ADVERTISEMENT

Industri Kreatif Jadi Penopang Ekonomi Bangsa, BRI Aktif Lestarikan Wastra

Daniel Ngantung - wolipop Selasa, 28 Feb 2023 08:15 WIB
Pembuatan Kain Tenun Batak di Jabu Borna Tobatenun Perajin membuat tenun khas Batak di Jabu Bonang, Pematangsiantar, Sumatera Utara. (Foto: Daniel Ngantung/detikcom)
Jakarta -

Pelestarian wastra Nusantara yang merupakan warisan budaya Indonesia dapat menjadi salah satu instrumen dalam menggerakkan roda perekonomian di tengah tantangan global. Upaya tersebut perlu mendapat dukungan penuh, terutama dari sektor perbankan.

Tangan-tangan terampil Ria Manulang beraksi di atas alat tenun bukan mesin (ATBM). Perlahan tapi pasti, satu per satu helai benang mulai menunjukkan bentuk.

Perempuan 30 tahun itu sedang menenun ulos atau tenun khas Batak. Wolipop menemui Ria di Jabu Bonang, Pematangsiantar, Sumatera Utara, pertengahan tahun lalu.

Jabu Bonang merupakan rumah komunitas besutan Tobatenun, sebuah kewirausahaan sosial yang didirikan oleh Kerri Na Basaria pada 2018 untuk melestarikan tenun Batak dengan memberdayakan para partonun (penenun) yang kebanyakan adalah perempuan. Melibatkan ekosistem hulu ke hilir dengan praktik penenunan yang ramah lingkungan, sebagaimana leluhur lakukan, menjadi misinya.

Setelah menunjukkan cara menenun, Ria kemudian bercerita sedikit soal perubahan hidup yang dirasakannya setelah bergabung dengan Tobatenun.

Pembuatan Kain Tenun Batak di Jabu Borna TobatenunRia Manulang, salah satu penenun Tobatenun. (Foto: Daniel Ngantung/detikcom)


Ia mengaku sudah bertenun sejak kecil tapi keahliannya tidak terasah dengan baik. Alhasil, tenun yang dihasilkan tidak berkualitas dan usaha dagang tenun kreasinya sulit terjual. Keberadaan tengkulak semakin membuat Ria merugi.

Ia akhirnya mencoba peruntungan lain dengan beralih profesi dan hijrah ke Jakarta. Menjaga salon hingga menjual makanan sudah dilakoninya.

"Waktu kembali ke kampung, saya mendengar ada program Tobatenun. Karena berkaitan dengan tenun, saya tertarik untuk ikut," ungkap ibu empat anak ini.

Dari Tobatenun, Ria mendapat pembekalan yang mematangkan teknik tenunnya sekaligus memperluas wawasan Ria tentang tren fashion sehingga menghasilkan kreasi dengan nilai tambah lebih. Kesejahteraan Ria dan keluarga perlahan membaik. Selain ulos, ia juga membuat kain kreasi untuk diolah menjadi koleksi busana siap pakai yang modern.

Kain-kain hasil tenunan Ria dan para partonun Tobatenun menjadi primadona di acara bertema "Empowering Women in Rural Economies" yang digelar Tobatenun dan Bank Raykat Indonesia (BRI) Prioritas sehari sebelumnya di Medan. Hadir dalam perhelatan untuk menyambut W20 Summit itu, istri Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI Luhut Binsar Pandjaitan, Devi Pandjaitan, dan Lisda Budhi Novianto yang merupakan Wakil Ketua Ikatan Wanita BRI (IWABRI).

Tobatenun x BRIAcara bertema "Empowering Women in Rural Economies" yang digelar Tobatenun dan Bank Raykat Indonesia (BRI) Prioritas di Medan pada Juli 2022. (Foto: Dok. Tobatenun)

Fashion show koleksi Tobatenun dan pelelangan kain tenun menjadi puncak acara yang juga dimeriahkan oleh penampilan Puteri Indonesia Sumut Sarah Pandjaitan. Hasilnya didonasikan untuk Jabu Bonang, rumah komunitas Tobatenun yang fokus pada pembuatan benang dengan pewarnaan alami.

Peduli Wastra dan UMKM

Tentu itu bukan yang pertama dan terakhir bagi BRI memberi dukungan dalam upaya pelestarian wastra Nusantara. Pada akhir 2022, BRI berkolaborasi dengan Cita Tenun Indonesia (CTI) untuk menggelar pameran bertajuk 'Antologi' di kawasan Senayan, Jakarta.

