Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Waspada, Pola Makan Ini Bisa Ganggu Daya Ingat Hanya dalam Hitungan Hari

Hestianingsih Hestianingsih - wolipop
Rabu, 17 Sep 2025 13:00 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Portrait of middle aged woman in her kitchen
Ilustrasi donat dan muffin. Foto: Getty Images/Vladimir Vladimirov
Jakarta -

Otak butuh 'bahan bakar' yang tepat untuk bekerja maksimal. Nutrisi seperti antioksidan, lemak sehat, buah, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, dan ikan berlemak sudah terbukti membantu menjaga fungsi otak dan daya ingat.

Namun alih-alih makan sehat dan kaya nutrisi, tidak sedikit dari kita yang justru memilih junk food dan makanan tinggi lemak jenuh. Pola diet seperti ini berisiko merusak otak dalam memproses memori. Menurut penelitian terbaru dari UNC School of Medicine, dampaknya bahkan bisa terasa hanya dalam beberapa hari saja.

Makanan ultra-proses seperti cheeseburger, kentang goreng, dan es krim dapat mengganggu metabolisme gula di otak. Akibatnya, sekelompok sel otak bernama CCK interneurons menjadi terlalu aktif dan mengacaukan fungsi hippocampus - bagian otak yang berperan penting dalam menyimpan memori baru.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami sudah tahu kalau pola makan dan metabolisme memengaruhi kesehatan otak. Tapi yang mengejutkan, hanya dalam waktu singkat diet tinggi lemak bisa langsung mengganggu aktivitas sel otak yang sangat spesifik dan penting bagi memori," ujar Juan Song, profesor farmakologi sekaligus peneliti utama, seperti dilansir New York Post.

Juan menambahkan, hal yang paling mengejutkan adalah perubahan aktivitas sel tersebut terjadi sangat cepat ketika pasokan glukosa menurun. Perubahan kecil ini saja sudah cukup untuk menurunkan kemampuan otak dalam membentuk memori baru.

ADVERTISEMENT

Kabar baiknya, efek tersebut bisa dicegah dengan puasa intermiten (intermittent fasting). Metode ini membantu menenangkan aktivitas berlebih sel otak tersebut sekaligus mengembalikan fungsi memori.

Ilustrasi BurgerIlustrasi Burger. Foto: shutterstock

Selain itu, beberapa obat, herbal, hingga pembatasan kalori juga disebut berpotensi membantu.

"Saat berpuasa, tubuh beralih dari menggunakan gula sebagai sumber energi menjadi membakar lemak yang tersimpan. Pergeseran ini membantu menormalkan kembali aktivitas sel otak tersebut," jelas tim peneliti.

Selain itu, pendekatan medis juga disebut berpotensi membantu. Beberapa obat seperti metformin dan rapamycin, serta senyawa herbal tertentu dan pembatasan kalori, diketahui bisa memengaruhi aktivitas enzim PKM2 - protein yang berperan dalam proses metabolisme gula.

Jadi, jika belakangan kamu merasa sering lupa, coba periksa lagi pola makan. Junk food memang menggoda dengan rasanya yang nikmat, tapi otak lebih suka 'santapan sehat' yang bisa membuat ingatan tetap tajam dalam jangka panjang.

(hst/hst)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads