Kisah Pria yang 3 Kali Masuk Penjara Tapi Kini Sukses Jadi Hakim Termuda
Hanif Johnson adalah hakim termuda di negara bagian Pennsylvania. Ia meraih posisi tersebut di usia 27 tahun. Kebanyakan orang mungkin menganggap bahwa Hanif memiliki kehidupan yang mulus. Tapi nyatanya Hanif pernah tiga kali masuk penjara tapi kini diberikan wewenang untuk mengadili para kriminal.
Hanif masih menjadi mahasiswa Penn State University pada 2021 ketika pertama kali masuk pengadilan. Pria yang kini berusia 34 tahun itu bahkan diborgol ketika itu menghadiri sidang atas tuduhan penyerangan sederhana, konspirasi, dan pelecehan. Tak disangkan 12 tahun kemudian ia malah duduk di sana sebagai seorang hakim termuda.
Pria tersebut mengakui bahwa masa remajanya dipenuhi masalah. Suatu hari ia merasa harus keluar dari lingkungan yang terpuruk dan mulai mengubah hidup. Dikatakan jika kenakalan Hanif saat remaja dipengaruhi kondisi keluarganya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ibuku dulu pecandu, ayahku dulu pecandu, nenekku dulu pecandu, bibiku dulu pecandu, pamanku dulu pecandu, kakekku dulu pecandu, semua keluarga intiku adalah pecandu. Kami berdelapan tidur di dua kamar, suatu waktu ibuku sangat baik dan sering menampung anak keluarga lain,"
"Suatu hari, aku memutuskan ini bukan hidup yang aku inginkan jadi aku mulai berlari trek. Trek benar-benar menyelamatkan hidupku," ungkapnya dalam wawancara dengan Huffpost.
Hanif pertama kali berurusan dengan polisi karena perpeloncoan ketika tergabung dalam organisasi Omega Psi Phi. Yang kedua kali adalah ketika dia menonton pembahasan sebuah perkara. Ketika itu, mantan kapten tim trek dan lapangan di Universitas Penn State tersebut ditahan lagi karena mengintimidasi saksi selama persidangan pembunuhan.
Pada tahun 2012, Hanif sebagai presiden Omega Psi Phi dan dua siswa lainnya diadili atas tuduhan perpeloncoan. Untungnya setelah dipenjara dua minggu, ia dinyatakan tidak bersalah.
Setelah lulus kuliah, Hanif bekerja sebagai spesialis keluarga di kampung halamannya untuk membantu anak-anak muda yang berisiko. Banyak berinteraksi dengan penegak hukum, ia pun terinspirasi untuk mengejar karir di bidang hukum. Hanif lalu memilih menjadi hakim distrik magisterial karena dipilih oleh penduduk dan tidak memerlukan gelar sarjana hukum.
Pada tahun 2017, ia mengalahkan kandidat dari Partai Republik Claude Phillips dengan 73 persen suara dan memenangkan pemilihan Distrik Magister Dauphin. "Karena aku tinggal di daerah itu, mereka mengenal aku, aku mengenal orang-orangnya, aku tahu apa yang terjadi,' kata ayah dua anak tersebut.
(ami/ami)
Elektronik & Gadget
Bikin Sejuk Dimanapun Kamu! Intip 3 Rekomendasi Kipas Mini Portable Di Bawah 200 Ribu
Hobbies & Activities
4 Novel Ini Menggugah Rasa dan Pikiran, Layak Dibaca Sekali Seumur Hidup
Elektronik & Gadget
Vivo iQOO 15: Flagship Baru Super Kencang dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5 & Layar 144Hz
Elektronik & Gadget
KiiP Wireless EW56: Power Bank Magnetik yang Bikin Hidup Lebih Praktis
Most Pop: Trik Pegawai Curangi Absensi Pakai Foto Wajah, Padahal Bolos Kerja
Kisah Idol KPop Jadi Supir Taksi, Tak Sangka Gajinya Bisa Sampai Puluhan Juta
Sosok Zhong Huijuan, Mantan Guru Kimia yang Jadi Wanita Terkaya Asia 2025
Terbongkar! Modus Pegawai Pakai Foto Wajah Padahal Bolos Kerja
Daftar Hard Skill yang Bakal Ramai Dicari Perusahaan di 2026
Gelar Miss Universe Finland 2025 Dicopot Usai Unggahan Rasis
Foto Mesra Atalia Praratya & Ridwan Kamil, 29 Tahun Bersama Kini Gugat Cerai
Putih Jadi Warna 2026, Pantone Dihujani Kritik dan Tuduhan Tonedeaf
Gaya Sederhana Prilly Latuconsina Hadiri Pernikahan Fans, Anting Rp 35 Ribu











