Adapun tiga desainer dan jenama kenamaan yang terlibat adalah Mel Ahyar, Danjyo Hiyoji, dan Eri. Pameran ini menandai kelanjutan dari presentasi 'Wastra Nusantara: the Journey to Indonesian Fashion' persembahan CTI di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Doha, Qatar, pada 30 Oktober 2022.

Menurut Direktur Bisnis Konsumer BRI Handayani, pameran 'Antalogi' merupakan wujud dari kepedulian BRI untuk terus mendukung dan memberikan apresiasi terhadap tenun Indonesia.

"BRI percaya bahwa suatu cultural heritage investment harus dilestarikan. Perseroan mengapresiasi keindahan negeri dengan berbagai macam keanekaragaman milik bangsa sehingga turut serta memberikan bakti bagi negara," ujar Handayani dalam keterangan resmi.

Kepedulian BRI terhadap wastra juga tercermin dalam program Pengusaha Muda BRILian (PMB) yang bertujuan menumbuhkembangkan sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Gelar juara pertama PMB 2022 jatuh kepada KaIND (Kain Indonesia), jenama rintisan Melie Indarto yang berbasis di Desa Purwosari, Pasuruan, Jawa Timur.

Mendirikan KaIND pada 2014, ia memberdayakan komunitas lokal dengan mengembangkan keterampilan teknik tenun, batik tulis dan pewarnaan menggunakan bahan alam bagi masyarakat dengan latar belakang tunakarya, ibu berstatus orangtua tunggal, supir truk, sampai tukang bersih-bersih.

BRI BrilianPara pemenang Pengusaha Muda BRILian (PMB) 2022. (Foto: Dok. BRI)

KaIND menawarkan inovasi berupa penggunaaan bahan dasar sutera eri yang berasal dari Ulat Sutra Eri (Samia Cynthia Ricini), kemudian komposisinya dikombinasikan dengan kain Tencel yang diklaim menghasilkan zero waste apparels.

"Sustainable fashion bukan hanya sekedar tren, tetapi ini adalah masa depan, dan KaIND telah bertumbuh signifikan sejak awal mula didirikan dan akan terus berkembang dengan memegang prinsip berkelanjutan, menjahit Key Component Purpose, People, Planet, Profit yang seimbang," ungkap Melie yang mendapat modal Rp 200 juta dan pinjaman dengan suku bunga 0 persen dari BRI.

Ia bergabung dengan dua pemenang lainnya, yakni Nana Baby Carrier dan Ppuff!. Mereka berhasil prestasi tersebut setelah melalui kompetisi yang melibatkan 1.330 UMKM pendaftar dari 10 wilayah di Indonesia seperti Jabodetabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Palembang, Banjarmasin, Denpasar dan Makassar.


Direktur Bisnis Kecil, dan Menengah BRI Amam Sukriyanto mengungkapkan, perseroan senantiasa mendorong pemberdayaan untuk membantu pelaku UMKM naik kelas. Dukungan pemberdayaan ini, lanjut Amam, diharapkan mampu meningkatkan daya saing UMKM dan memperluas cakupan hingga ke pasar dunia.


Di samping itu, BRI juga konsisten mempertajam fokus pembiayaan pada sektor UMKM sebagai tulang punggung bisnis perseroan. Hal ini tercermin dari proporsi kredit UMKM BRI yang telah menyentuh 84,20 persen atau setara Rp 852,12 triliun dari total kredit Rp 1.111,48 triliun hingga kuartal III-2022.

"Kami juga melihat bahwa terdapat beberapa peserta yang sebenarnya telah mencicipi persaingan pasar mancanegara, seperti rendang, batik tulis, ataupun kain songket yang tentunya hal ini akan membawa citra positif produk Indonesia di mata dunia," terang Amam.

UMKM yang bermunculan tiga tahun terakhir membuktikan pandemi tak memadamkan semangat untuk berkreativitas. Tentunya, kehadiran mereka perlu mendapat dukungan dari berbagai pemangku kepentingan demi kelangsungan ekonomi dalam negeri. Apalagi bila berhubungan dengan kain tradisional yang adalah identitas negara kita tercinta.



Simak Video "Dari Lokal Jadi Kece BRI UMKM EXPO(RT) Brilianpreneur 2022 Episode 2"
[Gambas:Video 20detik]
(dtg/dtg)