Sazzy Falak, Presenter Stylish yang Gemar Makeover Para Korban Mode
Meski industri mode masih terus berkembang dari tahun ke tahun, namun rupanya masih banyak orang yang tidak paham dengan aturan berbusana yang baik dan benar sehingga mereka seringkali disebut dengan julukan fashion victim atau korban mode. Berdasarkan fenomena inilah, aktris sekaligus presenter asal Malaysia, Sazzy Falak berkeingan untuk memperbaiki gaya berbusana mereka melalui tayangan televisi yang berjudul How Do I Look? Asia (HDILA).
Diadopsi dari suatu tayangan fashion dengan judul yang sama di Amerika, HDILA memilih delapan orang dari negara-negara Asia, yakni Malaysia, Taiwan, Filipina, Singapura, dan Indonesia, yang gayanya akan diperbaiki oleh Sazzy dan tim. Acara yang tayang perdana pada 31 Agustus jam 19.00 WIB di saluran hiburan Diva ini juga menghadirkan Jeannie Mai, presenter sekaligus stylist dari HDIL Amerika sebagai tamu spesialnya.
Wolipop pun berkesempatan untuk melakukan wawancara eksklusif dengan Sazzy dan berbincang-bincang seputar perbedaan antara tayangan HDIL versi Amerika dan Asia. Ia menceritakan, sebenarnya tidak ada perbedaan yang signifikan, tetapi Asia memiliki tipe berbusana yang seringkali dikaitkan dengan suatu kepercayaan dan peraturan busana di masing-masing negara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya selalu melihat mereka dari bentuk tubuhnya. Tubuh bagian mana yang paling baik untuk ditonjolkan dan bagian mana yang tidak ingin diperlihatkan. Dari situ saya bisa memilih busana yang cocok untuk mereka," jelasnya pada Wolipop, Kamis, (27/8/2015).
Selain bentuk tubuh, warna kulit dari masing-masing kontestan juga menjadi salah satu pertimbangan sebelum melakukan makeover. Hal tersebut karena ada beberapa warna busana yang akan membuat kulit terlihat lebih pucat atau justru lebih gelap. Sedangkan pertimbangan terakhir adalah berdiskusi dengan para peserta tentang gaya berbusana yang ingin dicoba agar hasilnya lebih memuaskan.
Menurut Sazzy, salah satu kendala yang sulit dilakukan untuk mengubah gaya para korban fashion itu adalah berbicara kepada mereka. "Mendekatkan diri kepada mereka dan mencari tahu tentang selera berbusana mereka sebenarnya sulit untuk dilakukan. Namun setelah menjelaskan bahwa mereka lebih cocok dengan suatu gaya busana tertentu, mereka mau mendengarkannya," lanjutnya.
Ibu dua anak ini berharap, acara yang dibawakannya itu dapat mengulang kesuksesan sama seperti di Amerika. Tujuan dari acara ini adalah untuk membantu para peserta mencari jati dirinya dengan mencari gaya terbaik dari mereka dan menonjolkan kelebihan yang dimilikinya melalui gaya berbusana.
"Para korban fashion itu sangat terbuka dengan dirinya masing-masing dan sesungguhnya itu bukanlah hal yang mudah. Jadi saya berharap How Do I Look? Asia bisa populer dan dinikmati oleh banyak penonton," pungkasnya.
(itn/eny)
Hobbies & Activities
4 Novel Ini Menggugah Rasa dan Pikiran, Layak Dibaca Sekali Seumur Hidup
Elektronik & Gadget
KiiP Wireless EW56: Power Bank Magnetik yang Bikin Hidup Lebih Praktis
Home & Living
Tidak Perlu Repot Bawa Setrika Besar! Setrika Ini Harus Kamu Bawa saat Traveling
Health & Beauty
Bulu Mata Lentik Instan Tanpa Ribet! Cek 3 Produk Ini, Praktis untuk Pemula
Prada Jual Sandal Made-in-India Rp 15 Juta, Diawali Kontroversi
Season of Elegance, Kolaborasi Metro-MegaFirst Padukan Mode dan Aksi Sosial
Justin Bieber Rilis Sneakers Cetak 3D, Harga Dibanderol Rp 22 Jutaan
Brand Fashion AS 'Serbu' Indonesia: Ekonomi Melambat, Minat Belanja Tak Surut
Beyonce Hingga Nicole Kidman Ditunjuk Sebagai Co-Chair MET Gala 2026
7 Potret Pernikahan Tristan Juliano, Anak Kedua Addie MS dan Memes
Foto Alyssa Daguise Jalani Umrah, Bumil Tampil 'Kembar' Dengan Maia Estianty
Ramalan Zodiak 15 Desember: Cancer Kontrol Keuangan, Leo Raih Kesempatan
Sering Diabaikan, Ini Arti Yellow Flag & Tanda-tandanya dalam Hubungan Cinta











































