Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

8 Alasan Gagal Turun Berat Badan Padahal Sudah Diet Keto

Arina Yulistara - wolipop
Jumat, 16 Mei 2025 15:30 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Ilustrasi Timbangan
Foto: Getty Images/iStockphoto/Andrii Zorii
Jakarta -

Kamu sedang menjalani diet keto tapi gagal turun berat badan? Apa penyebabnya? Mungkin dipengaruhi oleh berbagai faktor di bawah ini.

Diet keto atau ketogenic diet telah menjadi salah satu metode penurunan berat badan yang sangat populer dalam beberapa tahun terakhir. Mengandalkan prinsip rendah karbohidrat dan tinggi lemak, diet ini dipercaya mampu mendorong tubuh masuk ke dalam kondisi ketosis, yaitu keadaan metabolik di mana tubuh membakar lemak sebagai sumber energi utama bukan glukosa dari karbohidrat.

Secara teori, diet keto dapat mempercepat penurunan berat badan serta meningkatkan kontrol gula darah dan kesehatan jantung. Namun dalam praktiknya, tidak sedikit orang yang justru gagal menurunkan berat badan meskipun sudah menjalani diet keto selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fenomena ini tentu membuat banyak orang bertanya-tanya, apa yang salah? Faktanya, keberhasilan diet keto sangat bergantung pada cara penerapannya.

Tanpa pemahaman dan disiplin yang tepat, berbagai kesalahan umum bisa menggagalkan hasil yang diharapkan. Berikut deretan alasan mengapa berat badan tidak kunjung turun meski sudah menjalani diet keto.

ADVERTISEMENT

Ini dia beberapa alasan kamu gagal turun berat badan padahal sudah diet keto, seperti dikutip dari Health Line.

1. Asupan Karbohidrat Masih Terlalu Tinggi

Salah satu penyebab utama gagalnya diet keto adalah konsumsi karbohidrat yang masih melebihi batas. Untuk mencapai ketosis, asupan karbohidrat harus dikurangi drastis, biasanya hanya sekitar 30 sampai 50 gram per hari atau sekitar 5% sampai 10% dari total kalori harian.

Hal ini sangat kontras dengan rekomendasi diet standar yang menyebutkan bahwa 45% sampai 65% kalori berasal dari karbohidrat. Akhirnya orang secara tidak sadar tetap mengonsumsi karbohidrat tersembunyi dari makanan olahan atau bumbu tertentu yang membuat tubuh gagal masuk ke kondisi ketosis.

2. Terlalu Banyak Konsumsi Makanan Olahan

Meskipun banyak produk makanan olahan yang berlabel 'keto-friendly', bukan berarti semua makanan tersebut baik untuk diet. Snack bar, makanan beku, atau camilan kemasan lainnya sering kali tinggi kalori, rendah nutrisi, dan bisa mengganggu penurunan berat badan.

Fokuslah pada makanan utuh seperti telur, daging tanpa hormon, ikan, alpukat, dan sayuran nontepung.

3. Kelebihan Kalori Harian

Lemak memang membuat kenyang lebih lama tapi juga mengandung kalori tinggi. Konsumsi berlebihan makanan tinggi lemak, seperti keju, kacang, dan minyak dapat membuat total kalori harian tetap tinggi.

Jika tidak disertai defisit kalori, berat badan bisa stagnan bahkan meningkat meski pola makannya sudah keto. Cobalah memperhatikan ukuran porsi, meningkatkan aktivitas fisik, dan mengonsumsi camilan secukupnya di antara waktu makan yang bisa membantu menciptakan defisit kalori untuk menurunkan berat badan.

4. Ada Masalah Medis yang Belum Diketahui

Beberapa kondisi medis seperti hipotiroidisme, polycystic ovarian syndrome (PCOS), depresi, hingga resistensi insulin dapat memperlambat atau menghentikan proses penurunan berat badan. Jika sudah menjalani diet dengan benar tapi berat badan tidak juga turun, sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

5. Ekspektasi Penurunan Berat Badan Terlalu Tinggi

Banyak orang berharap bisa kehilangan berat badan secara drastis dalam waktu singkat. Padahal penurunan berat badan yang sehat adalah sekitar 0,5 hingga 1 kg per minggu.

Bila disertai olahraga angkat beban, berat badan mungkin stagnan karena adanya peningkatan massa otot. Selain timbangan, ukur juga lingkar tubuh untuk melihat perkembangan secara keseluruhan.

6. Terlalu Sering Konsumsi Camilan Tinggi Kalori

Kebiasaan ngemil memang sulit dihindari, terutama jika dilakukan dengan alasan 'masih keto kok'. Camilan seperti keju, kacang, atau fat bomb yang tinggi lemak bisa dengan mudah menambah kalori harian..

7. Stres dan Kurang Tidur

Kondisi stres kronis memicu peningkatan hormon kortisol yang dapat menyebabkan tubuh menyimpan lemak, khususnya di area perut. Selain itu, kurang tidur juga bisa mengganggu hormon pengatur nafsu makan seperti leptin dan ghrelin yang menyebabkan rasa lapar berlebihan.

Mengelola stres dengan meditasi, olahraga ringan, dan tidur cukup sangat penting dalam program penurunan berat badan. Kurangi pula penggunaan gadget untuk mengatasi stres dan kurang tidur.

8. Kurangnya Aktivitas Fisik

Diet saja tidak cukup. Olahraga membantu membakar kalori lebih banyak dan meningkatkan massa otot yang berdampak pada peningkatan metabolisme basal.

Tidak harus latihan berat, cukup dengan jalan kaki, bersepeda, atau yoga secara rutin 3 sampai 4 kali seminggu sudah bisa membantu mempercepat hasil diet keto.

Diet keto bisa menjadi metode yang efektif untuk menurunkan berat badan dan meningkatkan kesehatan asalkan dijalankan dengan benar. Menyadari kesalahan umum di atas bisa membantu mengidentifikasi hambatan dalam proses diet dan memperbaikinya lebih cepat.

Fokuslah pada pola makan seimbang, tidur cukup, aktif bergerak, dan hindari stres berlebihan agar hasil diet keto bisa maksimal dan berkelanjutan.

(hst/hst)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads