Riset: Si Penyendiri Lebih Cerdas Daripada yang Orang Punya Banyak Teman
Vina Oktiani - wolipop
Kamis, 22 Agu 2019 17:06 WIB
Jakarta
-
Namun hal yang dipaparkan di atas tidak berlaku untuk orang dengan inteligensi tinggi. Riset yang dilakukan ilmuwan bernama Norman Li dan Satoshi Kanazawa yang diterbitkan di British Journal of Psychology membuktikan orang yang cerdas lebih suka menyendiri dibandingkan berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain.
Penelitian yang dilakukan Norman Li ini melibatkan 15,000 responden berusia antara 18 hingga 28 tahun. Dari risetnya ditemukan bahwa orang yang memiliki tingkat kecerdasan tinggi memiliki kepuasan hidup yang lebih rendah jika terlalu sering bersosialisasi dengan orang lain.
Peneliti lalu mengkaitkan penelitian ini dengan "teori kebahagiaan savanna," yang menjelaskan bahwa bagaimana cara kita menikmati hidup berasal dari pengalaman leluhur di masa lalu. Hal itu karena menurut psikologi evolusi, otak manusia telah dirancang dan disesuaikan dengan kondisi lingkungan leluhur, sehingga sangat sulit untuk memahami atau menghadapi situasi baru yang terbilang unik.
Terdapat dua faktor yang dapat menjadi perbedaan yang sangat menonjol antara kehidupan leluhur dan kehidupan modern di masa kini, yaitu kepadatan penduduk dan frekuensi berkomunikasi dengan teman. Pada masa kini kita dikelilingi oleh orang-orang yang lebih banyak dibanding leluhur kita dahulu, tetapi kita melakukan interaksi yang lebih sedikit dengan teman. Orang-orang yang memiliki tingkat kecerdasan yang rendah lebih terpengaruh pada teori savanna.
Penelitian ini juga menemukan bahwa orang-orang dengan kecerdasan yang tinggi lebih memilih untuk tinggal di perkotaan, sedangkan yang memiliki kecerdasan yang lebih rendah memilih untuk tinggal di pedesaan. "Secara umum, orang perkotaan memiliki kecerdasan rata-rata yang lebih tinggi daripada penduduk pedesaan, mungkin karena individu yang lebih cerdas lebih mampu hidup dalam lingkungan 'tidak alami' dengan kepadatan populasi yang tinggi, "kata Kanazawa.
Leluhur kita sering melakukan interaksi dengan teman-temannya karena ini sangat penting bagi mereka agar dapat bertahan hidup. Tetapi hal ini tidak ditemukan pada orang-orang yang memiliki tingkat kecerdasan tinggi. Karena bagi orang-orang yang sangat cerdas, mereka lebih merasa penting untuk memecahkan masalahnya sendiri, sehingga mereka tidak terlalu memikirkan persahabatan.
(vio/eny)
Komunikasi dan interaksi sudah menjadi sifat natural manusia sebagai mahluk sosial. Berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain dipercaya bisa membawa kebahagiaan dan terkadang membuat manusia merasa lebih berarti.
Namun hal yang dipaparkan di atas tidak berlaku untuk orang dengan inteligensi tinggi. Riset yang dilakukan ilmuwan bernama Norman Li dan Satoshi Kanazawa yang diterbitkan di British Journal of Psychology membuktikan orang yang cerdas lebih suka menyendiri dibandingkan berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain.
Penelitian yang dilakukan Norman Li ini melibatkan 15,000 responden berusia antara 18 hingga 28 tahun. Dari risetnya ditemukan bahwa orang yang memiliki tingkat kecerdasan tinggi memiliki kepuasan hidup yang lebih rendah jika terlalu sering bersosialisasi dengan orang lain.
Peneliti lalu mengkaitkan penelitian ini dengan "teori kebahagiaan savanna," yang menjelaskan bahwa bagaimana cara kita menikmati hidup berasal dari pengalaman leluhur di masa lalu. Hal itu karena menurut psikologi evolusi, otak manusia telah dirancang dan disesuaikan dengan kondisi lingkungan leluhur, sehingga sangat sulit untuk memahami atau menghadapi situasi baru yang terbilang unik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penelitian ini juga menemukan bahwa orang-orang dengan kecerdasan yang tinggi lebih memilih untuk tinggal di perkotaan, sedangkan yang memiliki kecerdasan yang lebih rendah memilih untuk tinggal di pedesaan. "Secara umum, orang perkotaan memiliki kecerdasan rata-rata yang lebih tinggi daripada penduduk pedesaan, mungkin karena individu yang lebih cerdas lebih mampu hidup dalam lingkungan 'tidak alami' dengan kepadatan populasi yang tinggi, "kata Kanazawa.
Leluhur kita sering melakukan interaksi dengan teman-temannya karena ini sangat penting bagi mereka agar dapat bertahan hidup. Tetapi hal ini tidak ditemukan pada orang-orang yang memiliki tingkat kecerdasan tinggi. Karena bagi orang-orang yang sangat cerdas, mereka lebih merasa penting untuk memecahkan masalahnya sendiri, sehingga mereka tidak terlalu memikirkan persahabatan.
Hobbies & Activities
4 Novel Ini Menggugah Rasa dan Pikiran, Layak Dibaca Sekali Seumur Hidup
Elektronik & Gadget
KiiP Wireless EW56: Power Bank Magnetik yang Bikin Hidup Lebih Praktis
Home & Living
Tidak Perlu Repot Bawa Setrika Besar! Setrika Ini Harus Kamu Bawa saat Traveling
Health & Beauty
Bulu Mata Lentik Instan Tanpa Ribet! Cek 3 Produk Ini, Praktis untuk Pemula
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
Bukan karena Pewarnaan, 80% Rambut Wanita Indonesia Rusak karena Ini
Fakta! Kentut Wanita Lebih Bau Dibanding Pria, Ada Penjelasan Ilimiahnya
Viral Wooyoung ATEEZ Komentari Kalori Susu Pisang Setara Nasi, Picu Kritik
Ini Waktu Terbaik untuk Makan Sebelum Tidur agar Tidak Bikin Gemuk
5 Minuman yang Sebaiknya Dihindari saat Perut Kosong, Bisa Serang Lambung
Most Popular
1
Ramalan Zodiak 13 Desember: Capricorn Ada Rintangan, Pisces Jangan Ambisius
2
Foto Blue Ivy yang Beranjak Dewasa Makin Mirip Beyonce
3
Foto: Miss Universe Thailand Pimpin Tim RI di SEA Games, Anggun Bersongket
4
Reuni Reply 1988 Penuh Haru, Go Kyung Pyo Mewek Lihat Si Adik Jinjoo Jadi ABG
5
Viral Verificator
Viral Pernikahan 'Satset' ala Gen Z, Cuma Akad di Masjid Tanpa Resepsi
MOST COMMENTED











































