Millennial 2 Kali Lebih Stres Karena Pekerjaan, Ini Penyebabnya
Rahmi Anjani - wolipop
Selasa, 15 Mei 2018 19:30 WIB
Jakarta
-
Semua orang bekerja pasti pernah mengalami stres terkait kariernya. Tapi jika dibandingkan, stres yang dirasakan pekerja muda zaman sekarang lebih berat dari pada generasi sebelumnya. Millennial yang berusia 18 hingga 37 tahun itu bahkan dua kali lebih tertekan dari pada para baby boomer di tempat kerja. Apa penyebabnya?
Hal tersebut terungkap dalam survei terbesar yang pernah dilakukan di Inggris mengenai kesehatan mental di dunia kerja. Ditemukan jika seperempat atau tepatnya 28% dari pekerja millennial mengaku mengalami stres. Sedangkan tidak sampai setengah senior mereka yang lahir di periode baby boomers mengatakan demikian. Berdasarkan riset, hanya 12% orang yang berusia 53 hingga 71 tahun mengalami rasa tertekan berlebihan saat bekerja.
Riset yang dilakukan pada 5.631 orang ini pun mengungkap jika beban pekerjaan memang bisa sangat mempengaruhi kesehatan mental secara keseluruhan. "Sebuah pekerjaan bagus di mana kita merasa aman dan didukung bisa mendorong kesehatan mental kita. Tapi kondisi kerja yang jelek dan tidak aman dapat mengacaukan kesehatan mental," kata perwakilan Mental Health Foundation, Richard Grange.
Baca Juga: Millennial Stres 4 Jam Sehari Karena Karier Hingga Cinta, Ini Dampak Buruknya
"Millennial lebih mungkin berhadapan dengan kontrak yang membuat 'insecure', sedikitnya bayaran, dan beratnya beban pekerja pemula," tambah Richard mengenai penyebab
Beban yang dirasakan millennial memang berbeda dari pada generasi sebelumnya. Meski teknologi semakin canggih dan bisa memudahkan pekerjaan, saingan dan tanggung jawab yang dipikul anak-anak muda zaman sekarang lebih berat. Begitu juga dengan kualifikasi yang dibutuhkan untuk mendapat pekerjaan.
Baca Juga: 10 Profesi Impian Millenial dengan Gaji Bagus & Tingkat Stres Rendah
"Sebuah gelar, misalnya, dulu dianggap sebagai kunci kesuksesan. Tapi sekarang tidak lagi seperti itu. Semakin banyak kita mengerti bagaimana pengalaman kerja berubah, semakin kita tidak terkejut mengenai mengapa mreka mengalami stres tingkat tinggi," tutur Richard.
Dari survei, ditemukan sejumlah alasan lain mengapa para millennial sangat stres dalam pekerjaan. Salah satunya adalah karena tekanan untuk memiliki rumah yang harganya semakin melambung dari tahun ke tahun. Karena perubahan industri, banyak pula yang mengeluh mengenai ketidakpastian pekerjaan dan kesulitan naik jabatan.
Meski dialami banyak orang, sayangnya hanya 14%millennialdanbabyboomer yang berani membicarakankondisistresnya pada manajer. Karena itu, diperlukan upaya dari perusahaan dan pemerintah untuk sama-samameminimalir terganggunya kesehatan mental. Bagaimana dengan Anda,seberapastreskah Anda dengan pekerjaan? (ami/ami)
Hal tersebut terungkap dalam survei terbesar yang pernah dilakukan di Inggris mengenai kesehatan mental di dunia kerja. Ditemukan jika seperempat atau tepatnya 28% dari pekerja millennial mengaku mengalami stres. Sedangkan tidak sampai setengah senior mereka yang lahir di periode baby boomers mengatakan demikian. Berdasarkan riset, hanya 12% orang yang berusia 53 hingga 71 tahun mengalami rasa tertekan berlebihan saat bekerja.
Riset yang dilakukan pada 5.631 orang ini pun mengungkap jika beban pekerjaan memang bisa sangat mempengaruhi kesehatan mental secara keseluruhan. "Sebuah pekerjaan bagus di mana kita merasa aman dan didukung bisa mendorong kesehatan mental kita. Tapi kondisi kerja yang jelek dan tidak aman dapat mengacaukan kesehatan mental," kata perwakilan Mental Health Foundation, Richard Grange.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Millennial lebih mungkin berhadapan dengan kontrak yang membuat 'insecure', sedikitnya bayaran, dan beratnya beban pekerja pemula," tambah Richard mengenai penyebab
Beban yang dirasakan millennial memang berbeda dari pada generasi sebelumnya. Meski teknologi semakin canggih dan bisa memudahkan pekerjaan, saingan dan tanggung jawab yang dipikul anak-anak muda zaman sekarang lebih berat. Begitu juga dengan kualifikasi yang dibutuhkan untuk mendapat pekerjaan.
Baca Juga: 10 Profesi Impian Millenial dengan Gaji Bagus & Tingkat Stres Rendah
"Sebuah gelar, misalnya, dulu dianggap sebagai kunci kesuksesan. Tapi sekarang tidak lagi seperti itu. Semakin banyak kita mengerti bagaimana pengalaman kerja berubah, semakin kita tidak terkejut mengenai mengapa mreka mengalami stres tingkat tinggi," tutur Richard.
Dari survei, ditemukan sejumlah alasan lain mengapa para millennial sangat stres dalam pekerjaan. Salah satunya adalah karena tekanan untuk memiliki rumah yang harganya semakin melambung dari tahun ke tahun. Karena perubahan industri, banyak pula yang mengeluh mengenai ketidakpastian pekerjaan dan kesulitan naik jabatan.
Meski dialami banyak orang, sayangnya hanya 14%millennialdanbabyboomer yang berani membicarakankondisistresnya pada manajer. Karena itu, diperlukan upaya dari perusahaan dan pemerintah untuk sama-samameminimalir terganggunya kesehatan mental. Bagaimana dengan Anda,seberapastreskah Anda dengan pekerjaan? (ami/ami)
Elektronik & Gadget
Bikin Sejuk Dimanapun Kamu! Intip 3 Rekomendasi Kipas Mini Portable Di Bawah 200 Ribu
Hobbies & Activities
4 Novel Ini Menggugah Rasa dan Pikiran, Layak Dibaca Sekali Seumur Hidup
Elektronik & Gadget
Vivo iQOO 15: Flagship Baru Super Kencang dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5 & Layar 144Hz
Elektronik & Gadget
KiiP Wireless EW56: Power Bank Magnetik yang Bikin Hidup Lebih Praktis
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
7 Keuntungan Menjadi Perawat Home Care Dibanding Perawat Rumah Sakit
Mengenal Manfaat Lanyard Id Card dan Rekomendasi Tempat Memesannya
Motivasi Kerja Mulai Pudar? Bangkitkan Lagi dengan 5 Langkah Ini
Mooryati Soedibyo, Pionir Jamu dan Kosmetik Tradisional di Indonesia
Petinju Wanita Nangis Setelah Dipukul 278 Kali, Netizen Salut Semangatnya
Most Popular
1
9 Potret Thalia 'Rosalinda' Tak Menua Bak Vampir, Ini Rahasia Awet Mudanya
2
9 Aktor Drama China Pendek yang Wajah Gantengnya Sering Muncul di HP
3
8 Cara Menyadarkan Teman yang Cinta Buta, Tanpa Merusak Persahabatan
4
Gelar Miss Universe Finland 2025 Dicopot Usai Unggahan Rasis
5
Putih Jadi Warna 2026, Pantone Dihujani Kritik dan Tuduhan Tonedeaf
MOST COMMENTED











































