Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Mengenal Productivity Coach, Guru yang Bantu Kerja Lebih Cepat dan 'Cuan'

Rahmi Anjani - wolipop
Kamis, 06 Jul 2023 19:30 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Ilustrasi wanita karier
Foto: Instagram @pembelajarproduktif
Jakarta -

Umar Al Faruqi adalah pria asal Bandung, Jawa Barat yang berprofesi sebagai productivity coach sekaligus trainer, penulis, kreator konten, dan podcaster. Coach produktivitas sendiri adalah 'guru' yang bisa membantu membentuk kebiasaan baru, mengelola waktu agar lebih fokus dan suka tidak menunda dalam konteks produktivitas agar tujuan hidup lebih cepat tercapai.

Mengapa belajar produktivitas jadi sangat penting bahkan butuh seorang coach? Kemampuan itu penting untuk bikin kerja lebih cepat dan 'cuan'. "Pentingnya adalah dengan produktivitas adalah kita bisa menyelesaikan yang orang lain mungkin butuh 10 jam kita butuh lima jam saja, bisa menyelesaikan tugas dengan cepat, efisien dengan begitu bisa kasih lebih banyak value. Misal ketika bekerja di perusahaan, bos kita akan lihat kita bisa bekerja benar-benar produktif bukan sibuk doang. Buat entrepreneur, dengan produktif ya cuan lebih banyak," katanya ketika diwawancara Wolipop.

Pria lulusan ITB jurusan Teknik Elektro tersebut mengisahkan awal kariernya sebagai productivity coach. Hal tersebut berawal karena kesibukannya sendiri ketika duduk di bangku kuliah. Umar dulu punya begitu banyak kegiatan, mulai dari belajar, mengerjakan tugas, jadi asisten dosen dan laboratorium, hingga mengikuti berbagai organisasi kampus. Ditambah lagi ia juga seorang guru les dan punya bisnis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Umar Al FaruqiUmar Al Faruqi Foto: Instagram @pembelajarproduktif

Dari situ, founder dari Akademi Produktif ini belajar untuk membagi waktu dan fokus. Founder Akademi Produktif tersebut kemudian mulai berbagi tips produktivitasnya kepada teman-teman dan media sosial. Setelah itu, Umar memberanikan diri untuk mengambil sertifikasi dan menjadi coach untuk membantu lebih banyak orang.

ADVERTISEMENT

"Jadi aku ambil sertifikasi untuk jadi life coach karena rumah besarnya itu life coaching, termasuk dengan pelatihan NLP, mentoring, membangun coaching bisnis, dan akhirnya mengambil spesifikasi atau niche productivity coaching yang menggabungkan ilmu produktivitas dan coaching," kata Umar.

Siapa yang biasanya membutuhkan jasa productivity coach? Umar mengatakan jika kliennya cukup beragam, mulai dari karyawan, pelajar, pebisnis sampai konten kreator. Tapi kebanyakan mereka yang butuh sesi atau kelas khusus adalah freelancer yang bekerja untuk diri sendiri.

"Karena kalau karyawan biasanya sudah diatur oleh perusahaan atau manajer kalau self employed, owner bisnis, entrepreneur harus bisa mengatur waktu sendiri sehingga kita butuh skill produktivitas dengan baik atau pekerja yang jabatannya sudah tinggi," ujarnya.

Umar Al FaruqiUmar Al Faruqi Foto: Instagram @pembelajarproduktif

Umar pun membagi mengenai suka dukanya bekerja sebagai coach. Diakui bahwa profesi itu membawanya pada waktu kerja yang super fleksibel. Tahun lalu, Umar bahkan bisa bekerja selagi solo traveling dengan motor keliling Pulau Jawa, Bali, dan Lombok selama setahun. Tapi sebelum mendapatkan freedom seperti sekarang, ia mengaku sempat bergelut dengan penghasilan dan izin orang tua.

"Ketika baru memulai belum ada income, apakah kuat membangun yang dicita-citakan tanpa kelihatan hasil, termasuk perseteruan dengan orang tua yang ingin setelah lulus kuliah kerja sesuai jurusan,. Aku dulu Teknik Elektro tiba-tiba banting setir padahal sudah S2 dengan IPK sangat baik. Akhirnya bernegosiasi, ngobrol sama orang tua, jadi mereka mau menerima. Kuncinya konsisten dan keep going," ujarnya.

Terakhir Umar Al Faruqi membagi sarannya kepada anak-anak muda yang mau produktif. Hal itu bisa dimulai dengan tahu tujuan hidup. "Banyak yang nggak tahu tujuan hidup. Dari konsultasi, banyak yang nggak punya goal dan life purpose jadi kerja mengalir saja, mengerjakan yang ada saja jadi kerjaan gitu-gitu saja tanpa punya mimpi yang besar. Mereka insecure, overthinking, membandingkan diri yang masalah intinya adalah tidak tahu tujuan hidup," kata Umar.

(ami/ami)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads