Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Waspada Minuman Ini Picu Kecemasan dan Depresi Pada Anak Muda

Hestianingsih Hestianingsih - wolipop
Selasa, 16 Jan 2024 17:30 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Popular Taiwan drink - Bubble milk tea with tapioca pearl ball in drinking glass on marble white table wooden tray background, close up, copy space
Ilustrasi remaja minum milk tea. Foto: SINA & SHAPE
Jakarta -

Kamu penggemar milk tea? Minuman perpaduan susu dan teh ini memang memiliki citarasa creamy dan segar yang memanjakan lidah. Tapi di balik itu ada risiko kesehatan yang perlu diwaspadai.

Studi terbaru mengungkap terlalu sering minum milk tea bisa memicu kecanduan dan gangguan mental, terutama di kalangan anak muda. Seperti dilaporkan Nextshark, hasil studi yang dimuat dalam Journal of Affective Disorders menemukan bahwa konsumsi milk tea kemungkinan bisa memicu gejala adiksi.

Gejala tersebut bisa meliputi keinginan untuk minum terus-menerus, ketergantungan, ketidakmampuan untuk berhenti dan perasaan bersalah. Tingkat kecanduan yang lebih tinggi secara signifikan dikaitkan dengan risiko kecemasan hingga depresi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para peneliti dari dua universitas ternama di China telah melakukan survei terhadap 5.281 mahasiswa. Penelitian gabungan dari Tsinghua University dan Central University of Finance and Economics itu mendapati hampir setengah partisipan minum sedikitnya satu gelas milk tea setiap minggunya.

Untuk mengukur tingkat kecanduan, para peneliti mengembangkan skala 'kecanduan teh susu' berdasarkan pedoman penggunaan narkoba dari Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5) edisi kelima. Para partisipan juga melaporkan apakah mereka mengalami gejala yang berkaitan dengan kecemasan, depresi, dan keinginan bunuh diri.

ADVERTISEMENT

Penulis penelitian tersebut menduga bahwa kaum muda telah beralih ke teh susu sebagai mekanisme penanggulangan atau sarana untuk mengatur emosi. Mereka meyakini kecanduan minuman manis bisa sama buruknya dengan kecanduan media sosial atau obat-obatan.

Gula di dalam minuman manis ternyata bisa bertindak seperti heroin. Gula secara umum bisa menjadi candu ketika pemakaiannya tidak tepat.

"Meminum air gula dalam jumlah yang banyak saat lapar dapat mengubah susunan saraf di otak," ujar Bart Hoebel, seorang peneliti dari Universitas Princeton, Amerika Serikat, seperti dikutip dari Health24.

Peneliti di Universitas Princeton mempelajari tikus percobaan yang memakan gula dalam jumlah besar. Setelah gula dikeluarkan dari kandang, tikus-tikus tersebut menunjukkan gejala ketergantungan seperti gemetar dan perubahan zat kimia pada otak.

(hst/hst)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads