Dulu Jadi Ugliest Shoes, Crocs Rayakan 20 Tahun Eksis dengan Koleksi Premium
Minggu, 23 Okt 2022 17:30 WIBBerawal dari sebuah prototipe desain sepatu pelayar (boat shoes), Crocs pada 2002 memperkenalkan produk perdana berupa alas kaki dengan material ringan yang nyaman. Meski kerap dicap sebagai 'ugliest shoes' karena desainnya yang bulky alias tebal dan membuat kaki tampak membesar, Crocs malah tetap bertahan sampai saat ini. Croctober 2022 menandai 20 tahun eksistensi Crocs.
Crocs didirikan oleh tiga pecinta olahraga berlayar, yakni Lyndon Hanson, George Boedecker Jr., dan Scoot Seamans. Mereka ingin membuat sepatu yang tak cuma tahan air, tapi juga anti-slip, dengan memanfaatkan material busa yang dikembangkan secara khusus.
Dari formula desain tersebut, jadilah sebuah model alas kaki yang siluetnya menyerupai clog atau sepatu kayu dengan sol tebal yang mirip alas kaki khas Belanda. Di sisi lalin, siluet tersebut mengingatkan para pendiri Crocs pada bentuk mulut buaya jika dilihat dari samping. Oleh karena itu, mereka menamai mereknya 'Crocs', kependekan dari crocodile atau buaya.
Kenyamanan menjadi daya tarik utama Crocs, tapi tidak demikian dengan desain. Ada love-hate relationship antara Crocs dan mereka pecinta fashion. New York Times pada 2012 pernah memberitakan soal kemunculan grup anti-Crocs di Facebook yang kala itu anggotanya mencapai 1,7 juta. Tak hanya itu, Crocs langganan masuk daftar sepatu buruk rupa versi berbagai media fashion.
Mungkin itu yang menjelaskan penjualan Crocs menurun drastis setelah mengalami pertumbuhan pesat selama lima tahun pertama. Penurunan pertama terjadi pada 2008 saat pendapatan Crocs anjlok ke US$ 721 juta dari US$ 847 pada tahun sebelumnya. Lebih buruk lagi pada 2009 saat Crocs hanya meraup pendapatan US$ 645 juta setelah rugi US$ 42,1 juta.
Belajar dari pengalaman tersebut, merek yang berbasis di Colorado, AS, itu mulai membuat perubahan dengan desain memperkenalkan desain baru dan fungsi yang lebih dimaksimalkan. Melengkapi siluet klasik clog, hadir seri lainnya seperti Platform Clog dengan sol yang lebih tebal dan Hiker Clog yang memiliki sol bergerigi untuk medan yang agak ekstrem.
Crocs juga memperbanyak varian pernak-pernik Jibbitz. Resmi diakuisisi Crocs pada 2006, Jibbitz menjadi salah satu primadona yang memungkinkan pengguna Crocs menghiasi alas kakinya dengan 'mote-mote' pilihan untuk memberi sentuhan personal.
Naik Kelas
Crocs memasuki era baru dengan kemunculan versi 'high-fashion'-nya. Desainer Inggris Christopher Kane menyertakan Crocs untuk koleksi busana ready to wear Spring-Summer 2017 yang dipresentasikan di London Fashion Week pada September 2016. Di tangan dingin sang desainer, siluet clog Crocs mewujud dalam corak batu granit yang dihiasi detail batu alam yang semakin mengentalkan kesan mewah. Crocs yang tadinya alas kaki kasul, kini naik kelas untuk menemani busana formal.
Setahun kemudian, giliran Balenciaga yang 'bereksperimen' dengan Crocs. "Ini sepatu yang sangat inovatif dan ringan sekali. Terbuat dari busa yang dibentuk menjadi satu buah sepatu. Bagi saya, teknik dan cara pengolahan material ini sangat Balenciaga," ujar Direktur Kreatif Balenciaga Demna kepada Vogue.
![]() |
Pamor Crocs kian menanjak lagi berkat kolaborasinya bersama sejumlah bintang. Sebut saja rapper Bad Bunny dan Saweetie.
Pandemi COVID-19 turut menguntungkan Crocs. Saat kenyamanan menjadi kemewahan tersendiri ketika harus di rumah saja, alas kaki bersiluet clog seperti Crocs makin banyak dicari orang. Terbukti, seperti dikabarkan InStyle, hashtag #clog viral di TikTok setelah mendapat 32 juta views.
![]() |
Menandai usia dua dekade, Crocs menambah lagi jajaran koleksinya dengan siluet baru: Echo Clog. Sepintas siluetnya mungkin mengingatkan pada sepatu Yeezy dengan desainnya yang aerodinamis.
Namun, bantalannya diklaim lebih empuk untuk kaki sehingga menawarkan kenyamanan yang lebih maksimal. Echo Clog juga dilengkapi adjustable strap berbahan nylon yang sekaligus menjadi aksen tersendiri. Tidak ketinggalan 14 bolongan yang bisa dihiasi dengan Jibbitz.
Di luar negeri, sepatu ini dijual seharga US$ 600 atau sekitar Rp 9,3 juta. Bagaimana di Indonesia? Informasi harga belum tersedia mengingat sepatu ini baru dirilis di sini pada 27 Oktober 2022.
Namun bagi mereka yang penasaran dan ingin melihat langsung, Crocs Indonesia memamerkan Echo Clog di Croctober Fest 2022 yang berlangsung pada 22-23 Oktober di Twin House Blok M.
Dijelaskan Marketing Crocs Indonesia Jovita Dwijayanti, Croctober merupakan acara tahunan Crocs yang digelar setiap Oktober bagi para Crocs Nation, sebutan untuk pecinta Crocs, untuk merayakan hari jadinya.
"Bedanya, tahun ini lebih spesial karena berbarengan dengan perayaan tahun 20 tahun Crocs. Banyak aktivitas menarik di sini seperti pameran sepatu Crocs hingga giveaway. Para penggemar Crocs juga bisa menikmati hidangan yang disiapkan khusus dengan tema ulang tahun ini," katanya.
Simak Video "Mengintip Topi 'Sobek' Balenciaga Seharga Rp 5,5 Juta"
[Gambas:Video 20detik]
(dtg/dtg)