Pernikahan yang Kurang Bahagia Patut Dipertahankan, Ini Alasannya

Jakarta - Sebagian orang merasa tidak bahagia dalam masa-masa awal pernikahan. Jika Anda salah satunya ada baiknya baik untuk mencoba bertahan dan menyelesaikan masalah yang ada. Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa pasangan yang merasa tidak bahagia setelah memiliki anak pertama akan kembali bahagia lagi 10 tahun. Itu bakal terjadi jika mereka bertahan dalam masa-masa sulit.

Penelitian yang dilakukan oleh Marriage Foundation ini menganalisis 10,000 pasangan yang baru saja memiliki anak. Ditemukan bahwa 70% pasangan tetap hidup bersama meskipun merasa tak bahagia, namun 68% merasa lebih bahagia setelah 10 tahun kemudian.

Berlawanan dari kepercayaan orang, penelitian ini menunjukkan bahwa sebenarnya tetap bersama di pernikahan yang dirundung masalah bisa menghasilkan kebahagian pada dekade berikutnya.

"Mayoritas pernikahan memiliki masa-masa tidak bahagianya masing-masing. Terlepas dari kasus KDRT yang langka, banyak pasangan yang bekerja sama menyelesaikan masalah kemudian merasa bahagia," kata Harry Benson dari Marriage Foundation.

Di Inggris, negara di mana survei dilakukan saat ini mengalami peningkatan angka perceraian. Berdasarkan riser, sepertiga dari seluruh pasangan Inggris bahkan punya hubungan yang mulai menjauh atau kurang harmonis. Karena itulah, tim Marriage Foundation melakukan studi ini dan menunjukkan bahwa banyak pasangan yang bertahan dan merasa bahagia di kemudian hari.

Lalu bagaimana untuk mempertahankan gairah dalam pernikahan?

Benson menambahkan, "Perubahan sederhana yang bisa dilakukan adalah untuk pergi berkencan secara teratur, namun jangan dijadikan sebagai rutinitas. Dalam penelitian sebelumnya, kami menemukan pasangan menikah yang berkencan tiap bulan memiliki risiko perceraian terendah daripada yang tidak."

(ami/ami)