Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Pejuang Bayi Tabung

Bikin Haru, Ini Cerita Jatuh Bangun Para Pejuang Bayi Tabung

Gresnia Arela Febriani - wolipop
Minggu, 08 Mar 2020 15:02 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

TTC
Foto: instagram @dinivaldiani
Jakarta -

Sebagian besar pasangan yang sudah menikah, pasti menantikan kehadiran buah hati untuk memperlengkap kebahagiaan di dalam rumah tangga. Namun tak semua pasangan bisa mendapatkan anak sesuai dengan harapan. Bagi sebagian pasangan, kehamilan bisa terjadi begitu cepat dan mudah.

Namun di sisi lain ada juga pasangan suami istri yang lebih membutuhkan waktu lama, dana yang tak sedikit, usaha dan tentunya kesabaran demi memperoleh dua garis biru. Salah satu upaya yang dilakukan untuk segera mendapatkan anak adalah dengan menjalankan program hamil. Ada yang menjalani jalur alternatif, pengobatan herbal dan program bayi tabung.

Wolipop bertemu dengan empat wanita pejuang buah hati yang sudah melalui berbagai macam cara untuk mendapatkan buah hati. Keempat wanita itu adalah Lulu Elhasbu, Dini Valdiani, Fanie Maulida dan Diny Paramitha.

Model muslimah, desainer dan pengusaha Lulu Elhasbu menceritakan bahwa ia sudah menikah dengan suaminya, Wahyudi sejak 2005. Dan sudah menjalani operasi untuk program kehamilan.

"Kalau ditanya usia pernikahan saya sudah jalan 14 tahun, tahun ini mau masuk ke-15 tapi akhir tahun nanti. Fase terberat saya itu pernah dioperasi sebanyak tiga kali. Laparatomi, laparoskopi dan robotic surgery," kata Lulu saat ditemui Wolipop saat ditemui di Balai Kartini, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Pejuang bayi tabungPejuang bayi tabung Foto: instagram @dinivaldiani


Cerita berikutnya datang dari Dini Valdiani, yang merupakan mantan jurnalis televisi swasta dan kini aktif bekerja sebagai dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Pakuan, Bogor. Dengan hangat, Dini mengungkapkan pengalamannya saat menjalankan program kehamilan yang ia jalani bersama sang suami, Syali Gestanon.

"Ini tahun ke-13 aku dan suami menikah. Aku menikah 2007, terus setelah satu tahun tidak hamil-hamil, aku menjalani program-program kehamilan semua aku ikutin. Pertama aku dibilang alergi sperma, terus disuntikin sel darah putih suami gagal, inseminasi dua kali gagal, laparoskopi sekali udah gagal. Sampai semua herbal-herbal gagal, akupuntur gagal dan sudah aku jalani. Yang terakhir aku jalani program bayi tabung. Akhirnya kita berdua bayi tabung dan gagal," kisah Dini panjang lebar.

Pastinya rasa sedih dan frustasi dirasakan Dini saat berbagai usaha memiliki anak tersebut tak membuahkan hasil. Pada akhirnya kini Dini dan sang suami memilih tidak menjalani program hamil apapun.

"Akhirnya kata suamiku kita tidak usah program-program kita berdua saja toh berdua juga happy meskipun sempat sedih," ungkap Dini kepada Wolipop.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Perjuangan yang sama untuk mendapatkan dia garis biru diungkapkan oleh selebgram, pebisnis kuliner dan busana muslim, Fanie Maulida. Ia menuturkan ditahun keempat menikah bisa mendapatkan keturunan melalui program bayi tabung. Dan kebahagiaannya pun berlipat karena mendapatkan sepasang anak kembar sekaligu, laki-laki dan perempuan.

"Mulai program itu mulai setahun menikah karena nggak hamil-hamil. Dari situ ada masalah kesehatan kita. Dan dari situ mulai inseminasi mulai suntik macam-macam untuk memicu hormon. Tapi gagal setelah beberapa kali inseminasi, akhirnya kita memutuskan untuk IVF. Alhamdulillah sekarang saya punya anak kembar laki-laki dan perempuan. Di usia pernikahan tahun ke empat," ungkap Fanie.

Pejuang bayi tabungPejuang bayi tabung Foto: gresnia/wolipop



Cerita yang terakhir dari fotografer dan videografer Diny Paramitha. Ia menderita Thalassemia, yaitu ketidakmampuan memproduksi sel darah merah dan hemoglobin, merujuk sekelompok penyakit kelainan darah genetik atau penyakit bawaan yang ditandai oleh kerusakan produksi sel darah atau struktur hemoglobin, protein ditemukan di dalam sel-sel darah merah merah.

Thalassemia yang dideritanya itu yang kemudian membuat Diny memutuskan langsung menjalani program hamil melalui bayi tabung setelah dia dan sang suami menikah. "Awalnya aku dan suami sebelum menikah itu tahu kalau kita Thalassemia atau carrier Thalassemia. Kalau kita sama-sama carrier ketemu dan berhubungan langsung terus punya anak, chance anaknya itu jadi thalasemia mayor," jelas Diny.

Bagaimana cerita lebih lengkap perjuangan Lulu Elhasbu, Dini Valdiani, Fanie Maulida dan Diny Paramitha dalam usaha memiliki momongan melalui program bayi tabung? Simak terus liputan khusus wolipop 'Para Pejuang Bayi Tabung'.

(gaf/eny)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads