Sosok Petra De Sutter, Transgender Pertama yang Jadi Wakil Perdana Menteri
Petra De Sutter telah dilantik menjadi Perdana Menteri Belgia sejak awal bulan Oktober. Belum banyak yang tahu mengenai sosok politikus yang juga profesor ginekologi tersebut. Ia adalah perdana menteri dan pejabat negara dengan tingkat tertinggi di Eropa yang merupakan seorang transgender.
Transgender mungkin bukan pertama kalinya menjabat di Eropa. Namun ia mencetak sejarah sebagai transgender pertama yang pernah menjabat sebagai wakil perdana menteri di Belgia. Sebelum dilantik, ia sudah dikenal sebagai ginekolog dan ahli kesuburan yang sudah mencalonkan diri sejak 2014. Tapi baru tahun lalu ia menang kursi di Parlemen Eropa dan menduduki posisi wakil perdana menteri di 2020.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Petra De Sutter Foto: Twitter Petra De Sutter |
Wakil Perdana Menteri itu sendiri memang terbuka mengenai transisinya. Namun ia tidak menginginkan jika bagian hidupnya itu menghalangi orang-orang untuk melihat pekerjaan yang sebenarnya.
"Aku tidak ingin 'dikurangi' karena masa lalu transgenderku, ini adalah salah satu bagian dari identitasku. Aku punya banyak yang lainnya. Aku ingin orang membicarakanku karena pekerjaanku karena tindakan-tindakan politikku. Aku pikir gender, warna kulit, agama, atau orientasi seksual tidak penting," kata Petra dilansir Sister of Europe.
Petra De Sutter memulai karier sebagai peneliti dan ahli klinis 30 tahun lalu. Sampai 15 tahun kemudian, ia mulai melihat aspek etis dan dampak sosial mengenai pekerjaannya dan mulai terjun ke ranah yang lebih tinggi. Wakil PM Belgia tersebut kemudian bekerja untuk kementerian kesehatan hingga diminta untuk mewakili Partai Hijau Eropa. Ia pun mulai bertransisi di usia 40.
Petra De Sutter Foto: Twitter Petra De Sutter |
"Aku selalu wanita, orang-orang saja yang tidak melihatnya. Aku tidak menyembunyikan diriku sendiri tapi berjuang untuk diriku sendiri. Beberapa orang berpikir ini adalah pilihan atau tren. Tidak. Aku bertransisi ketika aku berusia 40 karena itu butuh banyak waktu untuk menerima dan mengerti apa yang terjadi," ungkapnya.
Sebagai ginekolog, Petra De Sutter sering mengadvokasi soal akses kesehatan reproduksi setelah menjabat sebagai anggota parlemen. Transgender 57 tahun tersebut juga mengatakan ingin mengubah 'kedubayaan Barat' dan mengurangi ketidaksetaraan yang merugikan wanita. Ia melihat jika ketidaksetaraan masih menjadi masalah pada wanita di Eropa.
"Ketidaksetaraan membawa pada kemiskinan dan pengucilan karena kurangnya edukasi dan bisa menghalangi pemberdayaan. Wanita masih jadi korban ketidakadilan sosial. Aku banyak berpikir mengenai wanita single, pengungsi wanita tapi (korbannya) bukan mereka saja," tuturnya.
(ami/ami)
Elektronik & Gadget
Bikin Sejuk Dimanapun Kamu! Intip 3 Rekomendasi Kipas Mini Portable Di Bawah 200 Ribu
Hobbies & Activities
4 Novel Ini Menggugah Rasa dan Pikiran, Layak Dibaca Sekali Seumur Hidup
Elektronik & Gadget
Vivo iQOO 15: Flagship Baru Super Kencang dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5 & Layar 144Hz
Elektronik & Gadget
KiiP Wireless EW56: Power Bank Magnetik yang Bikin Hidup Lebih Praktis
Viral Verificator
Tepis Gengsi, Kisah Viral Gen Z Jadi Tukang Pijat Panggilan Halal di Bandung
Viral Penampilan Bodyguard Tercantik, Berlatih Bela Diri di Kuil Shaolin
Cara Underrated Biar Kerjaan Gak Chaos di Akhir Tahun, Cek di Sini!
Most Pop: Trik Pegawai Curangi Absensi Pakai Foto Wajah, Padahal Bolos Kerja
Kisah Idol KPop Jadi Supir Taksi, Tak Sangka Gajinya Bisa Sampai Puluhan Juta
Potret Masniari Wolf, Ratu Gaya Punggung Indonesia Dapat Emas di SEA GAMES 2025
Ramalan Zodiak 18 Desember: Libra Jangan Tergesa-gesa, Scorpio Perlu Merenung
Ramalan Zodiak 18 Desember: Pisces Banyak Masalah, Capricorn Jangan Spekulasi
Viral Verificator
Viral Pria Jalan Kaki 136 Km Demi Akad Nikah, Lewati Longsor Aceh













































