Viral Perusahaan Berikan 'Deadline' Nikah, Karyawan Single Bakal Dipecat

Dilansir SCMP, perusahaan menetapkan kebijakan aneh tersebut untuk mendukung nilai-nilai tradisional di China, termasuk dalam hal kesetiaan dan bakti kepada orang tua. Adapun tujuan lain yakni untuk mendukung usaha pemerintah dalam meningkatkan angka pernikahan.
"Tidak menanggapi seruan pemerintah untuk meningkatkan angka pernikahan adalah tindakan tidak setia. Tidak mendengarkan orang tua bukanlah tindakan berbakti. Membiarkan diri melajang bukanlah tindakan yang baik. Tidak memenuhi harapan rekan kerja adalah tindakan yang tidak adil," tulis pengumuman itu.
Pengumuman ini mengejutkan publik mengingat Shuntian Chemical Group sendiri juga bukan perusahaan kecil. Badan usaha yang sudah berdiri sejak 2001 tersebut merupakan salah satu dari 50 bisnis top di kota Linyi, tempat kantor pusatnya berlokasi.
Sejak dirilis, kebijakan tersebut mendapat berbagai respon dari pegawai dan netizen. Kebanyakan tentu menghujat karena aturan itu telah melanggar Hukum Ketenagakerjaan dan Hukum Kontrak Ketenagakerjaan di Tiongkok.
"Perusahaan gila ini seharusnya mengurusi urusannya sendiri dan menjauhi kehidupan pribadi karyawan,"
"Biarkan saja perusahaan menjalankan kebijakan itu. Mereka yang dipecat cukup mengajukan arbitrase dan mendapatkan kompensasi yang besar,"
"Apa nantinya perusahaan akan menghukum pegawai yang sudah menikah tapi tidak memiliki anak?"
Mendapat kritikan pedas, sehari setelahnya badan yang mengurusi sumber daya manusia dan jaminan sosial setempat langsung memeriksa perusahaan tersebut pada tanggal 13 Februari. Menurut Beijing News, dalam waktu kurang dari sehari, Shuntian Chemical Group menyatakan telah mencabut kebijakannya tentang tenggat waktu pernikahan. Dinyatakan pula bahwa tidak ada pegawai yang dipecat karena status perkawinan.
Di China sendiri, pernikahan memang turun ke titik terendah terbaru yaitu 6,1 juta pada tahun lalu. Angka tersebut turun 20,5 persen dari 7,68 juta tahun sebelumnya.
Meski begitu Tiongkok mencatat 9,54 juta kelahiran bayi pada 2024 yang berarti meningkat 520.000 dari tahun 2023. Hal tersebut merupakan kenaikan pertama sejak tahun 2017. Namun seorang demografer dari Institut Penelitian Populasi YuWa, He Yafu, mengatakan itu hanya terjadi karena banyak keluarga menginginkan anak lahir di Tahun Naga.
Pemerintah China belakangan telah mendorong kaum muda untuk menikah dan punya anak. Salah satunya adalah dengan memberi insentif. Dilaporkan bahwa sebuah kota di provinsi Shanxi, China Tengah, menawarkan hadiah sebesar 1.500 yuan (Rp 3,3 jutaan) kepada wanita di bawah usia 35 tahun dan pria yang akan menikah untuk pertama kalinya.
(ami/ami)

Kabar Internasional
Aturan Aneh Perusahaan di China: Pekerja Jomblo Bakal Dipecat!

Viral Perusahaan di China Ancam Pecat Karyawan yang Masih Jomblo, Ini Alasannya

BPJS Ketenagakerjaan Apresiasi Perusahaan Penyumbang Keanggotaan Terbanyak

Ijazah Ditahan Perusahaan, Lapor ke Mana? Ini Cara Pengaduannya

Aliansi Rakyat Bali Sampaikan 11 Tuntutan Ketenagakerjaan ke DPRD

Apa yang Dilakukan Karyawan Saat Ijazah Ditahan Perusahaan? Ini Kata Pakar
Pesan Manis Kate Middleton untuk Anisimova yang Kalah Telak di Final Wimbledon
Kisah Mantan Aktris Film Panas Korea, Dulu Kontroversial Kini Jadi Dosen
Viral Verificator
Vira Kisah Wanita Kalimantan Kerja Jadi Pemetik Buah, Gajinya Rp 300 Ribu/Jam
Ini Kekayaan 5 Personel Spice Girls Setelah 30 Tahun, Terkaya Miliki Rp 7,3 T
Petenis Wimbledon Buka Rok di Depan Penonton Demi Patuhi Aturan Berbusana

Foto: Gaya Artis India Bawa Tas Hermes dengan 4 Gantungan Labubu

Tren 'One Day or Day One' di TikTok yang Viral Diikuti Para Artis, Apa Itu?

7 Foto Nia Ramadhani Nonton Konser BLACKPINK di Amerika, Kompak Bareng Suami

Liputan Khusus Wedding Content Creator
Alasan Pengantin Pakai Wedding Content Creator, Dokumentasi Instan di Hari-H
