Jakarta Fashion Week 2023
Sisi Melankolis Anak Punk Persembahan Harry Halim, Usung Baju Genderless
Sabtu, 29 Okt 2022 17:00 WIB
Lama membangun karier di luar negeri, Harry Halim akhirnya kembali ke Tanah Air. Sebuah koleksi bertema romantic punk menandai 'kepulangan' sang desainer.
Koleksi tersebut tampil sebagai penutup hari ke-4 Jakarta Fashion Week (JFW) 2023, Kamis (27/10/2022). Peragaan ini sangat dinanti oleh klien, penggemar, hingga pangagum Harry Halim karena untuk pertama kalinya dalam satu dekade ini pula ia akan mementaskan kreasinya secara langsung kepada khalayak di Indonesia.
Euforia pun sudah terasa dari luar function hall Pondok Indah Mall 3. Busana serba hitam berpotongan edgy, sesekali dengan dekorasi dramatis bernuansa punk, mendominasi penampilan para tamu, baik influencer dari kelas wannabe hingga selebriti papan atas.
Beberapa terlihat memaksa duduk di barisan terdepan demi bisa melihat lebih dekat kreasi Harry Halim walaupun kursi tersebut sudah ditandai untuk orang lain.
Harry Halim lahir di Indonesia tapi dibesarkan di Singapura. Lulus kuliah mode dan sempat bekerja untuk desainer Singapura, ia memilih hijrah ke Paris untuk membangun kariernya sebagai perancang mandiri. Di pusat mode dunia itu, label perdananya, 'Harry Halim' dilahirkan.
Koleksi Spring/Summer 2012 menjadi debutnya sekaligus karya pertamanya yang tampil dalam rangkaian Paris Fashion Week. And the rest is history. Busana rancangannya lalu mulai dipakai selebriti dunia. Lady Gaga, Cardi B, Dua Lipa, hanyalah beberapa di antaranya.
Setelah hampir 15 tahun bergelut dengan dunia mode di luar negeri, ia memindahkan studionya ke Jakarta. Namun, Paris tetap menjadi target pasarnya, ditambah Los Angeles.
Untuk peragaan perdananya di Indonesia ini, ia memilih tajuk 'Impossible Love' yang disebutnya menarasikan kekuatan cinta dalam mendobrak batasan. Dikenal dengan garis rancangannya yang struktural tapi romantis, Harry kali ini meramu kreasinya dengan pendekatan punk couture.
Punk yang selalu identik dengan pemberontakan dan revolusi muncul dengan sisi yang lebih lembut. "Mungkin bisa dibilang ini koleksi romantic punk. Brand Harry Halim selalu ada sisi romantisnya. Saya mengaitkan identitas tersebut dengan fabrication, lewat something silky, ada juga vegan leather. Feel-nya gothic dan rock and roll," ucap Harry saat memberi bocoran koleksi saat jumpa pers.
![]() |
Ia juga mengeksplorasi konsep busana yang fluid atau genderless untuk menginterpretasikan dobrakan batasan tersebut. Di awal peragaan, muncul model pria bertubuh atletis dengan torso bidangnya yang hanya dibungkus korset hitam berbahan kulit.
Busana tersebut dipadukan dengan celana pendek senada yang menyerupai rok berkat dekorasi kain yang memanjang di bagian depan. Tidak ketinggalan high-knee boots dengan sol tebal yang rata-rata tingginya mencapai 8 inci atau sekitar 20 cm. "Lebih tinggi dari yang biasa aku tampilkan di koleksi sebelumnya," katanya.
![]() |
Berikutnya, masih dalam nuansa yang gelap pekat serba hitam, giliran gaun-gaun dengan detail cut-out yang berani dan sesekali provokatif. Permainan aksen ruffles yang asimetris semakin memperkaya karakter koleksi ini.
Perlahan, warna koleksi berangsur lebih terang dan berani. Harry Halim juga menyelipkan busana berbahan denim yang merupakan eksplorasi pertamanya dengan material tersebut.
![]() |
"Tantangannya adalah mencari denim yang sesuai karena kami memang bukan denim expert. Harus ada special wash untuk mendapat efek denim yang kita inginkan," terangnya. Untuk memberi tampilan yang berbeda, lanjut Harry, permainan cutting menjadi andalan.
Finale yang menjadi puncak dari sebuah fashion show dieksekusi dengan cara yang tak terduga oleh sang desainer. Ia memilih lagu 'Kala Sang Surya Tenggelam' yang melankolis dari Chrisye untuk mengiringi langkah para model. Anak punk juga punya sisi melow.
![]() |
Simak Video "Daliatex Kusuma dan 3 Brand Lokal Dukung Gerakan Sustainable"
[Gambas:Video 20detik]
(dtg/dtg)