Sama-sama Tak Bisa Minum Susu, Ini Beda Intoleransi Laktosa dan Alergi Susu
Hestianingsih - wolipop
Rabu, 29 Jun 2016 07:19 WIB
Jakarta
-
Susu sapi merupakan salah satu sumber kalsium terbaik yang penting untuk pertumbuhan dan kekuatan tulang. Selain itu kalsium dalam susu juga berkhasiat memperkecil risiko penyakit jantung.
Menurut pakar gizi Emilia Achmadi, M.S., R.D., kalsium susu paling mudah dicerna oleh tubuh manusia. Saat dikonsumsi, 99 persen kalsium susu akan masuk terserap tubuh.
"Kalsium bukan hanya untuk tulang tapi juga relaksasi otot. Otot perlu dijaga agar tidak kram, dan relaksasi pada otot jantung bisa mencegah penyakit jantung koroner. Ketika masuk pencernaan, kalsium diserap masuk ke dalam darah dan efeknya langsung merelaksasi otot. Kalsium perlu untuk tindakan preventif penyakit kardiovaskular," jelas wanita lulusan Oklahoma State University ini, saat ditemui media di H Tower, Kuningan, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Manfaat susu sebagai sumber kalsium memang amat penting, namun sayangnya tidak semua orang bisa mengonsumsinya. Beberapa orang memiliki intoleransi laktosa dan alergi susu yang membuat kondisi tubuh mereka bermasalah ketika meminum atau memakannya.
Jika intoleransi laktosa masih memungkinkan untuk memakai produk dari susu, maka alergi susu merupakan kondisi yang memang sama sekali tidak membolehkan orang mengonsumsinya. Apa perbedaannya?
Susu mengandung gula yang disebut laktosa. Pada beberapa orang, tubuhnya tidak memiliki cukup enzim yang bisa mencerna gula susu tersebut. Akibatnya akan timbul rasa tidak nyaman pada perut seperti sakit perut, diare, atau kembung.
"Pada orang yang hidup dalam kultur tidak terbiasa minum susu, maka enzim yang berfungsi untuk mencerna laktosa makin tidak diproduksi. Jadi agak sedikit terganggu pencernaannya," tutur wanita yang biasa disapa Emil ini.
Sebagai alternatif, penderita intoleransi laktosa tetap bisa mengonsumsi produk susu olahan seperti keju atau yoghurt. Dua produk tersebut sudah tidak lagi atau mengandung sangat sedikit laktosa sehingga bisa dikonsumsi dengan aman.
"Dengan catatan, makan keju yang real cheese bukan processed cheese. Buat yang intoleransi laktosa konsumsi keju tidak masalah. Yoghurt juga, akan diproses oleh bakteri jadi lactic acid," papar Emil.
Jika intoleransi laktosa berkaitan dengan gula susu, maka alergi susu berhubungan dengan protein yang ada di dalam susu. Pada kasus alergi susu, reaksinya bisa lebih serius daripada intoleransi laktosa.
"Alergi susu, berarti tubuh alergi terhadap proteinnya bukan gula. Reaksinya bisa timbul gatal-gatal, keringat dingin hingga sesak napas. Kalau sudah begitu tidak ada alternatif lain memang harus cari nutrisi (kalsium) dari makanan lain. Dia tidak bisa konsumsi susu," ujar Emil.
Bagi yang alergi susu, alternatifnya bisa didapat dari sayur dan buah. Salah satunya brokoli. Dikutip dari Health, sayuran hijau ini mengandung 85 mg kalsium dalam dua cangkir brokoli mentah. Daun kale juga bisa menjadi alternatif, dalam satu cangkir kale mentah yang sudah dicincang, bisa mengandung hingga 101 mg.
Selain itu ada pula edamame yang dalam satu cangkirnya terdapat 98 mg kalsium. Pilihan lainnya adalah bok choy, jeruk, ikan sarden (351 mg per 3 ons), salmon (300 mg) dan tahu dengan 434 mg per cangkirnya.
Kandungan kalsium dalam susu memang lebih tinggi dibandingkan sumber lainnya. Untuk mencukupi kebutuhan kalsium 1.000 mg per hari, cukup diperlukan 700 ml sampai satu liter susu (sekitar tiga gelas) setiap harinya. Jika kalsium diasup dari sumber lain, maka perlu diperbanyak konsumsi sayuran, buah serta ikan-ikanan. (hst/hst)
Menurut pakar gizi Emilia Achmadi, M.S., R.D., kalsium susu paling mudah dicerna oleh tubuh manusia. Saat dikonsumsi, 99 persen kalsium susu akan masuk terserap tubuh.
"Kalsium bukan hanya untuk tulang tapi juga relaksasi otot. Otot perlu dijaga agar tidak kram, dan relaksasi pada otot jantung bisa mencegah penyakit jantung koroner. Ketika masuk pencernaan, kalsium diserap masuk ke dalam darah dan efeknya langsung merelaksasi otot. Kalsium perlu untuk tindakan preventif penyakit kardiovaskular," jelas wanita lulusan Oklahoma State University ini, saat ditemui media di H Tower, Kuningan, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika intoleransi laktosa masih memungkinkan untuk memakai produk dari susu, maka alergi susu merupakan kondisi yang memang sama sekali tidak membolehkan orang mengonsumsinya. Apa perbedaannya?
Susu mengandung gula yang disebut laktosa. Pada beberapa orang, tubuhnya tidak memiliki cukup enzim yang bisa mencerna gula susu tersebut. Akibatnya akan timbul rasa tidak nyaman pada perut seperti sakit perut, diare, atau kembung.
"Pada orang yang hidup dalam kultur tidak terbiasa minum susu, maka enzim yang berfungsi untuk mencerna laktosa makin tidak diproduksi. Jadi agak sedikit terganggu pencernaannya," tutur wanita yang biasa disapa Emil ini.
![]() |
Sebagai alternatif, penderita intoleransi laktosa tetap bisa mengonsumsi produk susu olahan seperti keju atau yoghurt. Dua produk tersebut sudah tidak lagi atau mengandung sangat sedikit laktosa sehingga bisa dikonsumsi dengan aman.
"Dengan catatan, makan keju yang real cheese bukan processed cheese. Buat yang intoleransi laktosa konsumsi keju tidak masalah. Yoghurt juga, akan diproses oleh bakteri jadi lactic acid," papar Emil.
Jika intoleransi laktosa berkaitan dengan gula susu, maka alergi susu berhubungan dengan protein yang ada di dalam susu. Pada kasus alergi susu, reaksinya bisa lebih serius daripada intoleransi laktosa.
"Alergi susu, berarti tubuh alergi terhadap proteinnya bukan gula. Reaksinya bisa timbul gatal-gatal, keringat dingin hingga sesak napas. Kalau sudah begitu tidak ada alternatif lain memang harus cari nutrisi (kalsium) dari makanan lain. Dia tidak bisa konsumsi susu," ujar Emil.
Bagi yang alergi susu, alternatifnya bisa didapat dari sayur dan buah. Salah satunya brokoli. Dikutip dari Health, sayuran hijau ini mengandung 85 mg kalsium dalam dua cangkir brokoli mentah. Daun kale juga bisa menjadi alternatif, dalam satu cangkir kale mentah yang sudah dicincang, bisa mengandung hingga 101 mg.
Selain itu ada pula edamame yang dalam satu cangkirnya terdapat 98 mg kalsium. Pilihan lainnya adalah bok choy, jeruk, ikan sarden (351 mg per 3 ons), salmon (300 mg) dan tahu dengan 434 mg per cangkirnya.
Kandungan kalsium dalam susu memang lebih tinggi dibandingkan sumber lainnya. Untuk mencukupi kebutuhan kalsium 1.000 mg per hari, cukup diperlukan 700 ml sampai satu liter susu (sekitar tiga gelas) setiap harinya. Jika kalsium diasup dari sumber lain, maka perlu diperbanyak konsumsi sayuran, buah serta ikan-ikanan. (hst/hst)
Health & Beauty
Pilih Toner Sesuai Kondisi Kulit! Anua Punya Beberapa Opsi untuk Berbagai Kebutuhan Kulitmu
Home & Living
Bikin Momen Natalmu Lebih Hangat dengan Hampers Mug yang Bikin Senyum!
Home & Living
Ide Kado Natal Elegan & Fungsional: Aveline Sendok Garpu Natal Set Gift vs Domov Krisa Christmas Stainless Steel Hampers!
Health & Beauty
Gigi Menguning Karena Kopi? KLAR Teeth Whitening Mask Jadi Solusi Praktis Anti Ngilu
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
6 Bulan Makan Menu yang Sama Demi Kurus, Wanita Ini Berakhir Masuk UGD
Sering Memar Tanpa Sebab? Ini 10 Penyebabnya Menurut Ahli Kesehatan
Pahami Jam Makan yang Baik untuk Diet, dari Sarapan sampai Makan Malam
Ini Sayuran Paling Sehat Menurut Sains, Rendah Kalori Bisa untuk Diet
Angelina Jolie Buka-bukaan soal Mastektomi, Perlihatkan Bekas Operasi di Dada
Most Popular
1
Potret Cantik Leticia Joseph, Anak Sheila Marcia yang Jadi GADIS Sampul 2025
2
Sinopsis Jurassic Park III, Teror Dinosaurus Kembali Mengintai
3
Miss Iceland Mengaku Dikeluarkan Sepihak dari Miss Universe Saat Sakit
4
10 Ide Hadiah Hari Ibu yang Berkesan dan Tak Terlupakan
5
Sudah Beruban? Ini Cara Merawat Rambut agar Tetap Sehat dan Berkilau
MOST COMMENTED












































