secara purna waktu.

Para anak muda ini bukan sekadar menemani makan atau mengantar ke rumah sakit. Mereka juga membantu mengatur jadwal harian, mengelola obat-obatan, hingga menyemangati kakek-nenek agar tetap aktif dan sehat. Tak sedikit yang mengajak kakek-nenek mereka nongkrong ke kedai teh kekinian atau mencicipi menu di restoran populer, sebagai cara mempererat hubungan sekaligus memperbaiki gaya hidup lansia.

Salah satu kisah yang mencuat adalah seorang wanita 26 tahun yang gagal dalam ujian pascasarjana dan ujian masuk PNS. Dia akhirnya menerima ajakan sang kakek untuk tinggal bersama.

"Kalau kamu bisa merawat aku dengan baik dan membuatku hidup lebih lama, itu lebih berarti daripada pekerjaan apa pun di luar sana," ujar sang kakek, seperti dikutip dari South China Morning Post.

Sebagai imbalan, kakeknya memberikan 'gaji' 7,000 yuan (sekitar Rp16 juta) per bulan dari tabungan pensiunnya yang mencapai 10,000 yuan. Tak heran, profesi 'cucu full-time' ini pun dianggap sebagai 'win-win solution', baik untuk cucu yang masih mencari arah hidup, maupun untuk para lansia yang membutuhkan teman sekaligus perawat.

Pekerjaan 'cucu full-time' ini dianggap lebih menyentuh dan tulus karena melibatkan ikatan antargenerasi yang sering kali luput dari perhatian. Tak hanya soal fisik, banyak dari mereka yang berperan sebagai dukungan mental dan emosional bagi kakek-nenek yang kesepian.

Fenomena ini muncul seiring melonjaknya angka pengangguran muda di China. Data pemerintah pada April 2025 mencatat bahwa tingkat pengangguran usia 16-24 tahun mencapai 15,8%, artinya, satu dari enam anak muda tidak memiliki pekerjaan tetap.

Menariknya, banyak dari 'cucu full-time' ini mengaku mendapat pelajaran hidup yang berharga.

Seorang cucu bernama Xiaolin (24 tahun) berkata dalam wawancara dengan Sanlian Life Lab., "Dalam hidup, kita cuma punya sekitar 30.000 hari. Dan bagi kakek-nenekku, setiap hari adalah hitungan mundur. Aku bisa mengejar karier nanti, tapi waktu bersama mereka tidak bisa diulang."

Namun fenomena ini juga menuai pro-kontra. Ada yang menyambut baik dengan menyebutnya lebih ekonomis dan penuh perhatian dibandingkan menyewa perawat luar.

"Mempekerjakan orang untuk merawat lansia itu mahal. Tapi kalau keluarganya sendiri yang merawat, tentu lebih hangat dan bermakna," tulis salah satu komentar di media sosial.

Tak sedikit pula yang menilai tren ini hanya bisa dijalani oleh mereka yang berasal dari keluarga cukup mapan.

"Tidak semua kakek-nenek punya pensiun cukup untuk membayar cucunya. Kakek saya petani, pensiunnya cuma 100 yuan (sekitar Rp220 ribu) per bulan," ujar seorang netizen.

Apakah tren ini akan bertahan atau hanya sekadar solusi sementara di masa resesi? Hanya waktu yang bisa menjawab. (hst/hst)



Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads