Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Kisah Sarina, Guru Olahraga Wanita Jadi Calon Pengganti Gareth Southgate

Rahmi Anjani - wolipop
Jumat, 18 Agu 2023 17:30 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Sarina Wiegman
Foto: Instagram
Jakarta -

Sarina Wiegman mengaku merasa seperti di negeri dongeng ketika timnas putri Inggris asuhannya lolos ke partai final Piala Dunia Wanita 2023. Sang manajer pun dipuja karena prestasi tersebut merupakan pencapaian tertinggi klub 'Lionesses'. Berkat kesuksesannya, Sarina dijagokan untuk menggantikan Gareth Southgate selagi FA membuka kesempatan agar tim pria bisa dilatih oleh wanita.

Timnas sepak bola putri Inggris pertama kali masuk final Piala Dunia 2023 setelah tahun lalu memenangkan Piala Eropa 2022. Hal itu tentu tak lepas dari kerja keras Sarina Wiegman. Kisah sukses Sarina pun jadi sorotan setelah dirinya disebut punya kapasitas untuk melatih tim pria. Wanita asal Belanda itu diketahui pernah jadi mantan guru olahraga sebelum akhirnya melatih bola.

Dilansir The Sun, Sarina sejak kecil memang sudah menyukai bola bersama saudara kembarnya, Tom. Ketika kecil, ia bahkan pernah berpura-pura jadi lelaki untuk bisa bermain bola di klub ESDO. Ketika itu, Sarina terpaksa berlaga melawan pria karena sepak bola wanita masih dilarang di Belanda. Sarina kecil pun tak ragu untuk memotong rambutnya jadi sangat pendek.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sarina WiegmanSarina Wiegman Foto: Instagram

"Ketika kecil, saat usia lima atau enam, anak perempuan tidak diperbolehkan bermain bola tapi aku hanya suka main bola dan orang tuaku tidak pernah rewel. Mereka hanya bilang jika kamu ingin main bola, kamu akan main bola," katanya.

Pada 1970, Uefa mulai membuka timnas wanita dan akhirnya Sarina pindah ke klub HSV Celeritas. Meski sudah jelas punya bakat, sayangnya saat itu tidak banyak pilihan untuknya berkarier di dunia bola. Karena itu, Sarina memilih jadi guru olahraga.

ADVERTISEMENT

"Aku sudah saat SD ingin jadi guru olahraga. Itu sangat aneh juga tapi aku hanya ingin terlibat dalam olahraga. Aku tidak tahu aku bisa jadi pelatih karena tidak ada wanita di sepak bola, aku tidak melihatnya, jadi aku tidak berpikir ada kesempatan," tutur Sarina.

Sarina WiegmanSarina Wiegman Foto: Instagram

Selagi beberapa kali pindah klub dan menjadi bagian dari timnas, Sarina tetap menjadi guru olahraga di Segbroek College di The Hague. Pada 2007 ketika klub wanita Eredivisie pertama kali dibuka, istri pengajar olahraga Marten Glotzbach itu mulai diminta untuk menjadi coach. Awalnya ia menolak karena hanya diberi posisi paruh waktu tapi akhirnya ia menjadi pelatih wanita pertama organisasi bola profesional Belanda ketika bergabung dengan Sparta Rotterdam.

Sarina Wiegman mulai jadi pelatih timnas Inggris pada 2021. Menjelang laga final Piala Dunia Wanita, ia mengaku tidak terlalu memikirkan menang kalah. Sarina berharap jika presentasi Lionesses bisa mengubah persepsi publik mengenai bola wanita. Ia ingin menciptakan kesempatan yang tidak didapatkannya ketika kecil.

Sarina WiegmanSarina Wiegman Foto: Instagram

"Aku sangat suka medali tapi apa yang paling banggakan adalah ketika anak muda sekarang punya perspektif, gadis kecil bisa bermain bola dan gadis kecil bisa pakai kaus (dengan nama pemain wanita). Ketika kamu pergi ke toko dan orang bilang anakku menggunakan kaus itu tapi anak lelaki juga mulai memakainya. Kita bisa mengubah masyarakat," ungkap wanita 53 tahun itu.

"Itulah perubahan yang paling aku banggakan Aku tidak punya kesempatan itu. Aku punya dua anak perempuan, mereka bermain di sepakbola campuran saat kecil, itu normal. Banyak hal sudah berubah tapi perjalanan masih panjang," ujar Sarina.

(ami/ami)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads