Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Kakak-Adik Jadi Rival, Kisah Kelam Adidas dan Puma akan Diangkat ke Serial TV

Hestianingsih Hestianingsih - wolipop
Kamis, 22 Mei 2025 13:00 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Sejumlah orang berlalu lalang di depan toko Adidas di Manhattan, New York City, Selasa (25/10/2022). Adidas merupakan brand pakaian olahraga besar dari Jerman.
Foto: Getty Images/Spencer Platt
Jakarta - Adidas dan Puma, dua raksasa sportswear yang sudah jadi bagian dari gaya hidup banyak orang, ternyata menyimpan kisah kelam. Di balik logo ikonik tiga garis dan formstrip tersebut, tersimpan cerita tentang konflik keluarga yang dramatis.

Kini, kisah nyata kakak-beradik pendiri Adidas dan Puma akan diangkat menjadi serial televisi.
Proyek ini diumumkan oleh rumah produksi asal Hollywood, No Fat Ego, yang bekerja sama dengan keluarga besar pendiri Adidas, Adolf "Adi" Dassler.

Sang produser, Niels Juul, menyebut bahwa serial ini akan menggali arsip pribadi keluarga Dassler (termasuk video rumahan dan memorabilia) untuk menghadirkan drama yang otentik dan emosional.

"Semua orang tahu brand-nya, tapi sangat sedikit yang benar-benar tahu cerita di baliknya," ujar Mark Williams, penulis skenario yang dikenal lewat serial hit Ozark, saat diwawancarai AFP di Festival Film Cannes.

Sejumlah orang berlalu lalang di depan toko Adidas di Manhattan, New York City, Selasa (25/10/2022). Adidas merupakan brand pakaian olahraga besar dari Jerman.Sejumlah orang berlalu lalang di depan toko Adidas di Manhattan, New York City, Selasa (25/10/2022). Adidas merupakan brand pakaian olahraga besar dari Jerman. Foto: Getty Images/Spencer Platt

Mark menjanjikan drama keluarga yang kompleks berlatar dunia industri sepatu dan berlangsung hingga lintas generasi.

Cerita bermula di kota kecil Herzogenaurach, Jerman, pada era 1940-an. Dua bersaudara, Adi dan Rudolf "Rudi" Dassler, semula mengelola bisnis sepatu keluarga bersama.

Namun hubungan mereka memburuk selama Perang Dunia II. Adi tetap di rumah untuk mempertahankan bisnis, sementara Rudi ikut berperang dan sempat ditangkap oleh pasukan Sekutu.

Konflik yang terjadi bukan hanya soal politik atau strategi bisnis, tapi juga ketegangan personal yang makin memanas hingga membuat mereka pecah kongsi. Setelah perang, Adi mendirikan Adidas, sementara Rudi membalas dengan mendirikan Puma.

Pertikaian itu bahkan memecah kota kecil mereka menjadi dua kubu, yang konon masih terasa sampai sekarang. Salah satu aspek paling sensitif dalam serial ini adalah bagaimana masa lalu kedua bersaudara itu saat era Nazi akan ditampilkan.

Ilustrasi toko Puma.Ilustrasi toko Puma. Foto: AP/CHRISTOF STACHE

Seperti banyak pengusaha Jerman lainnya saat itu, keduanya sempat tergabung dalam partai Nazi. Namun peran mereka sangat berbeda, Adi fokus mempertahankan pabrik -yang sempat disita untuk produksi senjata- sedangkan Rudi ikut wajib militer.

Menariknya, sebelum perpecahan terjadi, keduanya pernah bekerja sama membuat sepatu lari berduri (spike shoes) untuk pelari legendaris asal Amerika, Jesse Owens. Sepatu itu menjadi senjata rahasia Owens saat mengukir sejarah di Olimpiade Berlin 1936, sekaligus menampar propaganda supremasi rasial Hitler.

Proyek serial ini dirancang agar memiliki kendali editorial penuh sebelum ditawarkan ke platform streaming mana pun.

"Kami ingin proyek ini tetap jujur dan autentik. Mark perlu ruang yang tenang dan bebas tekanan untuk menulis kisah yang layak diceritakan," ujar Niels.

Drama keluarga, konflik sejarah, hingga akar dari dua brand fashion ternama akan dirangkum dalam satu serial yang menjanjikan. Ini bukan hanya tentang sepatu, tapi ambisi, warisan, dan luka yang belum sepenuhnya sembuh. (hst/hst)



Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads