Kisah Halima Aden, Model Berhijab yang Tak Bahagia Setelah Sukses Mendunia
Rabu, 27 Jan 2021 08:00 WIB
Halima Aden yang dikenal sebagai top model hijab mengumumkan lewat akun Instagramnya pada November 2020 bahwa dirinya pensiun dari industri fashion. Padahal Halima tengah di puncak kariernya sebagai model. Mengapa Halima Aden memilih hengkang dari industri fashion yang sudah membesarkan namanya itu?
Dilansir dalam wawancara eksklusif dengan reporter BBC Global Religion, di St Cloud, Minnesota, Amerika Serikat tempat Halima dibesarkan bersama orang-orang Somalia lainnya, wanita 23 tahun itu mencurahkan isi hatinya termasuk alasannya berhenti jadi model. Halima mengatakan industri fashion bertentangan dengan kepercayaannya sebagai seorang muslimah.
"Ini situasi ternyaman yang pernah saya rasakan dari semua wawancara yang pernah saya lakukan. Karena saya tak perlu menghabiskan waktu 10 jam untuk bersiap-siap dalam busana yang tak dapat saya pertahankan," ungkap model berhijab pertama pada sampul majalah Vogue itu.
![]() |
Halima Aden kemudian mengungkapkan perubahan yang dialaminya saat awal berkarier hingga kemudian menjadi populer. Pada awal kariernya, dia selalu membawa koper yang dipenuhi beragam hijab miliknya, gaun panjang, dan rok untuk setiap pemotretan. Halima mengenakan hijab hitam sederhana miliknya untuk kampanye pertamanya bagi Fenty Beauty milik Rihanna.
Hijabnya pun tak pernah ia lepaskan selama pemotretan. Hingga pada 2017 ia bergabung dengan agensi model terbesar di dunia IMG Models. Seiring berjalannya waktu dan kariernya semakin memuncak, ia tak kuasa ketika harus menutupi rambutnya dengan cara yang tak sesuai dengan perjanjian awal.
"Saya akhirnya menyimpang dan masuk ke area abu-abu yang membingungkan karena membiarkan tim mengatur gaya jilbab saya," ujar wanita yang meraih popularita setelah menjadi Miss Minnesota pertama yang berhijab.
![]() |
Saat dia semakin populer, diakui Halima Aden hijabnya semakin mengecil. Dia bahkan memakai hijab yang terkadang menonjolkan leher dan dadanya. Dan, alih-alih jilbab, terkadang dia menutup rambutnya dengan jins, atau pakaian dan kain lain.
Merasa tidak dihargai, keraguan Halima tentang karier modelnya semakin meningkat. Apalagi ketika permintaan di industri fashion untuk dirinya meningkat, dia merasa hanya bisa menghabiskan lebih sedikit waktu dengan keluarganya dan berada jauh dari rumah saat perayaan besar Islam.
"Pada tahun pertama dalam karier saya, saya bisa pulang untuk Idul Fitri dan Ramadhan tetapi dalam tiga tahun terakhir, saya tengah bepergian. Saya kadang-kadang melakukan enam hingga tujuh penerbangan seminggu. Tak ada jeda," kata Halima Aden.
![]() |
Alumnus St. Cloud State University, Inggris itu mengatakan ketika melihat foto dirinya pada sampul majalah di bandara, dia sering merasa hampir tidak mengenali dirinya sendiri.
"Saya tak merasakan kegembiraan karena saya tidak dapat melihat diri saya sendiri. Tahukah betapa hal tersebut bisa merusak mental seseorang? Ketika saya seharusnya merasa bahagia dan bersyukur dan saya seharusnya merasa terhubung, karena itu diri saya, itu foto saya, tapi saya merasa sangat jauh. Karier saya tampak sukses, tapi secara mental saya tidak bahagia," jelasnya panjang lebar.
Apa yang membuat Halima Aden akhirnya terketuk untuk berhenti jadi model? KLIK HALAMAN SELANJUTNYA.