5 Luxury Brand Tas yang Cepat Cuan Jika Dijual Lagi di Indonesia
Selasa, 21 Feb 2023 05:00 WIB
Peminat tas branded bekas pakai semakin bertambah di Indonesia. Tentunya, tren tersebut membuka peluang untung baik bagi pembeli maupun penjual. Lantas, merek apa saja yang menjadi primadona?
Bisnis Huntstreet, sebuah lokapasar (marketplace), yang didedikasikan khusus bagi pecinta produk jenama mewah (luxury brand), terus mengalami pertumbuhan seiring jumlah anggota komunitasnya yang bertambah pesat.
Kedua pendirinya, Sabrina Joseph dan Janice Winata, mengungkapkan hal tersebut saat pembukaan The Vault di showroom Huntstreet yang berlokasi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (20/2/2023). "Setiap tahun selalu bertambah. Ratusan persen ada. Cukup signifikan," kata Janice.
Sabrina mengatakan, pengguna terbanyak datang dari kawasan Jabodetabek, kemudian diikuti Surabaya. Selain itu, Huntstreet juga sudah menjangkau hingga ke luar pulau Jawa. "Ada yang dari Papua," tambah Sabrina.
Berdiri sejak 2016, Huntstreet memiliki 150.000 barang pre-owned yang telah dikurasi secara saksama. Produk yang tersedia beragam mulai dari busana siap pakai, tas, hingga perhiasan keluaran rumah mode ternama dunia dengan rentan waktu dari era 70-an hingga beberapa tahun terakhir.
![]() |
Dari pengamatan Janice, pasar di Indonesia belum sematang dengan negara besar seperti Amerika Serikat di mana konsumennya sudah terbiasa membeli baju, tas, dan sepatu mewah bekas pakai.
"Di sini, tas yang lebih banyak diterima. Kalau (mau beli) baju dan sepatu (pre-owned), orang masih pikir. Padahal kalau kultur di luar negeri, itu sudah biasa," kata Janice yang bersama Sabrina mengekspansi bisnis mereka ke Singapura dua tahun lalu.
Ia kemudian mengungkap lima merek tas yang sangat diminati oleh pembeli dan penjual di Huntstreet Indonesia. "Top most search dan listing, ada Chanel, Hermes, Louis Vuitton, Dior, dan Gucci," katanya.
![]() |
Menurut Sabrina, permintaan tas Chanel dan Hermes hampir sama-sama tinggi. Namun, peminat Chanel lebih banyak karena dari segi model dan harga lebih variatif. "Kalau Hermes, price point-nya saja sudah lumayan tinggi. Modelnya juga tak banyak," ungkapnya.
Ia menambahkan, pemburu pakaian Chanel yang khas dengan material tweed pun terbilang cukup solid.
Circular Fashion dan Investasi 'Liquid'
Bisnis jual-beli barang pre-owned memiliki banyak kelebihan. Khusus untuk tas, ada potensi sebagai instrumen investasi yang menjanjikan. "Hermes dan Chanel paling likuid karena banyak peminat. Namun, itu tergantung juga dengan kondisi barang dan pasar," kata Janice.
Variabel lain yang turut memengaruhi nilai jual tas mencakup warna, model, hingga lokasi pembelian tas.
![]() |
Maka dari itu penting untuk diperhatikan tujuan awal saat membeli tas mewah. Jika untuk berinvestasi, Sabrina menyarankan beli tas yang bukan dari koleksi musiman. Tas bersiluet klasik adalah pilihan aman.
"Pakainya juga perlu hati-hati, storage paling penting, jamur harus dihindari," kata Sabrina.
Selain investasi, membeli dan menjual barang bekas merupakan salah satu contoh circular fashion sebagai upaya menekan sampah dan limbah. Alih-alih berakhir di pembuangan, produk pre-owned mendapat kesempatan kedua untuk 'hidup' lagi.
"Konsepnya seperti thrifting, bedanya ini barang mewah," tambah Sabrina.
Simak Video "Toko Chanel di Paris Dirampok Sekelompok Orang Bersenjata"
[Gambas:Video 20detik]
(dtg/dtg)