Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Terbiasa Chat Online, Gen Z Alami Kecemasan saat Terima Panggilan Telepon

Hestianingsih Hestianingsih - wolipop
Senin, 13 Jan 2025 09:03 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Ilustrasi menggunakan ponsel atau WhatsApp
Foto: Getty Images/miya227
Jakarta -

Bagi sebagian besar Gen Z, menerima atau melakukan panggilan telepon bukanlah hal yang mudah. Berbeda dengan generasi sebelumnya yang mengandalkan suara untuk berkomunikasi, anak muda yang tumbuh di era digital ini lebih akrab dengan pesan teks atau chat online.

Budaya komunikasi berbasis teks yang lebih santai telah mengubah cara mereka berinteraksi, hingga panggilan telepon kini dianggap menegangkan. Bahkan tak ayal membuat mereka cemas.

"Rasa cemas saat berbicara di telepon adalah hal yang sering kami temui," ujar Liz Baxter, penasihat karier di Nottingham College, Inggris, kepada BBC.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menambahkan, "Banyak anak muda tidak memiliki kepercayaan diri untuk berbicara lewat telepon."

Tanda-tanda emosional dari kecemasan ini meliputi kebiasaan menunda atau menghindari panggilan telepon karena merasa stres, gugup berlebihan sebelum, selama, dan setelah berbicara di telepon. Hal ini membuat mereka terus-menerus memikirkan hal-hal yang mungkin terjadi selama percakapan berlangsung.

ADVERTISEMENT

Gejala fisiknya pun tak kalah nyata, seperti mual, detak jantung yang meningkat, napas pendek, pusing, hingga otot yang tegang. Bagi generasi yang dikenal ingin selalu mengambil kendali, ketakutan aneh terhadap panggilan telepon ini terdengar cukup ironis.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa ketakutan terhadap panggilan telepon ini berkaitan dengan gangguan kecemasan sosial, yang biasanya muncul karena takut dihakimi atau merasa malu. Daripada menghadapi rasa tidak nyaman tersebut, banyak Gen Z lebih memilih dicap 'tidak sopan' karena membiarkan telepon terus berdering atau menjawab panggilan dengan pesan teks, daripada harus merasakan ketegangan yang muncul saat mendengar nada sambung ponsel.

Studi yang dilakukan Nottingham College tersebut juga menemukan anak muda di bawah usia 27 tahun cenderung lebih nyaman berkomunikasi lewat teks atau media sosial seperti Instagram, TikTok, dan Snapchat daripada berbicara langsung melalui ponsel. Terutama dalam situasi kerja atau hubungan asmara.

Saking besarnya ketidaksukaan ini, beberapa dari mereka bahkan merasa lebih mudah memutuskan hubungan asmara melalui pesan teks.

"Sebagian besar orang malah lebih memilih cara ini. Itu menyelamatkan kita dari obrolan yang canggung," ujar salah satu responden berusia 26 tahun.

(hst/hst)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads