Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Stylist Kecewa Artis Dilarang Pakai Baju 'Nude' dan Megar di Red Carpet Cannes

Daniel Ngantung - wolipop
Jumat, 16 Mei 2025 18:00 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Halle Berry menghadiri Makan Malam Pembukaan 2025 selama Festival Film Cannes tahunan ke-78 pada 13 Mei 2025 di Cannes, Prancis.
Halle Berry di Cannes Film Festival (Foto: WireImage/Daniele Venturelli)
Cannes -

Cannes Film Festival 2025 belum resmi dibuka, tapi atmosfer panas sudah terasa sejak hari Senin (15/5/2025) ketika panitia festival memperbarui aturan berpakaian untuk karpet merah di Grand ThéÒtre Lumière, Cannes, Prancis. Kini, busana transparan dan gaun bertirai panjang dilarang keras, memicu kepanikan di kalangan penata gaya dan pegiat mode.

Selama bertahun-tahun, Cannes dikenal sebagai ajang ekspresi mode. Siapa bisa lupa Bella Hadid dengan gaun transparan Saint Laurent pada 2024, atau Elle Fanning dalam gaun dramatis Alexander McQueen tahun sebelumnya? Namun, semua kini tinggal kenangan.

Dalam laman resmi festival, bagian aturan berpakaian kini menyatakan, "Demi kesopanan, ketelanjangan dilarang di karpet merah maupun area festival lainnya. Busana berukuran besar, khususnya yang memiliki tirai panjang, yang menghambat arus tamu dan menyulitkan penataan tempat duduk di teater, tidak diperbolehkan." Tim penyambut tamu disebut akan menolak siapa pun yang tidak mematuhi aturan tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Louis Pisano, kritikus budaya dan penulis Discoursted, menyebut banyak penata gaya kini dilanda panik. "Cannes memang selalu konservatif. Tapi tahun-tahun terakhir mereka makin ketat," ujarnya. Ia mengingat kembali kontroversi pada 2015 ketika sejumlah perempuan ditolak masuk karena mengenakan alas kaki datar. Lalu muncul larangan swafoto pada 2018. Kini, giliran gaun transparan dan bertirai panjang jadi sasaran.

ADVERTISEMENT

Stylist Rose Forde, yang menangani nama-nama seperti sutradara The Substance Coralie Fargeat hingga aktor Emma D'Arcy, mengetahui perubahan aturan ini dari media sosial. "Cannes memang selalu ketat soal etiket dan berpakaian. Saya sudah biasa mengecek 'apakah busana ini boleh di karpet Cannes' bahkan untuk pakaian pria," ujarnya.

Halle Berry yang hadir sebagai juri Cannes Film Festival 2025 termasuk salah satu yang terdampak aturan baru tersebut. "Saya tadinya akan mengenakan gaun luar biasa dari Gaurav Gupta malam ini, tapi saya tidak bisa memakainya karena ekornya terlalu besar. Saya harus melakukan perubahan mendadak," tuturnya, seperti dikutip dari Page Six. Terusan A line Jacquemus akhirnya menjadi alternatif.

Halle Berry menghadiri Makan Malam Pembukaan 2025 selama Festival Film Cannes tahunan ke-78 pada 13 Mei 2025 di Cannes, Prancis.Halle Berry menghadiri Makan Malam Pembukaan 2025 selama Festival Film Cannes tahunan ke-78 pada 13 Mei 2025 di Cannes, Prancis. Foto: WireImage/Daniele Venturelli


Menurut laporan, pelarangan tirai panjang bertujuan mempercepat arus tamu. Setiap talenta punya waktu 10 menit di karpet merah, dan gaun dramatis dianggap memperlambat pergerakan. "Influencer biasanya datang dengan busana paling besar dan paling mencolok. Mereka menyumbat jalur masuk. Padahal ada ribuan orang yang harus masuk ke teater," kata Pisano, yang sudah 14 kali hadir di festival tersebut.

Namun soal larangan busana transparan, alasan "kesopanan" dinilai kurang jelas. Banyak pihak menilai ini sebagai bentuk pembatasan yang tidak konsisten. "Ketelanjangan diizinkan selama industri mendapat untung darinya," sindir stylist Beyzanur Apaydin di media sosial. "Kalau soal tirai panjang bisa dipahami karena mengganggu tempat duduk. Tapi ketelanjangan? Bukankah film-film yang diputar juga banyak yang mengandung adegan itu?"

Rose Forde mencoba bersikap netral. "Saya paham kalau tujuannya agar fokus tetap pada film, bukan mode. Tapi Cannes juga ruang ekspresi artistik. Pakaian seharusnya jadi bagian dari ekspresi itu."

Stylist ternama Maeve Reilly menyebut aturan ini mengecewakan. "Karpet merah Cannes adalah salah satu yang paling glamor. Saya selalu menantikan gaun-gaun couture yang luar biasa," katanya. Untungnya, busana kliennya, seperti Eva Longoria dan La La Anthony, tidak terdampak langsung.
Namun tidak semua beruntung. Fashion kritikus Luke Meagher (HauteLeMode) menilai aturan ini terlalu abu-abu. "Apa batasan tirai panjang? Apa yang dimaksud transparan? Apakah ini tergantung interpretasi tiap petugas di karpet merah?" katanya seperti dikutip Vogue.

Bagi merek besar, area abu-abu ini terlalu berisiko. Cannes adalah panggung emas. Tahun lalu, festival ini menghasilkan nilai media senilai US$ 86,3 juta di Instagram. Saint Laurent menjadi label paling banyak dibicarakan, sebagian berkat gaun transparan Bella Hadid.


"Bayangkan jika busana couture yang dirancang selama berbulan-bulan harus dibatalkan hanya karena aturan dadakan," ujar Forde. Reilly pun menambahkan, "Untung tidak berdampak pada busana yang sudah kami siapkan. Tapi ini bisa jadi bencana kalau klien sudah tiba di Cannes."

Heidi Klum menghadiri karpet merah untuk upacara pembukaan dan pemutaran film Heidi Klum menghadiri karpet merah untuk upacara pembukaan dan pemutaran film "Partir Un Jour" (Leave One Day) di Festival Film Cannes ke-78 di Palais des Festivals pada 13 Mei 2025 di Cannes, Prancis. (Foto: Getty Images/Lionel Hahn)

Para desainer muda yang merancang khusus untuk Cannes bisa jadi korban terbesar. Tidak seperti merek besar, mereka tak punya dana atau kapasitas logistik untuk menyiapkan alternatif. "Mereka bisa rugi besar, baik dari sisi uang maupun eksposur media," kata Meagher.

Sementara itu, sejumlah nama besar seperti Emma Stone, Jennifer Lawrence, dan Scarlett Johansson dipastikan hadir tahun ini. Ketiganya dikenal dengan pilihan busana dramatis di berbagai karpet merah, mulai dari Oscar hingga Golden Globe.

Jika merujuk pada tren Met Gala 2025, busana transparan dan bertirai panjang masih menjadi primadona. Namun, dalam praktiknya, karpet merah Cannes memang lebih tenang dibanding Met Gala atau Grammy.

Pisano menyimpulkan, "Aturan ini sebenarnya lebih berdampak pada brand ambassador dan influencer, bukan aktor utama. Tapi justru merek-merek dan showroom PR-lah yang bisa mengambil peluang dari kekacauan ini. Mereka akan berkata: 'Datanglah ke showroom kami, kami punya solusi.'"

(dtg/dtg)


Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads