Cara Mesty Ariotedjo Bagi Waktu untuk Anak dan Kerja: Pakai Google Calender
Minggu, 13 Mar 2022 15:30 WIB
Mesty Ariotedjo punya banyak kesibukan di sela-sela mengurus dua orang anak. Namun dokter yang sukses membangun dua startup tersebut memastikan ia selalu bisa menghabiskan waktu dengan mereka. Apalagi sebelumnya Mesty pernah diprotes anak karena kurangnya kebersamaan ketika sedang banyak pekerjaan. Mesty pun memiliki cara tersendiri untuk menyisihkan waktu berkualitas dengan anak.
Dokter anak Mesty Ariotedjo baru-baru ini mengungkap caranya menyeimbangkan waktu antara keluarga dan pekerjaan. Sejak menjadi ibu, wanita yang pernah masuk Forbes 30 Under 30 tersebut tentu memprioritaskan keluarga. Untuk itu, ia selalu mengedepankan waktu dengan anak-anak dan suami hingga membuat jadwal khusus di gadget-nya.
"Yang aku lakukan adalah aku blok jadwal di Google Calendar untuk waktu sarapan dan bermain bersama karena main sama anak minimal 1,5 jam sehari itu lebih berarti daripada berjam-jam tapi kita terus lihat handphone. Pukul 6 sore waktunya quality time sama suami, kegiatan lain bisa menyesuaikan," kata Mesty dalam acara acara Flip Virtual Talk IWD 2022 beberapa waktu lalu.
![]() |
Co-Founder dan CEO Tentang Anak tersebut setuju jika menyeimbangkan waktu untuk kedua peran memang tak selalu mudah. Karena itu, ia harus konsisten dengan pilihannya untuk memprioritaskan keluarga. Wanita yang juga pemain harpa tersebut pun tak jarang menolak pekerjaan agar kehidupan karier dan keluarganya bisa seimbangkan dan tidak kewalahan. Ia menyarankan agar para ibu lain mengatur waktu mereka sendiri dengan kenyamanan dan kebutuhan masing-masing.
"Kita harus merasa sehat dan tidak kewalahan, di situ lah komunikasi bisa lebih baik dengan keluarga," ujarnya.
Dalam acara yang merayakan Hari Perempuan Internasional tersebut, Mesty Ariotedjo juga membagi opininya mengenai kesetaraan gender dan hubungannya dengan pengasuhan anak. Mesty berpendapat bahwa untuk bisa tercipta budaya kerja yang lebih baik, semua itu berawal dari rumah.
"Anak-anak harus dipaparkan dengan keberagaman dan kesetaraan. Caranya di mulai dengan orang tuanya dulu, bagaimana pasangan suami istri bisa setara di rumah. Ajarkan untuk berempati, bagaimana kita bisa berinteraksi terlepas dari gender ras tapi perspektif yang bisa menghargai semua individu. Melatih empati dan keberagaman jadi ketika kerja bisa diterapkan," ungkap Mesty.
(ami/ami)