Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Debat Viral Rambut Masih Basah Saat ke Kantor, Ini Kata Pakar

Kiki Oktaviani - wolipop
Selasa, 24 Des 2024 11:30 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Asian women are using a dry towel to dry their hair.after showering
Ilustrasi Foto: Getty Images/torwai
Jakarta -

Pernahkah kamu pergi ke kantor dengan rambut basah? Meski terkesan sepele, topik ini ternyata memicu perdebatan hangat di media sosial, khususnya setelah video TikTok viral @mel.mansk yang mengundang perhatian lebih dari 500 ribu penonton. Dalam video tersebut, Manski mempertanyakan norma sosial yang menghakimi kehadiran seseorang dengan rambut basah di lingkungan kerja.

"Baru-baru ini saya melihat survei yang menanyakan kepada orang-orang apakah menurut mereka tidak profesional untuk datang ke kantor dengan rambut basah. Saya hanya ingin mengatakan, jika Anda tidak tahan melihat seseorang di depan umum dengan rambut basah, Anda aneh dan harus mencari kehidupan yang lebih baik," kata Manski dalam klip tersebut.

Percakapan seputar subjek tersebut pun dimulai, menarik masukan dari para ahli dan masyarakat umum. Internet masih terbagi tentang apakah rambut basah terlihat tidak profesional atau tidak, dengan pendapat beragam dari yang sangat tidak setuju hingga yang sangat mendukung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hal ini mengirimkan pesan bahwa Anda kesiangan atau kehabisan waktu untuk datang tepat waktu ke acara," komentar seorang pengguna TikTokdi bawah video Manski.

"Entahlah, kurasa aku akan menggolongkan 'rambut basah' dalam kategori yang sama dengan 'mengenakan piyama' ke kantor," komentar lainnya.

ADVERTISEMENT

"Sampai saya dibayar sesuai waktu yang saya perlukan untuk bersiap-siap, saya tidak akan mengeringkan rambut saya," sindir netizen lain.

Ahli etiket Jo Hayes, pendiri etiquette expert, menyatakan bahwa rambut basah di tempat kerja mencerminkan kurangnya persiapan dan profesionalisme.

"Rambut basah terlihat tidak rapi dan menunjukkan kurangnya perhatian terhadap penampilan pribadi," ujar Hayes kepada Newsweek.

Menurut Hayes, konteks pekerjaan juga memengaruhi persepsi ini. Misalnya, seorang barista dengan rambut basah mungkin dianggap lebih dapat diterima dibandingkan pengacara yang tampil di pengadilan dalam kondisi serupa.

Namun, Dr. Heather Lamb, seorang ahli strategi kesejahteraan kerja, memberikan pandangan berbeda. Menurutnya, penerimaan terhadap rambut basah sangat bergantung pada budaya tempat kerja.

"Kita hidup di dunia kerja yang sangat berbeda hari ini. Fokus lebih pada kinerja dibanding aturan penampilan yang kaku," jelasnya.

Lamb juga menekankan bahwa banyak organisasi modern mengedepankan inklusivitas dan kesejahteraan karyawan, sehingga kebijakan yang menghakimi penampilan fisik dianggap usang.

(kik/kik)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads