Mendobrak Stigma Gender Lewat Mural Karya 3 Perempuan Muda Indonesia
Tiga perempuan muda berkolaborasi untuk menggemakan isu kesetaraan gender lewat medium mural yang Instagramable di jalanan Ibukota. Seperti apa karya mereka?
Sudah beberapa hari terakhir ini, Shane Tiara, seorang seniman visual, sibuk membuat mural yang tak biasa buatnya.
Kali ini, kanvas Shane adalah sebidang dinding berukuran 6 x 25 meter yang menggantung di sebuah bangunan di pinggir Jalan Ir. H. Juanda, Jakarta Pusat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setara Berkarya Untuk Ibu Pertiwi", demikian tajuk mural tersebut, menampilkan sosok perempuan berkebaya dengan batik motif megamendung sedang memegang kembang.
Mural "Setera Berkarya untuk Ibu Pertiwi" buah kolaborasi Converse dengan tiga perempuan muda berbakat Indonesia. (Foto: Dok. Converse/NickHano) |
Proyek mural ini merupakan bagian dari 'City Forests: Breaking Barriers - True Color', sebuah kampanye global besutan merek sepatu Converse. Misi utamanya menciptakan udara bersih lewat penanaman pohon.
Sebelumnya, Converse pernah menggandeng tiga seniman Indonesia dengan tema yang berbeda untuk kampanye tersebut.
Kali ini, isu kesetaraan gender menjadi fokus kampanye tersebut. Shane sendiri adalah seniman perempuan pertama yang diajak Converse untuk kampanye ini di Indonesia.
"Secara garis besar, mural ini menceritakan seorang ibu pertiwi yang memberi arah bagi para wanita Indonesia menggapai cita-citanya," ungkap Shane saat ditemui di lokasi mural tersebut, Rabu (16/6/2021).
Aksi Shane Tiara membuat mural 'Setara Berkarya untuk Ibu Pertiwi'. (Foto: Daniel Ngantung/detikcom) |
Dalam berkarya, Shane tak sendiri. Ia dibantu dua perempuan Converse All Stars, yakni Cut Lakeisha Salsabila Pradhanitya dan Vita K. Suradji atau Atta.
Lakeisha yang punya pengalaman sebagai brand strategist dan Atta dengan keahliannya di bidang fotografi memberikan sumbangsih berupa gagasan.
Soal alasan memilih batik megamendung, Atta menjelaskan bahwa motif tersebut menggambarkan tentang luasnya dunia sekaligus simbol keteduhan.
"Dari awannya bisa dimaknai bahwa perempuan bersama laki-laki bisa memberikan suasana yang adem di tengah situasi yang penuh tantangan seperti saat ini. Semua masalah yang ada bila dipikir baik-baik bisa terselesaikan," ujar perempuan yang juga berprofesi sebagai fashion stylist itu.
Shane menambahkan, gambar bunga yang mekar merepresentasikan proses kesetaraan gender yang sedang berkembang di Indonesia. Setelah mural ini diresmikan besok, masyarakat dapat menikmatinya juga dalam bentuk augmented reality sehingga bisa menjadi konten menarik untuk Instagram dan sejenisnya.
Tak ada tantangan berarti dalam proses kreatifnya. Shane langsung merasa cocok dengan konsep yang ditawarkan Atta dan Lakeisha. "Paling tantangannya, membuat mural di bidang seluas ini baru pertama kali buatku," kata Shane.
Karya tersebut sebenarnya juga berangkat dari pengalaman pribadi. Mereka masing-masing pernah merasakan tindakan diskriminatif karena terlahir sebagai perempuan.
"Aku sudah ada di dunia ini sejak 2014 and I went through so much misogyny. Beberapa tahun lalu, aku punya grup seniman perempuan yang diminta untuk mural di suatu lokasi. Pas di sana, ada orang yang padahal klien malah bilang,'Ini kenapa perempuan semua sih?' Dari situ bisa terlihat, bahwa stigma perempuan tak bisa apa-apa masih ada," kenang perempuan kelahiran 1994 itu.
Atta pun mengaku, juga sempat dipandang sebelah mata saat mengerjakan mural ini. Ia tergelitik ketika mendapat komentar yang mengisyaratkan proyek outdoor semacam ini kurang cocok buatnya. "Hanya karena aku perempuan, aku dianggap takut panas-panasan," katanya.
Cut Lakeisha Salsabila Pradhanitya, Shane Tiara, dan Vita K. Suradji (Foto: Daniel Ngantung/detikcom) |
Lain lagi dengan Lakeisha. Bentuk diskriminasi yang didapatnya berupa pelecehan seperti catcalling. "Aku berusaha untuk tidak terlalu memusingkannya daripada menguras tenaga," kata Lakeisha.
Mereka sepakat bahwa berkarya adalah salah satu cara pembuktian bahwa wanita mampu setara dengan pria. Setidaknya pesan itu pula yang ingin mereka sampaikan lewat mural "Setara Berkarya Untuk Ibu Pertiwi".
"Kami berharap karya mural ini bisa menyetop stigma dan stereotipe yang merugikan kaum wanita sehingga kesetaraan gender bisa tercapai. Jangan jadikan gender penghalang, tapi jadikan gender untuk membuka pintu kesempatan dalam berkarya," kata Lakeisha.
(dtg/dtg)
Fashion
Semester Baru Datang! Saatnya Upgrade Tas Sekolah Si Kecil
Home & Living
Siapkan BBQ Malam Tahun Baru yang Seru & Ngangenin dengan Perlengkapan BBQ & Hotpot Ini!
Home & Living
3 Ide Kado Spesial Tahun Baru untuk Orang Tersayang!
Health & Beauty
Tahun Baru, Warna Baru! 3 Lip Produk Ini Layak Dicoba Pekerja Kantoran dan Wanita Kuliahan
Sosok Ben Gordam, Bos Brand Parfum Byredo yang Disebut Pacar Kendall Jenner
Membanggakan, Kisah 3 Atlet RI Raih Emas di SEA Games 2025 Saat Hamil
Kaleidoskop 2025
5 Istilah Dunia Kerja yang Viral di 2025, Gen Z Wajib Tahu
5 Hal yang Bisa Cegah Kerjaan Jadi Chaos, Intip Caranya di Sini
Curhat Wanita yang Diduga Selingkuh di Konser Coldplay, Akui Naksir Bos
10 Aktris Tercantik 2025, Ana de Armas Hingga Dilraba Dilmurat
7 Potret Marshanda Pakai Seragam SMA di Usia 36 Tahun, Dipuji Masih Pantas
Aktor Marvel Ini Digosipkan Punya 'Affair' dengan Michelle Obama
Perseteruan Reuni F4 Semakin Memanas, Ken Chu Akhirnya Minta Maaf












































Mural "Setera Berkarya untuk Ibu Pertiwi" buah kolaborasi Converse dengan tiga perempuan muda berbakat Indonesia. (Foto: Dok. Converse/NickHano)
Aksi Shane Tiara membuat mural 'Setara Berkarya untuk Ibu Pertiwi'. (Foto: Daniel Ngantung/detikcom)
Cut Lakeisha Salsabila Pradhanitya, Shane Tiara, dan Vita K. Suradji (Foto: Daniel Ngantung/detikcom)