Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Heboh Tren Pakai 100 Lapis Kosmetik di Wajah, Ini Kata Pakar Kulit

Kiki Oktaviani - wolipop
Senin, 08 Agu 2016 17:42 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Foto: dok. Youtube (Mayra Isabel)
Jakarta - Saat ini Youtube tengah diramaikan dengan para vlogger kecantikan yang menantang diri sendiri dengan menggunakan makeup super tebal. Dengan label '100 layers of makeup', para vlogger tersebut memulaskan 100 lapis foundation, lipstik, maskara sampai masker wajah.

Seolah menjadi sebuah tren makeup untuk lelucon, namun hal tersebut dianggap bukanlah sesuatu yang baik untuk ditiru. Pakar estetika medis, Dr. Teguh Tanuwidjaja heran dengan tren yang tengah beredar di Youtube tersebut.

"Kalau pakai foundation satu-dua lapis oke saja tapi 100, what for? Seharusnya kita mempertimbangkan efisiensi dan safety saat memakai makeup. Menurut saya itu wasting money, wasting time juga," ujar Dr. Teguh.

Lulusan biomedis yang terjun di dunia anti-aging itu menentang tren 100 lapis kosmetik karena tidak ada gunanya. Menggunakan makeup berlebihan memang bisa berdampak pada kesehatan kulit.

"Kalau terlalu tebal apalagi dipakai setiap hari akan memberikan sumbatan pada pori-pori. Ketika kelenjar yang seharusnya membasahi tertutup akan terjadi peradangan kemudian timbulah jerawat," terangnya.

Efek buruk di wajah langsung dirasakan oleh Youtuber bernama Josefin yang menggunakan foundation 100 lapis. Setelah tiga jam memulaskan foundation, Josefin kemudian membersihkan makeupnya tersebut dengan tisu. Dengan terkejutnya, wajahnya jadi memerah, terutama di sekitar pipi dan hidungnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Itu menjadi tanda bahwa menggunakan makeup terlalu banyak bisa membuat wajah menjadi iritasi. "Wajahku seperti terbakar matahari," paparnya.

Senada dengan Dr. Teguh, Dokter kulit dan kecantikan Eddy Karta juga melihat bahwa tren tersebut bisa berpengaruh pada kesehatan kulit, terutama jika makeup yang dipakai dihapus tidak sempurna. "Membersihakannya pasti lebih susah, risikonya kulit bisa burn (efek terbakar). Semuanya tidak ada gunanya, tapi bagaimana kita mengantisipasi agar tidak berdampak buruk," kata dr. Eddy baru-baru ini saat ditemui di La Madame, Hang Tuah, Jakarta Selatan. (kik/kik)
Tags

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads